Mohon tunggu...
Maria Yohana Lamaroang
Maria Yohana Lamaroang Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nothing is more precious than persistence

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Erich Fromm “Cinta yang Produktif”

28 Mei 2015   13:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori kepribadian yang akan dibahas kali ini adalah kepribadian Marxian dari Erich Fromm. Pandangan dalam teorinya sangat dipengaruhi oleh Karl Max. Ia menamai teorinya “humanistik dialektik”. Menurut Fromm manusia itu teralienasi atau terasing. Karena itu manusia merasa kesepian. Kesepian itu merupakan konsekuensi dari kebebasan yang dimiliki manusia. Menurutnya, manusia juga sebenarnya adalah pribadi yang mandiri, sendiri namun manusia tidak dapat menerima kesendirian itu. Manusia menyadari bahwa penting untuk bersama dengan lain, sehingga manusia memutuskan untuk mencari pasangan hidupnya. Manusia juga memiliki kondisi eksisitensial, yaitu: manusia memiliki dimensi binatang dan manusia memiliki dimensi manusia itu sendiri. Manusia memilki sisi/dimensi binatang, artinya berupa dorongan insting: libido, kebutuhan makan dan minum. Namun semua itu dapat dikontrol dengan kesadaran atau ego. Sedangkan manusia memiliki dimensi atau sisi manusia itu sendri berarti manusia memiliki rasio, manusia memiliki kebutuhan kesadaran diri dan dapat berpikir dan memiliki penilaian terhadap suatu objek

Menurut Fromm kemampuan manusia tidak bisa melebihi kemampuan insting yang dimiliki binatang. Pada akhirnya manusia juga memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Yaitu: (1) Kebutuhan keterhubungan; dengan kondisi manusia yang terasing manusia selalu ingin memilki keterhubungan dengan orang lain. Maka manusia memliki hasrat untuk memiliki dan untuk mencintai. Menurut Fromm cinta yang produktif adalah cinta yang antara satu sama lain saling menghormati, saling memberikan perhatian, bertanggung jawab dengan pasangan dan saling menghargai. (2) Kebutuhan Transendensi; merupakan wujud dari kreatifitas manusia. Karena manusia menyadari dirinya sendiri dan lingkungannya maka ia membutuhkan peningkatan diri, berjuang untuk mengatasi sifat pasif menjadi aktif, dan menjadi bebas dan bertujuan. Oleh karena itu transendensi menentukan manusia itu unik atau tidak. (3) Kebutuhan keberakaran; setiap manusia membutuhkan acuan hidup dan dalam menentukan pilihannya atau jalannya ia mengacu pada suatu objek tertentu. (4) Kebutuhan identifikasi; manusia mengidentifikasi dirinya dengan orang lain. (5) Kebutuhan orientasi; manusia harus memiliki arah atau tujuan dalam hidupnya.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun