Mohon tunggu...
Nayesha Kirania
Nayesha Kirania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

you're on your own kid

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dokter atau Apoteker ? Mengurai Kesalahpahaman dalam Peran Medis

30 November 2024   15:27 Diperbarui: 30 November 2024   15:27 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam dunia medis, sering terjadi kesalahpahaman antara peran dokter dan apoteker karena kurangnya pemahaman dan komunikasi yang baik. Selain itu, kesalahpahaman ini dapat timbul karena kurangnya edukasi tentang fungsi masing-masing profesi dalam system Kesehatan. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman umum terkait dengan peran dokter dan apoteker :

1. Dokter merupakan tenaga medis yang memberikan obat

  • Kesalahpahaman : Pasien sering kali mengira bahwa dokter yang bertanggung jawab dalam menyediakan obat secara langsung
  • Faktanya : Dokter hanya bertugas untuk mendiagnosis penyakit dan meresepkan obat saja, sedangkang apoteker bertugas menyediakan dan memastikan obat diberikan sesuai resep

2. Apoteker hanya menjadi “penjuak obat” dan “penjaga apotek”

  • Kesalahpahaman : Apoteker dianggap sebagai tenaga non-medis yang hanya menjual obat dan menjaga apotek tanpa ada peran tambahan
  • Faktanya : Seorang apoteker memiliki keahlian dalam farmakologi, memastikan keamanan, dosis, dan interaksi obat yang diberikan kepada pasien

3. Dokter memiliki pemahaman yang lebih luas tentang penggunaan obat

  • Kesalahpahaman : Akibat kesalahpahaman ini, dokter dianggap mengetahui segala hal tentang obat, termasuk interaksi obat secara kompleks
  • Faktanya : Dokter memang memiliki pengetahuan dasar farmakologi, tetapi apoteker memiliki kehlian khusus yang berhubungan dengan obat, interaksi, dan farmakokinetik

4. Bukan tugas apoteker untuk memberi saran Kesehatan

  • Kesalahpahaman : Apoteker tidak memiliki hak unutk memberikan informasi Kesehatan atau edukasi tentang penggunaan obat
  • Faktanya : Apoteker bertanggung jawab untuk memberi edukasi tentang obat, termasuk cara penggunaan, efek samping, dan waktu konsumsi obat

5. Resep obat hanya boleh diubah oleh dokter

  • Kesalahpahaman : Setelah melakukan tindakan pengobatan oleh dokter, apoteker diaggap tidak berhak mengubah resep dokter meskipun ada kesalahan atau potensi bahaya
  • Faktanya : Apoteker dapat memberikan masukan dengan berkolaborasi dengan dokter apabila ditemukan kesalahan atau resiko dalam resep yang diberikan

6. Pasien hanya perlu mendengarkan saran dokter

  • Kesalahpahaman : Tidak sedikit pasien lebih percaya pada dokter dan mengabaikan saran apoteker tekait penggunaan obat
  • Faktanya : Antara dokter dan apoteker seharusnya saling melengkapi dan pasien sebaiknya menikuti arahan dari keduanya untuk pengobatan yang aman dan efektif

Solusi Dimulai dengan Pemahaman Bersama

Langkah awal yang dapat diambil untu masalah ini adalah dengan adanya edukasi di kalangan tenaga medis dan Masyarakat. Dokter perlu memahami pentingnya keterlibatan apoteker dalam memberikan edukasi tentang obat, sementara apoteker harus lebi proaktif dalam menjelaskan perannya kepada pasiendan tenaga medis lainnya. Dengan car aini, kesalahpahaman dapat diatasi dan pasien mendapatkan manfaat dari pelayanan Kesehatan yang lebih terintegrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun