Mohon tunggu...
Nawa Sri
Nawa Sri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Be Grateful to be ME...

Pembelajar, suka membaca dan sangat berminat untuk terus menulis. Tertarik dalam pengembangan diri, parenting, perencanaan keuangan serta gaya hidup sehat nan ramah lingkungan. https://nawasri.wordpress.com Email: ms.nawa@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Semarak Waisak Kota Solo

4 Juni 2023   09:25 Diperbarui: 4 Juni 2023   14:47 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Solo kembali berhias, kali ini seperti apa ya?

Selaras dengan julukan Solo sebagai kota toleransi, di area bundaran Gladak menuju titik nol, berlanjut sampai Kawasan Pasar Gede Solo seringkali terpasang ornamen yang menghadirkan suasana sesuai tema perayaan hari besar yang sedang berlangsung. Hal ini tentu menarik hingga menyedot animo masyarakat untuk datang dan berkunjung ke kota Solo.

Ketika Lebaran, kita bisa merasakan suasana Kampung Ramadhan, dengan deretan miniatur menara dan kubah masjid dunia, lampion ketupat hingga replika masjid. 

Pada waktu Imlek, ada pemasangan lampion merah dan kuning beserta deretan maskot shio. Saat merayakan Natal, ada deretan ragam pohon natal hingga lampion boneka salju dan berbagai ornamen yang menghadirkan suasana khas Natal.

Begitu juga Ketika menyambut hari raya Nyepi, terlihat ornamen Hindu mulai dari penjor Bali berbahan daun lontar, pohon yang dipasangi kain poleng (kotak-kotak), pernak-pernik Nyepi hingga pawai Ogoh-ogoh.

Nah, kali ini giliran umat Buddha yang menyambut hari besarnya, yaitu Waisak. Sekedar informasi, hari Waisak bagi umat Buddha merupakan hari yang memperingati tiga peristiwa penting (Trisuci), yaitu:

  • Kelahiran Pangeran Siddharta
  • Pangeran Siddharta bertapa hingga mencapai pencerahan sempurna dan menjadi Sang Buddha
  • Sang Buddha mangkat/ Parinibbana

Gambar: dok pribadi
Gambar: dok pribadi

Memasuki kawasan bundaran Gladak, mulai terlihat replika Stupa seperti yang biasa kita temui di Candi Borobudur. Menyusuri jalan Sudirman menuju titik nol kota Solo, tampak semarak warna-warni stupa, umbul-umbul berlampion sesuai warna bendera Buddhis hingga ornamen teratai. 

Di depan Balaikota, terpasang panggung dengan ornamen stupa dan Rupang Buddha tidur sepanjang 3 meter beserta rupang lima murid sang Buddha.

Dok pribadi
Dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun