Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menakar Program "Makan Siang Gratis" sebagai Stimulasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem Masyarakat Pesisir

16 Februari 2024   13:13 Diperbarui: 17 Februari 2024   13:01 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemiskinan Ekstrem Masyarakat Pesisir

Berbicara kemiskinan tentu kita juga akan membicarakan kemiskinan ekstrem, di mana menurut Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) kondisi kemiskinan ekstrem merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mendasar seperti kebutuhan makanan, air minum bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi yang tidak hanya terbatas pada pendapatan, tapi juga akses pada layanan sosial.

Sedangkan Berdasarkan Bank Dunia, penduduk miskin ekstrem merupakan penduduk yang hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka tidak lebih dari USD 1,9 PPP (Purchasing Power Parity). Dimana Purchasing Power Parity adalah unit harga yang telah disesuaikan sehingga nilai mata uang di berbagai negara dapat dibandingkan satu dengan yang lain.

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menyebutkan Garis Kemiskinan Ekstrem diperkirakan sebesar Rp11.941,12/orang/hari atau Rp358.233,6/orang/bulan. Untuk itu program penghapusan Kemiskinan ekstrem menjadi salah satu indikator tujuan pertama pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebanyak 25,90 juta jiwa atau sekitar 9,36 persen dan 22 persennya atau sebanyak 5,64 juta jiwa merupakan jumlah penduduk dengan kemiskinan ekstrem atau bisa dikatakan jumlah penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia masih sebesar 2,04 persen.

Sedangkan dari data kemiskinan ekstrem tersebut diketahui bahwa sebanyak 3,9 juta jiwa adalah kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir, di mana jumlah total penduduk pesisir yang miskin sebanyak 17,74 juta orang atau sekitar 6,41 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia sebanyak 68 persen berada di wilayah pesisir.

Tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia khususnya di wilayah pesisir yang sangat tinggi tentu menjadi ironi dengan potensi sumber daya pesisir Indonesia yang sangat melimpah ruah.

Belum lagi kondisi tersebut tentu menimbulkan permasalahan sosial yang lebih kompleks misalnya kondisi tersebut tentunya akan diikuti pula dengan tren stunting yang juga lumayan tinggi dialami oleh anak-anak di wilayah pesisir.

Upaya penanggulangan Kemiskinan Ekstrem.

Berdasarkan Inpres nomor 4 Tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pemerintah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diketuai oleh wakil presiden.

Program percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem menekankan pada pentingnya pemberdayaan masyarakat di samping kolaborasi pemberian bantuan sosial, dengan pemetaan kantong-kantong kemiskinan ekstrem salah satunya adalah fokus pada daerah dengan kasus kemiskinan ekstrem yang tinggi seperti wilayah pesisir.

Selain pengoptimalan pemberian bantuan sosial serta intervensi kesehatan dan gizi penanggulangan kemiskinan ekstrem juga mengoptimalkan perbaikan infrastruktur seperti instalasi air bersih, rumah layak dan intervensi penguatan usaha masyarakat.

Kemiskinan ekstrem yang diikuti oleh meningkatnya tren stunting terus diintervensi dengan program-program peningkatan gizi calon ibu, ibu hamil, bayi dan anak yang rawan stunting, misalnya dengan bantuan makanan bergizi tinggi seperti gerakan minum susu, gerakan gemar makan ikan dan lain sebagainya.

Kompleksitas permasalahan kemiskinan ekstrem menjadi fokus utama dan tentunya setiap program pemerintah mampu menstimulus strtategi-strategi penanggulangan kemiskinan ekstrem dipesisir.

Untuk itu program penanggulangan tersebut harus bersifat konvergen dan terintegrasi yang melibatkan semua komponen masyarakat. Aksi-aksi program harus bersifat kolaboratif dan partisipatif sehingga hasil yang diharapkan bisa optimal sesuai dengan target zero kemeiskinan ekstrem.

Program makan siang dan Susu Gratis 

Program makan siang gratis merupakan program pasangan calon nomor dua yaitu Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka pada kontestasi pemilu 2024 dan hingga hari ini menurut data hitung cepat kedua pasangan tersebut memiliki perolehan yang paling tinggi dan berpotensi menang satu putaran. Melihat data tersebut tentunya program makan siang gratis sudah bisa dijamin akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Berdasarkan pemaparan pada saat penyampaian visi misi pemilihan presiden 2024 disebutkan bahwa program makan siang dan susu gratis tidak hanya berdampak pada perbaikan gizi anak di sekolah tetapi juga diharapkan mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Hal tersebut tentunya miliki dasar dimana misi tersebut mengacu pada laporan World Food Programme (UN WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menunjukkan dari setiap US$1 (US$1= Rp 15.700) Program Makan Siang di Sekolah bisa mendongkrak ekonomi masyarakat atau negara sebesar US$ 9 (Rp 141.300).

Data tersebut menjelaskan bahwa anggaran US$1 yang digunakan untuk pengadaan bahan baku makanan, jalur logistic dan penyimpanan, serta penguatan komunitas akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung senilai US$1 melalui penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, peningkatan kesehatan, serta perbaikan kesetaraan gender.dan tentunya dalam jjangka panjang dapat memberi dampak positif seperti kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan UMKM.

Argumentasi tersebut diatas didasarkan pada kebutuhan bahan makanan akan diusahakan dari petani, peternak, nelayan, UMKM dekat sekolah. Menu juga akan disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal dekat sekolah, termasuk susu segar.

Salah satu contohnya sekolah di wilayah pesisir akan memanfaatkan bahan makanan atau produk kelautan dan perikanan dari nelayan setempat. Dan dalam kalkulasi jangka panjang program Makan Siang Gratis di Sekolah diharapkan mampu menciptakan 1,8 juta lapangan kerja. Kalkulasi tersebut dengan memperhitungkan kebutuhan 377.000 dapur yang digunakan untuk menyiapkan Makan Siang Gratis di Sekolah. Di setiap titik makan siang, dan setiap dapur dilayani lima pekerja.

Program makan siang gratis dan upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem pesisir

Melihat data kemiskinan ekstrem pesisir yang sangat memprihatinkan yang tentunya menjadi ironi dengan besarnya potensi ekonomi pesisir, percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di pesisir harus digenjot. Melihat kalkulasi dampak secara ekonomi program makan siang dan susu gratis tentunya program tersebut harusnya mampu menjadi stimulasi dari strategi-strategi penanggulangan kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir.

Program makan siang gratis yang dijalankan di wilayah pesisir tentunya menyasar sekolah-sekolah di pesisir denga target adalah anak-anak atau siswa-siswa yang notabenenya adalah putra putri masyarakat pesisir, selain itu tentu program makan siang gratis juga diperuntukkan bagi anak-anak pesisir yang banyak juga mengalami stunting.

Dengan melihat hal tersebut tentunya pemenuhan bahan makanan dengan kandungan protein dan gizi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak dan penanggulangan stunting bisa berasalah dari ikan atau produk-produk olahan milik masyarakat pesisir berbasis produk kelautan dan perikanan. Suksesnya program makan siang tentunya didukung oleh penyiaoan dapur-dapur yang bisa berasal dari dapur-dapur ibu nelayan.

Di samping itu untuk menyiapkan produk makanan yang bergizi tinggi dibutuhkan juga bahan baku yang berkualitas untuk itu pra nelayan juga harus mendapatkan pendampingan dan pelatihan dalam menangkap atau mebudidaya ikan sehingga produk atau ikan yang dihasilkan bisa memenuhi standar gizi yang diharapakan.

Selain cara pengolahan produk perikanan serta bahan makanan program makan siang juga perlu pendampingan ahli gizi dan mutu. Semua itu bisa dijalankan dengan program-program terintegrasi dan secara kolaboratif-partisipatif.

Program makan siang gratis mampu menjadi stimulus bagi strategi-strategi penanggulangan kemiskinan ekstrem diwilayah pesisir, tentunya harus dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan secara kolaboratif dan mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

Pertama, Program makan siang gratis untuk anak-anak pesisir harus dilakukan dengan perencanaan yang optimal melibatkan semua pemangku kepentingan dan masyarakat dimulai dari pemetaan zona kemiskinan ekstrem serta anak-anak usia sekolah dengan gizi rendah hingga anak-anak berpotensi stunting.

Kedua, Program makan siang gratis untuk anak-anak pesisir harus memanfaatkan bahan makanan dari sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimiliki atau dihasilkan oleh masyarakat pesisir.

Ketiga, Program makan siang gratis untuk anak-anak pesisir harus memanfaatkan potensi ibu-ibu pesisir dalam mengolah dan menyajikan makanan yang bergizi tinggi berbahan dasar hasil sumberdaya kelautan dan perikanan tentunya dengan stnadar gizi serta pendampingan gizi oleh tenaga ahli.

Keempat, distribusi makanan makan siang gratis untuk anak-nak pesiisr harus melibatkan masyarakat pesisir untuk mendongkrak ekonomi serta penyerapan tenaga kerja.

Kelima, Program makan siang gratis untuk anak-anak pesisir harus mendapatkan pendampingan segala aspek kebutuhan baik bahan baku hingga penjaminan mutu oleh tenaga-tenaga ahli bisa dari instansi pemerintah, akademisi dan aktivis

Keenam, Pola pembiayaan program makan siang gratis bagi anak-anak pesisir harus dikelola secara efektif baik sumber maupun peruntukannya dan melibatkan semua pemangku kepentingan dan masyarakat.

Ketujuh, Mendorong kementerian, pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk mendukung program tersebut dengan menjadikan program-program prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem dan pemberdayaan masyarakat pesisir bersinkronisasi dengan program dengan program kan gratis serta menjadikan program makan gratis sebagai stimulusnya.

Kedelapan, pelibatan sektor swasta juga sangat diperlukan, seperti pemanfaatan dana CSR perusahaan perikanan atau perusahaan diwilayah pesisir yang dikonversi dalam bentuk produk-produk makan siang gratis untuk anak-anak pesisir.

Program makan siang gratis khususnya bagi anak-anak pesisir tentunya bukan hanya bertujuan peningkatan gizi masyarakat semata tapi juga mampu untuk menggerakkan perputaran ekonomi masyarakat pesisir.

Dengan demikian tentu mampu disinkronkan dan menjadi stimulus bagi upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem masyarakat pesisir, dengan kata lain bagi masyarakat pesisir program makan siang gratis memiliki dampak terhadap upaya meningkatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat dalam rangka menghapus kemiskinan ekstrem di wilayah pesisir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun