Mohon tunggu...
Nawirah Gamar
Nawirah Gamar Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mahasiswa STKIP Bima

Belajar menulis dan banyak membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Ancaman DBD

13 Desember 2019   21:33 Diperbarui: 13 Desember 2019   21:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global. DBD sering menimbulkan wabah dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat. World Health Organization (WHO) melaporkan lebih dari 2,5 miliar orang atau lebih dari 40% dari penduduk dunia berisiko terkena demam berdarah. 

WHO saat ini memperkirakan 50-100 juta penduduk di seluruh dunia terinfeksi virus dengue setiap tahunnya dan Indonesia menduduki urutan tertinggi kejadian DBD di Asia Tenggara (WHO, 2012). Kasus DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1968 dengan jumlah penderita 58 orang dan kematian 24 orang (41,3%). 

Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan peningkatan baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit (Kemenkes, 2016). 

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, jumlah kasus DBD per 29 Januari 2019 mencapai 13.683 dengan jumlah meninggal dunia sebanyak 133 jiwa.

 Faktor meningkatnya kasus DBD diantaranya disebabkan oleh kondisi higiene masyarakat yang kurang baik, kurang efektifnya program pengawasan terhadap vektor nyamuk, perubahan gaya hidup dan makin memburuknya sistem air minum yang ditandai dengan banyaknya tempat penampungan air minum yang kurang terpelihara dengan baik, sehingga menyebabkan perluasan dan peningkatan densitas vektor nyamuk utama DBD.

Kasus DBD banyak dijumpai pada saat musim hujan, hal ini disebabkan karena curah hujan yang tinggi, sehingga terdapat banyak genangan air yang berakibat pada penyebaran larva atau pupa nyamuk ke berbagai tempat untuk menyelesaikan siklus kehidupannya. Selain itu kasus DBD juga meningkat di musim pancaroba, karena peralihan musim membuat udara menjadi lebih lembap. 

Perubahan itu secara otomatis berpengaruh terhadap siklus hidup nyamuk dan  membuat  nyamuk  perlu  beradaptasi, termasuk dalam sistem reproduksi. Hal ini berpotensi meningkatkan jumlah nyamuk di lingkungan yang sekaligus menimbulkan ancaman demam berdarah. Ditambah lagi dengan daya  tahan  tubuh  manusia yang  menurun seiring terjadinya peralihan musim.

Upaya pencegahan penyakit ini antara lain dengan pemutusan rantai nyamuk penularnya dengan cara 3M Plus, fogging focus serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kegiatan 3M Plus yaitu: Menguras, Menutup, Mengubur, sedankan Plus nya adalah , (1) membubuhkan  abate, (2) memelihara ikan (gufi, cupang, dll), (3) mengusir nyamuk (membakar obat nyamuk,  memasang kawat kasa, menggunakan kelambu), (4) mencegah gigitan (mengoleskan repelant, berpakaian panjang, (5) menyemprot anti nyamuk ke ruangan dan (6) memelihara tanaman yang tidak disukai nyamuk (sereh, lili gundi, lavender, zodiac, dll).

Keberadaan sarang nyamuk Aedes aegypti di dalam rumah memerlukan tindakan yang spesifik. Pemberian abate untuk membunuh jentik nyamuk yang terdapat di dalam air bak kamar mandi atau tandon air bersih lainnya cukup efektif mencegahnya berkembang biak. 

Menutup rapat tempat penyimpanan air bersih dan mengurasnya sesering mungkin akan bermanfaat mengurangi kesempatan nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak. 

Dari jentik nyamuk yang hidup di dalam air (tandon air), termasuk kaleng-kaleng berisi air atau bak mandi, dalam waktu beberapa hari akan tumbuh nyamuk dewasa. Karena itu, sebelum larva berubah jadi nyamuk dewasa, sarang nyamuk harus segera dimusnahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun