Mohon tunggu...
Nayla Azalia
Nayla Azalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tenaga Kesehatan Masyarakat: Agen Perubahan untuk Kesehatan yang Berkelanjutan

1 Januari 2025   16:53 Diperbarui: 1 Januari 2025   16:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

          Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat signifikan dalam kehidupan komunitas dan telah menjadi bagian yang dikenal luas oleh masyarakat. Mereka berkontribusi secara aktif dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program kesehatan. Dengan keahlian yang berfokus pada pendekatan promotif dan preventif, tenaga kesehatan masyarakat menjadi elemen utama dalam meningkatkan kesehatan populasi secara menyeluruh (AIPTKMI, 2012). Menurut Profesor Winslow (dalam Leavel & Clark, 1958), kesehatan masyarakat merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan kesehatan fisik serta mental melalui upaya terorganisir oleh masyarakat. Upaya ini mencakup peningkatan sanitasi lingkungan, pengendalian infeksi, edukasi kebersihan pribadi, pengorganisasian layanan medis untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit, serta pengembangan aspek sosial yang mendukung standar hidup layak.  Dengan demikian, kesehatan masyarakat dapat dipahami sebagai pendekatan komprehensif yang memadukan sanitasi, ilmu kesehatan, dan praktik medis untuk mengurangi risiko penyakit di tengah masyarakat. Selain itu, kesehatan masyarakat juga mencerminkan kombinasi antara teori ilmiah dan praktik nyata yang bertujuan mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup, dan meningkatkan kesejahteraan komunitas (Eliana & Sri, 2016). 

          Pilar utama dalam ilmu kesehatan masyarakat mencakup berbagai bidang seperti sanitasi lingkungan, epidemiologi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), biostatistika, promosi kesehatan, ilmu perilaku, administrasi kebijakan kesehatan (AKK), dan gizi masyarakat. Pilar-pilar ini menjadi dasar yang kokoh untuk berbagai peluang karier yang dapat dijalani oleh lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Setiap lulusan memiliki tanggung jawab besar dalam memainkan peran penting di masyarakat. Sebagai tenaga kesehatan masyarakat, lulusan SKM adalah aset sumber daya manusia yang sangat bernilai, terutama dalam memajukan kesadaran masyarakat tentang pentingnya layanan kesehatan promotif dan preventif (Supratman Sukowati, 2003). Para lulusan diharapkan memiliki kompetensi utama, seperti menganalisis kondisi kesehatan masyarakat, mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan serta program kesehatan, berkomunikasi secara efektif, memahami nilai-nilai budaya lokal, memberdayakan masyarakat, memiliki keterampilan manajerial dan keuangan, serta mampu berpikir sistemik (AIPTKMI, 2012). 

          Salah satu peran yang paling menonjol dari tenaga kesehatan masyarakat adalah dalam bidang promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Sebagai contoh, petugas puskesmas sering kali memimpin upaya kampanye untuk mendorong masyarakat berhenti merokok. Dalam menjalankan tugas ini, mereka memberikan penyuluhan kepada masyarakat, menawarkan rekomendasi pengobatan, menyebarluaskan informasi tentang bahaya merokok, menjadi contoh nyata dengan tidak merokok, serta menciptakan kawasan bebas asap rokok (Daroji, Yayi, dan Ira, 2011). Dari upaya ini, terlihat jelas bahwa tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam memberikan pemahaman kepada komunitas, terutama kepada para perokok aktif, tentang dampak buruk merokok terhadap kesehatan. Melalui program promosi kesehatan yang dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat, yang tidak hanya berdampak positif pada individu, tetapi juga pada lingkungan sekitar mereka. Dengan demikian, tenaga kesehatan masyarakat mampu berkontribusi menciptakan komunitas yang lebih sehat dan mendukung kualitas hidup yang lebih baik. 

          Namun, pelaksanaan tugas ini sering kali tidak berjalan mulus. Tenaga kesehatan masyarakat harus menghadapi masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial, budaya, dan karakter yang berbeda-beda. Perbedaan ini menuntut mereka untuk bersikap sabar, konsisten, dan fleksibel dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan. Tidak jarang, ada masyarakat yang menolak atau bahkan meremehkan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan masyarakat. Sikap seperti ini dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan, baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi komunitas secara keseluruhan. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan, termasuk cara pencegahan penyakit, dapat menjadi ancaman serius bagi kualitas hidup di masa mendatang jika tidak segera diatasi dengan upaya peningkatan kesadaran. 

          Salah satu langkah strategis untuk menghadapi tantangan tersebut adalah memberikan edukasi secara berkelanjutan dan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Dengan penjelasan yang diberikan secara konsisten, masyarakat diharapkan dapat memahami pentingnya kesehatan, mengenali penyakit lebih dini, dan mengetahui langkah awal untuk mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, melalui pendekatan interpersonal, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat secara perlahan memahami manfaat menjaga kesehatan, baik bagi diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitar. Tenaga kesehatan masyarakat, bersama dengan kader dan komunitas, juga diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti “empat terlalu” dan “tiga terlambat” melalui upaya promotif dan preventif (Siti, 2015). 

          Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun kesehatan komunitas. Kompetensi utama mereka, yang berfokus pada pendekatan promotif dan preventif, menegaskan pentingnya pemberdayaan masyarakat, optimalisasi kegiatan posyandu, pengambilan keputusan yang cepat, serta akses pelayanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau. Kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat juga menjadi salah satu aspek yang harus terus dikembangkan oleh tenaga kesehatan masyarakat (Siti, 2015). Oleh karena itu, keberadaan mereka harus terus didukung dan diapresiasi. Penghargaan terhadap dedikasi tenaga kesehatan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberlanjutan kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dengan komitmen ini, kualitas kesehatan masyarakat dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan, menciptakan komunitas yang lebih sehat di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Daroji, M., dkk. (2011) 'Peran Petugas Puskesmas dalam Promosi Kesehatan Berhenti Merokok pada Pasien dan Masyarakat', Berita Kedokteran Masyarakat, 27(2), Juni, hlm. 1-6.

Eliana, dkk. (2016) Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Chasanah, S.U. (2015) 'Peran Petugas Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu Pasca MDGs', Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, No. 2, hlm. 73-79. https://doi.org/10.24893/jkma.v9i2.190.

Nurhayati, M. (2016) 'Peran Tenaga Medis dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Pembantu Linggang Amer Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat', eJournal Ilmu Administrasi Negara. https://ejournal.ap.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/02/Isi%20Jurnal%20(02-17-16-12-35-21).pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun