Mohon tunggu...
Nayla Aulia Putri
Nayla Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi iImu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Halo! Saya Nayla Aulia Putri, seorang pemerhati media sosial yang tertarik pada budaya dan interaksi antara teknologi dan masyarakat. Di blog ini, saya berbagi pemikiran tentang kebebasan berekspresi, norma sosial, dan dampak media sosial. Mari berdiskusi dan menjelajahi isu-isu terkini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyelusuri Fenomena Viral di Media Sosial: Lingerie di Kampus termasuk Ekspresi Diri atau Pelanggaran Norma?

30 Oktober 2024   23:01 Diperbarui: 30 Oktober 2024   23:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era di mana media sosial memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, tindakan individu setiap orang dapat dengan cepat menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, fenomena viral terjadi pada aplikasi jejaring sosial 'X' ketika seorang mahasiswi mengunggah foto dirinya mengenakan lingerie di kampus dengan caption "You only live once guys (kamu hidup hanya sekali guys), pakai lingerie mu ke kampus". Tindakan ini memiliki kesan seolah mengajak warganet untuk melakukannya juga sehingga langsung menarik perhatian dan menimbulkan beragam reaksi dari netizen, menciptakan perdebatan mengenai kebebasan berekspresi dan norma sosial.

Ekspresi Diri di Era Digital

Di era digital saat ini, di mana setiap momen kehidupan kita dapat dibagikan secara instan, kebebasan berekspresi menjadi hal yang semakin penting. Mahasiswi tersebut mungkin ingin menyampaikan pesan tentang kepercayaan diri dan hak atas berpakaian. Dalam dunia di mana penilaian terhadap penampilan sering kali menjadi sorotan, keberanian untuk tampil berbeda bisa dilihat sebagai langkah positif.

Namun, kita juga harus mempertimbangkan konteks di mana ekspresi tersebut dilakukan. Kampus adalah institusi pendidikan yang seharusnya mencerminkan norma dan nilai-nilai tertentu. Mengunggah foto dengan lingerie bisa dianggap sebagai tindakan provokatif, menantang batasan yang selama ini ada. Fenomena ini terdapat sebab-akibat yang tidak lepas dari konteks lingkungan, sosial, dan penggunaan media sosial saat ini.

Lingkungan kampus adalah ruang di mana norma dan tata krama menjadi hal yang penting sehingga kampus merupakan tempat yang dapat mendukung proses belajar dan sebagian orang merasa bahwa pakaian yang sopan adalah bagian dari keseriusan dalam menjalani kegiatan di dalam kampus. Ketika mahasiswi mengenakan lingerie, hal ini mengundang reaksi keras karena dianggap melanggar nilai-nilai yang ada.

Dalam masyarakat, terdapat norma-norma yang mengatur perilaku dan cara berpakaian. Pakaian sering kali dihubungkan dengan identitas dan status sosial. Lingerie sebagai pakaian dalam, biasanya dianggap terlalu intim untuk diperlihatkan di ruang publik. Dalam konteks ini, tindakan mengenakan lingerie di kampus dapat dipandang juga sebagai tantangan terhadap norma sosial yang ada. Ini menciptakan perdebatan tentang seberapa jauh kebebasan berekspresi boleh dilakukan tanpa melanggar batasan yang telah ditetapkan oleh masyarakat.

Kemudian, Media Sosial juga memerankan peran penting dalam menyebarluaskan informasi yang dapat membentuk opini dari publik. Ketika fenomena ini viral, banyak orang menggunakan platform seperti X dan Instagram untuk mengungkapkan pendapat mereka. Media sosial juga menjadi tempat penyebaran informasi dengan cepat dan seringkali tanpa konteks, membuat banyak orang memberikan komentar yang tajam dan emosional. Media sosial bersifat anonim sehingga sering kali mendorong publik berkomentar dengan berani yang bersifat lebih ekstrem dan menimbulkan banyak perdebatan yang kurang konstruktif.

Etika Berpakaian

Etika berpakaian menjadi salah satu aspek yang penting, apalagi dalam konteks kampus. Berpakaian dengan sopan dan sesuai dengan norma yang berlaku dapat menunjukan raasa hormat terhadap lingkungan dan sesama. Meskipun kita memiliki kebebasan untuk memilih pakaian, penting bagi kita untuk mempertimbangkan situasi dan konteks di mana kita berada.

Dengan cara berpakaian, selain kita bisa berekspresi diri dan menunjukan jati diri kita tetapi juga bisa memengaruhi cara orang lain memiliki persepsi terhadap kita. Dalam lingkungan akademis, sikap dan penampilan dapat berkontribusi pada reputasi seseorang. Ketika memilih pakaian, kita harus bijaksana dan mempertimbangkan dampak dari pilihan tersebut terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dampak Buruk Melanggar Norma Masyarakat

Melanggar norma berpakaian dapat memberikan dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, tindakan mengenakan pakaian yang dianggap tidak pantas bisa berujung pada stigma sosial. Seseorang mungkin dihakimi atau dikucilkan oleh teman-teman dan sekitarnya. Stigma semacam ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan rasa percaya diri seseorang.

Bagi masyarakat, tindakan semacam ini dapat merusak nilai-nilai dan norma yang telah lama dianut. Ketika norma-norma ini dilanggar secara terbuka, hal ini dapat menciptakan ketegangan dan konflik pada sekitar. Masyarakat mungkin merasa perlu untuk mengambil sikap yang lebih ketat terhadap ekspresi diri untuk menjaga kesopanan dan tata krama.

Himbauan untuk Menggunakan Media Sosial dengan Bijak

Ketika menghadapi fenomena seperti ini, penting bagi kita untuk menggunakan media sosial secara bijak. Baik sebagai seseorang yang mengunggah ataupun berkomentar, kita harus bijak dan tau apa yang baik untuk dilakukan. Sebelum mengunggah konten, ada beberapa poin yang perlu di pertimbangkan seperti,

  • Pikirkan tentang konteks dan tempat agar sesuai dengan platform dan audiens yang dituju
  • Pahami dampak dari unggahan, baik secara positif maupun negatif
  • Bersikap terbuka untuk diskusi, ketika berdiskusi secara konstruktif maka akan dapat memahami sudut pandang dari warganet di media sosial
  • Hargai norma sosial, dan
  • Berikan pesan positif dan bijak.

Media sosial berisi dengan komentar dari warganet yang tentunya tidak dapat di kontrol. Namun kita dapat mengontrol diri sebagai pengunggah ataupun komentator. Maka dari itu mulailah dari diri sendiri karena terdapat konsekuensi dari apa yang kita unggah apalagi ketika tidak sesuai dengan norma yang ada.

Dalam menghadapi fenomena lingerie di kampus yang viral ini, kita melihat bagaimana ekspresi diri dan norma sosial bisa saling bertentangan. Meskipun setiap orang memiliki hak untuk mengekspresikan diri melalui pakaian, penting untuk selalu mempertimbangkan konteks dan dampaknya bagi orang lain. Media sosial adalah platform yang bebas, sehingga dapat menjadi arena yang penuh dengan penilaian dan kritik.

Mari kita semua berkomitmen untuk lebih bijak dalam berpakaian saat membuat konten di media sosial. Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga citra diri tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih positif dan saling menghormati. Ekspresi diri memang penting, tetapi melakukannya dengan tanggung jawab adalah kunci untuk membangun hubungan yang baik di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun