Mohon tunggu...
Nayla Hafidzah
Nayla Hafidzah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Amerta

22 Agustus 2023   23:15 Diperbarui: 22 Agustus 2023   23:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya kontra terhadap mosi Pemerataan Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi Serta Kemacetan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin kesebelas yang membahas tentang Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan.

Pemerataan transportasi umum berbasis rel di Indonesia dapat memberikan dampak negatif terhadap perekonomian masyarakat Indonesia. Jumlah mitra pengemudi ojek daring di wilayah Jabodetabek bisa mencapai 50 persen dari total jumlah mitra di seluruh Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa di kota besar dengan kepadatan penduduk jasa antar jemput menggunakan kendaraan ber-bbm masih sangat dibutuhkan. Dengan kasat mata, kita dapat melihat bahsawanya wilayah Jabotabek kerap sekali macet, terlebih ketika hari produktif. Faktanya, sudah ada kereta yang dioperasionalkan namun warga masih memilih untuk menggunakan transportasi ber-bbm. Dan juga kota sejuta pariwisata akan lebih banyak kendaraan ber-bbm yang digunakan. Hal itu diterapkan karena lebih fleksibel dan mudah sampai ke arah tujuan.

Tidak dapat dipungkiri polusi udara di Indonesia sangat ramai diperbincangkan. Akan tetapi, banyak faktor yang menyebabkan polusi udara di Indonesia berkembang, salah satunya yakni dampak dari perindustrian. Jika dikaitkan dengan negara lainnya, apabila kita memberhentikannya tentu akan kalah dan tertinggal, maka dari itu perlu adanya inovasi di negara ini yg lebih baik untuk berkelanjutan.

Jadi saya sangat tidak menyutuji akan adanya pemerataan transportasi umum berbasis rel di indonesia untuk mengurangi polusi serta kemacetan yang ada, karena hanya menambah pengeluaran kas negara yang nantinya tidak memanfaatnya dengan sebaik-baiknya, terlebih tidak mungkin warga diberhentikan untuk menggunakan kendaraan ber-bbm.

Terlebih untuk membangun rel kereta api akan dibutuhkan tanah atau tempat untuk pembangunan, yang mana berdasarkan informasi yang saya dapatkan di sekitar saya, tepatnya berada di Lamongan banyak sekali tanah yang dipergunakan untuk jalan pembangun rel kereta api. Dapat dijelaskan bahwa tidak hanya perekonomian pekerja jasa ojek online saja akan tetapi pekerja yang berada di lahan yang ditebang.

Kereta api juga sangat tidak dapat dipastikan akan bergerak atau beropasional secara baik di negara Indonesia ini, karena dapat kita lihat di negara China bahwa sangat rentan terjadi desak-desakan di dalamnya, terlebih negara Indonesia ini 90% lebih adalah umat beragam Islam yang mana sangat tidak diperbolehkan menurut agama. Hal tersebut dapat saja terjadi pertengkaran antar petinggi dan rakyat, yang menyebabkan Indonesia akan mudah hancur.

Tak hanya itu sumber daya manusia yang berada di Indonesia juga kurang memadai, akhirnya sangat tidak memungkinkan bahwasanya rel kereta api akan dikembangkan. akan banyak sekali permasalahan yang bermunculan di berbagai aspek kehidupan. untuk merubahnya pun akan dibutuhkan waktu yang cukup lama, oleh karena itu sebaiknya pemerintah memikirkan ulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun