Mengutip hadis Rasulullah SAW:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ ، كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا.
“Dikatakan kepada penghafal Alquran: “Bacalah, naiklah dan baca secara tartil. Seperti engkau membaca tartil di dunia. Karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi dari Amr bin Ash)
Keempat, Memberikan syafaat kepada anggota keluarganya yang seharusnya masuk neraka
Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
عَن عَلِيٍ رَضَي اللٌهُ عَنهُ وَ كَرٌمَ اللٌهُ وَجهَة قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌيُ اللٌهُ عَلَيهَ وَسَلَمَ مَن قَرأ القُرانَ فَاستَظهَرَه فَحَلٌ حَلآلَه وَحَرٌمَ حَرَامَهُ اَدخَلَهُ اللٌهُ الجَنٌةَ وَشَفٌعَه فيِ عَشَرةَ مِن اَهلِ بَيِته كُلٌهٌم قَد وَجبت لَهُ النٌارُ.(رواه أحمد والترمذي وقال هذا حديث غريب وحفص بن سليمان الراوي ليس هو بالتقوى يضعف في الحديث ورواه أبن ماجه والدارمي).
Dari Ali karramallaahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Ta’ala akan memasukannya ke dalam Surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (HR Imam Ahmad dan Tirmidzi)
Kelima, Berada dalam lindungan Allah di hari kiamat, dan masih banyak lagi keutamaan lainnya
Disebutkan dalam Syarh Al-Ihya daftar orang yang akan berada di bawah lindungan Allah SAW pada hari kiamat, ketika seluruh manusia dalam keadaan panik yaitu dalam hadis riwayat Dailami, dari Ali ra bahwa pembawa Alquran, yaitu para hafiz Alquran, akan berada di bawah lindungan Allah bersama para Nabi dan shalihin.
Mulla Ali Qari rah.a yang mengutip di dalam Syarhus-Sunnah dari riwayat Abu Umamah ra yang memperkuat hadis di atas, yaitu, “Selalulah menghafal Alquran, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang menyimpan Alquran.”
Untuk memudahkan dalam menghafal Al-Qur’an, hal pertama yang harus diubah adalah mindset. Menghafal Al-Qur’an tidak melulu hanya bisa dilakukan jika menjadi anak pesantren. Siswa reguler pun bisa melakukannya. Kuncinya adalah proritas. Kita harus menentukan mana yang menjadi prioritas kita. Apakah Al-Quran atau belajar?. Bukan berarti dengan memprioritaskan Al-Qur’an, kita tidak bisa belajar. Tetaplah belajar, namun semampu diri dan kembali kepada prioritas awal.