Sedikit tentang Sekolah Bermain Balon Hijau. Saya disini bukanlah sebagai inisiator, tapi ide teman-teman dan semangat yang dibawa saat membangun sekolah ini bagus sekali, dan semoga mampu menginspirasi.
Teman-teman saya yang bernama Dwi Yoshafetri Yuna, Megariza Latief, dan Linda Studiyanti, merupakan mahasiswa tingkat akhir waktu itu. Saya kebetulan diajak langsung oleh Linda untuk bergabung menjadi guru, mungkin karena tahu latar belakang saya yang menyukai anak-anak, apalagi anak-anak kecil. Jadi saya cukup mengalami jatuh-bangunnya sekolah ini dari awal.
Pertama kali yang mereka lakukan adalah pendekatan dengan ibu-ibu di sebuah posyandu, kemudian mereka menawarkan untuk memberikan pendidikan anak usia dini secara gratis kepada ibu-ibu. Dan setelah melakukan pendekatan, alhamdulillah berdirilah sekolah ini.
Idenya sih sederhana, biar memfasilitasi anak-anak agar bertumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang aktif, cerdas, dan shaleh/shaleha. Tapi selain berfokus pada orangtua, kami juga ingin meningkatkan kualitas ibu-ibunya agar juga menjadi ibu yang cerdas dan melek masalah pendidikan anak, khususnya anak usia dini. Karena itu, setiap satu bulan sekali kami mengadakan pengajian yang isinya selain mengaji bersama juga berdiskusi terkait masalah anak dengan mendatangkan para pembicara profesional di bidangnya.
Kurikulum kami buat sendiri dengan mengacu kurikulum yang dibuat oleh pemerintah dengan modifikasi di sana sini tentunya, sesuai dengan visi-misi yang sekolah kami bawa. Walau sekolah kami masih tergolong informal, tapi sistem yang kami bangun disini, bagi saya sudah cukup baik.
Kami memiliki data tumbuh-kembang anak setiap harinya, sehingga saat pembagian rapor kami bisa tahu anak-anak mana saja yang tingkat kecerdasannya meningkat. Parameter yang kami gunakan di ambil dari paramater keberhasilan yang dibuat oleh pemerintah.
Kami juga mengajak ibu-ibu anak didik kami untuk berpartisipasi atas keberjalanan sekolah ini, mereka boleh memberikan masukkan atas keberjalanan sekolah dan membantu kegiatan-kegiatan sekolah, sehingga cita-cita 'community development' mampu terwujud dengan baik. Dan harapan terbesar adalah masyarakat mampu bergerak sendiri dengan dibantu sedikit pancingan, yaitu sekolah ini mampu berdiri sendiri walau suatu saat nanti kami sudah tidak berada di sana lagi.
Ini sedikit dari cerita saya tentang sekolah-sekolah gratis yang saya dan teman-teman baik saya bangun. Inti tujuan kami sebenarnya adalah fokus dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan anak-anak Indonesia, dengan tidak hanya mengeluarkan kritik terhadap keberjalanan sistem pendidikan yang dibuat oleh pemerintah, tetapi kami juga memiliki bukti konkrit atas kritikan kami.
Sekian sedikit tulisan dari saya, semoga bisa diambil manfaatnya.
'The Foundation of every state is the education of its youth' - Diogenes Liberties
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H