Belum selesai sampai disini. Situasi semakin 'sulit' ketika harus berbagi peran menjadi menantu dalam waktu yang sama. Faktor psikologis juga biasanya jadi pemicu ketegangan-ketegangan yang anggaplah jadi 'selingan' . Hidup datar-datar terus kan juga ndak seru gaes..
Orangtua merasa anaknya masih anaknya. Kalau untuk anak lelaki sih ndak masalah ya.. karena dalam hukum islam. Anak lelaki ketika telah menikah masih wajib memenuhi hak-hak kedua orangtuanya, terutama ibu. Nah.. kalau perempuan? Mereka ketika telah menikah, ya sudah lepas. Tidak ada kewajiban untuk patuh terhadap perintah kedua orangtua, melainkan semua sudah beralih mengutamakan perintah suami. Biasanya ini, yang membuat para istri 'cemburu' dan para orangtua istri 'bercedih' :'(
- Imam Bazzar meriwayatkan sebuah hadist bersumber dari Aisyah ra., bahwa ia telah berkata : Saya pernah mengajukan pertanyaan kepada Rasulullah saw. : Siapakah manusia yang lebih besar haknya bagi isterinya? Beliau bersabda : "Suaminya". Aku bertanya lagi : "Dan siapakah manusia yang lebih penting haknya bagi seorang lelaki?" Beliau bersabda : "Ibunya".
Â
Belum selesai dis, gadis.. nanti ketika kalian menjadi seorang ibu. Babak pergulatan batin, baru dimulai. Dimana semuanya terasa seperti 'tumpah' ke kamu. Hari-hari yang tegang akan kalian rasakan. Tapi jangan risau dan takut menghadapi apa yang sudah seharusnya terjadi. Semua akan berlalu, seiring sikap 'nrimo' kalian yang semakin luas. Percayalah Allah tidak akan memberi ujian melebihi batas kemampuan hambaNya. dan.. Setelah kesulitan akan ada kemudahan. inna ma'al usri yusro..
Selamat merenung para gadis.. Nikmati dulu masa lajangmu, pernikahan tidak semenakutkan itu. Di gampang-gampangin aja dis. Simply, kalau kalian gak mau repot ngurus rumah. Artinya kalian harus kerja biar punya uang buat mbayar ART atau setidaknya tidak sampai dilabeli perempuan malas oleh tetangga karena wong ndak ngapa-ngapain kok pakai ART.
Kalau merasa sudah cukup menjalani peran sebagai istri dan ibu. Maka, solusinya jangan 'ngumpul' mertua biar ndak ketambahan peran juga sebagai menantu. Ya kalian harus punya rumah sendiri, serta yakinkan diri kalau bisa hidup mandiri.Â
Pokoknya buat semudah mungkin. Jalani peranmu sebaik yang kamu bisa. Maksimalkan pelayananmu untuk keluarga. Agar kamu 'kelihatan sempurna' mengarungi hidup berumah tangga. (Loh ,, wait.. karungnya segede apa?) *kabur*
Salam hangat
Nayla Alfaruq
Lumajang, 13 Agustus 2015