Mohon tunggu...
Nayara Ajrina
Nayara Ajrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan UI

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Keperawatan UI 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Harapan Hidup Pasien dengan Profesionalisme Perawat melalui Asuhan Keperawatan Holistik

28 Desember 2024   23:05 Diperbarui: 28 Desember 2024   23:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perawat berperan penting dalam sistem kesehatan di Indonesia. Tercatat dalam Badan Pusat Statistik, jumlah perawat di Indonesia pada tahun 2023 adalah sebanyak 582.023. Dengan hal ini, perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak di Indonesia. Secara tidak langsung, artinya perawat memberikan kontribusi terbesar dalam memberikan pelayanan kesehatan di berbagai fasilitas seperti rumah sakit, puskesmas, komunitas bahkan homecare (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Pelayanan yang diberikan oleh perawat tak hanya sebatas untuk penyembuhan fisik, namun juga mencakup pemulihan secara psikologis maupun sosial pasien. Profesionalisme dan pendekatan holistik menjadi fondasi utama yang harus dibangun oleh perawat dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas. Kolaborasi antara kedua hal tersebut akan membantu untuk meningkatkan harapan hidup pasien sekaligus memperkuat citra profesi keperawatan di Indonesia.

Dengan berkembangnya zaman dan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang bermutu, perhatian terhadap profesionalisme dalam keperawatan pun semakin meningkat. Profesionalisme ini tidak hanya berkaitan dengan keterampilan teknis, tetapi juga melibatkan nilai-nilai tertentu. Secara umum, profesionalisme diartikan sebagai sikap atau perilaku yang mencerminkan kompetensi, etika, serta komitmen terhadap kode etik yang berlaku di dunia keperawatan (Febriani et al., 2024). Perawat yang profesional dituntut untuk memiliki keterampilan teknis yang tinggi, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan keluarganya secara efektif dan empatik. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa profesionalisme seorang perawat memiliki relevansi yang kuat dengan citra profesi keperawatan di masyarakat.

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan pengalaman yang dialami oleh pasien, yang memungkinkan perawat untuk memberikan perawatan yang lebih manusiawi dan sesuai dengan kebutuhan pasien (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Empati menjadi fondasi utama dalam menciptakan hubungan terapeutik yang kokoh antara perawat dan pasien, sehingga dapat meningkatkan tingkat kepuasan pasien terhadap layanan yang diterima. Seorang perawat juga harus menjalankan praktik keperawatan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip etika, seperti kejujuran, integritas, dan kerahasiaan informasi pasien. Kode etik profesi yang mengatur perilaku perawat di Indonesia disusun untuk memastikan bahwa perawat menjalankan tugasnya sesuai dengan norma moral dan ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, perawat perlu terus meningkatkan kompetensi diri untuk memastikan pemberian perawatan yang aman dan efektif bagi pasien.Komunikasi yang efektif juga merupakan keterampilan yang penting dalam profesionalisme, karena berhubungan langsung dengan kemampuan perawat untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan membangun hubungan yang baik dengan pasien serta tim medis lainnya (Siregar, 2023).

Citra profesi keperawatan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana perawat dapat menunjukkan sikap profesional dalam praktik sehari-hari. Pengetahuan dan penerapan profesionalisme yang baik akan membantu membentuk persepsi positif masyarakat terhadap perawat. Semakin profesional perawat dalam memberikan layanan, semakin tinggi pula penghargaan masyarakat terhadap profesi keperawatan. Pendekatan secara holistik perawat akan memberikan asuhan yang lebih maksimal dan sesuai dengan kebutuhan unik setiap pasien.

Implementasi asuhan keperawatan holistik di Indonesia telah dilakukan di berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Misalnya, Rumah Sakit Siti Khodijah di Sepanjang, Surabaya, menerapkan model asuhan keperawatan holistik untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien (Mundakir, 2016). Dalam model ini, perawat tidak hanya bertindak sebagai pengasuh fisik pasien, tetapi juga sebagai pendamping yang mendengarkan keluhan dan kebutuhan emosional pasien. Hal ini telah terbukti membantu pasien merasa lebih dihargai dan diperhatikan, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup mereka.

Studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Garut pada pasien pascaoperasi kanker payudara juga menunjukkan keberhasilan pendekatan holistik. Pendekatan ini berhasil mengatasi permasalahan keperawatan seperti nyeri pascaoperasi dan hambatan mobilitas fisik. Selain itu, pendekatan holistik juga memberikan ruang bagi pasien untuk mengungkapkan perasaan mereka, yang membantu mereka dalam proses penyembuhan emosional dan psikologis (Putri & Rahayu, 2019).

Penerapan profesionalisme dalam keperawatan dan asuhan keperawatan holistik memberikan dampak positif baik bagi pasien maupun bagi perawat. Dari sisi pasien, pendekatan holistik terbukti meningkatkan kualitas hidup mereka, karena mereka merasa lebih diperhatikan secara menyeluruh. Di sisi lain, profesionalisme yang ditunjukkan oleh perawat juga berkontribusi pada peningkatan citra profesi keperawatan di masyarakat. Masyarakat yang melihat perawat bekerja dengan penuh tanggung jawab, empati, dan penuh rasa professional akan lebih menghargai peran mereka dalam pelayanan kesehatan. Hal ini membantu memperkuat posisi perawat sebagai tenaga kesehatan yang andal dan berperan penting dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. (Febriani et al., 2024).

Profesionalisme dan pendekatan holistik juga menguatkan sistem layanan kesehatan di Indonesia secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan berfokus pada kesejahteraan pasien, sistem kesehatan dapat lebih efisien dalam memberikan layanan yang tidak hanya mengatasi penyakit, tetapi juga memperhatikan kualitas hidup pasien setelah perawatan. Oleh karena itu, perawat yang profesional dan mampu menerapkan asuhan holistik memberikan kontribusi besar dalam pembangunan sistem kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu, perawat maupun calon perawat di masa depan perlu terus mengikuti pelatihan dan pendidikan yang mendukung pengembangan profesionalisme serta kemampuan dalam menerapkan pendekatan holistik dalam pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2024). Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Provinsi, 2023. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/YVdwSFJHRjRVVkJqWlRWRU9EQkhNVFY0UjB4VVVUMDkjMw==/jumlah-tenaga-kesehatan-menurut-provinsi--2023.html?year=2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun