Mohon tunggu...
Nawa Sri
Nawa Sri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be Grateful to be ME...

Pembelajar, suka membaca dan sangat berminat untuk terus menulis. Tertarik dalam pengembangan diri, parenting, perencanaan keuangan serta gaya hidup sehat nan ramah lingkungan. https://nawasri.wordpress.com Email: ms.nawa@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salam Dua, Tiga dan Lima Jari Ala BKKBN

21 Agustus 2015   15:45 Diperbarui: 4 April 2017   18:10 3627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keseruan mewarnai acara Kompasiana blogger gathering yang digagas oleh Kompasiana dan BKKBN pada Kamis, 20 Agustus 2015 kemarin.

Ya, acara yang dihadiri sekitar 60 Kompasianer Soloraya (atau yang lebih dikenal dengan sebutan Komposono) di Solo Paragon Hotel & Residences itu semakin riuh karena kehadiran tamu penting dari BKKBN pusat, pemuka agama sekaligus psikolog dan juga hadirnya budayawan kondang Arswendo Atmowiloto.

Acara bertajuk “Kompasiana Nangkring di Solo bareng BKKBN” itu mengambil tema “Menanamkan revolusi mental dengan 8 fungsi Keluarga”.

[caption caption="Dok. Dimas Komposono"][/caption]

Dibuka oleh empat orang penari yang menarikan tarian tradisional sebagai sambutan selamat datang, kemudian pidato sambutan oleh kepala BKKBN Surya Chandra Surapati dan perwakilan dari pejabat Walikota.

Dalam salah satu sambutannya, kepala BKKBN memperkenalkan salam dua, tiga dan lima jari ala BKKBN. Salam KB (dua jari) untuk dijawab dengan “Dua Anak Cukup”, Salam GenRe (tiga jari) dijawab dengan “Saatnya Yang Muda Yang Berencana” dan “Sehat, Cerdas, Ceria”, serta salam lima jari untuk menyerukan kata “MERDEKA!”.

Memasuki acara inti adalah diskusi ringan oleh pemuka agama sekaligus psikolog Soleh Amini Yahman, perwakilan BKKBN dr. Abidin Syah dan dr. Sudibyo Alimoeso serta budayawan Arswendo Atmowiloto dengan moderator dari Komposono Niken Satyawati.

Dalam diskusi ini, ditekankan tentang intoleransi krisis kepribadian bangsa. Untuk itu diperlukan pembangunan karakter bangsa yang mana hal ini juga pernah diserukan oleh presiden pertama RI yaitu Ir. Soekarno, bahwa bangsa ini harus mengubah cara pandang, sikap dan pikiran agar tidak dianggap sebagai “bangsa kuli” oleh negara lain.

Kemudian hal serupa juga digagas oleh presiden Jokowi, yaitu revolusi mental untuk mengubah mindset masyarakat agar lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman

BKKBN juga menekankan kembali bahwa fungsi dari BKKBN bukan hanya menyoal KB saja melainkan juga tentang kependudukan dan pembangunan kualitas keluarga. Dan keluarga adalah kunci utama dalam membangun karakter bangsa. Untuk itu, kita harus mengoptimalkan 8 fungsi keluarga, yaitu:

  1. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
  2. Fungsi Perlindungan
  3. Fungsi Agama
  4. Fungsi Ekonomi
  5. Fungsi Reproduksi
  6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
  7. Fungsi Lingkungan
  8. Fungsi Sosial Budaya

Dengan mengoptimalkan 8 fungsi keluarga ini diharapkan kita bisa menyiapkan generasi emas pada 100 tahun Indonesia Merdeka, yaitu 30 tahun mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun