Pada suatu hari di hutan yang cerah, seekor anak singa bernama Linon sedang bermain di padang rumput yang luas. Dia berlari-larian dengan riang gembira, mengejar kupu-kupu dan melompat-lompat di sana-sini.
Tak lama kemudian, seekor kelinci kecil yang lucu bernama Linci bergabung dengan Linon. Mereka berdua menjadi sahabat baik dan sering bermain bersama.
Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba Linon tersandung sebuah lubang dan kakinya terluka sedikit. Dia meraung kesakitan dan sangat marah.
"Siapa yang membuat lubang ini? Aku akan menerkamnya!" gerung Linon dengan amarah yang memuncak.
Linci yang melihat sahabatnya marah-marah berusaha menenangkannya dengan sabar. "Tenanglah, Linon. Itu hanya kecelakaan kecil. Tidak ada yang sengaja membuat lubang itu," kata Linci dengan lembut.
Linon tidak mendengarkan Linci dan terus mencari-cari siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun, tidak ada satu pun hewan yang mengaku.
Akhirnya, Linci menghampiri Linon dan berkata dengan ramah, "Linon, marah-marah tidak akan menyelesaikan masalah. Justru akan membuat dirimu semakin tidak bahagia. Lebih baik kita bersikap sabar dan ramah kepada sesama makhluk hidup. Dengan begitu, kita akan lebih dihargai dan disayangi."
Mendengar nasihat Linci, Linon pun menyadari kesalahannya. Dia merasa malu atas sikapnya yang tidak sabaran dan mudah tersulut emosi. Sejak saat itu, Linon berusaha untuk lebih bersabar dan ramah kepada sesama hewan, seperti yang diajarkan sahabatnya, Linci.
Pelajaran yang Linon dapatkan hari itu akan selalu diingatnya sepanjang hidupnya. Bersikap sabar dan ramah adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan damai, bahkan bagi seekor singa sekalipun.
Tamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H