***
Pulang sekolah, Lila memeriksa kamar tidur tamu di lantai atas. Kosong. Sepertinya Kak Ai belum pulang.
"Yah, gimana dong. Padahal aku mau menagih janji mantra Kak Ai." Gumamnya. Dia teringat, dua hari lagi dia akan melaksanakan ulangan IPA.
Akhirnya, Lila duduk saja di meja belajarnya. Dia berusaha untuk berkonsentrasi, tapi rasanya masih banyak hal yang belum bisa dihafalnya dengan baik.
"Sim salabim! Abrakadabra!"
Lila gelagapan. Dicarinya sumber suara tadi. Loh, kenapa Kak Ai sudah berpakaian seperti Aladin gitu?
"Nah, minum!" Kak Ai menyodorkan segelas air. Warnanya kelabu, keruh, seperti air selokan. Tapi yang ini lebih kental.
"Apa ini Kak?" Lila mengernyit muka menerima gelas itu. Didekatinya ke hidung, huek... baunya nggak enak. Dia pun spontan menjauhkannya dari hidung.
"Ayo," desak Kak Ai.
"Huk, huk..." belum juga air terminum, Lila terbatuk. Gelagapan mencari udara segar.
Lila masih terus terbatuk. Kak Ai membantu menenangkannya. Tapi... ah sepertinya aku tadi bermimpi, bisik Lila dalam hati.