Cara bermainnya pun unik. Menggunakan biji-bijian yang dibagi rata pada lubang-lubang kecil, untuk kemudian diambil dan dibagi ke lubang yang lain satu per satu dengan jalan memutar searah jarum jam termasuk lumbungnya sendiri.
Permainan dakonan ini biasanya dimainkan oleh dua anak dan pemenangnya adalah anak yang lumbungnya terisi paling banyak. Nilai positif yang bisa kita dapatkan dari permainan ini adalah kita bisa belajar bahwa perjalanan hidup adalah tentang berbagi dan memberikan manfaat bagi semua yang kita lintasi. Kita juga belajar berhitung serta cermat dalam membagi setiap biji ke dalam lubang, hingga kesabaran dalam menunggu giliran dalam bermain.Â
Bagi anak-anak, permainan ini bisa meningkatkan kecerdasan sekaligus memberikan pendidikan karakter agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Permainan lain yang saya lihat di sana diantaranya adalah gangsing. Mainan yang kebanyakan terbuat dari bambu, bisa juga dari kayu atau plastik. Dengan adanya tali yang ketika ditarik, bisa membuat gangsing ini berputar-putar pada porosnya dan seimbang pada satu titik di bagian tengah.Â
Memperkenalkan permainan gangsing ini pada anak bisa disertai pesan moral bahwa ini tak sekedar permainan yang memberikan kesenangan semata. Namun juga terdapat filosofi tentang keseimbangan, konsentrasi, ketahanan hidup serta seni keindahan. Dengan begitu, kehidupan akan menjadi lebih berkualitas.
Ada hal menarik yang saya lihat di acara ini, yaitu papan dakonan kreasi siswa-siswi SMKI Surakarta yang mereka buat dari kardus bekas dan dihias sedemikian rupa hingga bisa dilipat dan terlihat menarik bagi anak-anak yang mengunjungi stand mereka. Ada pula jaranan yang juga terbuat dari kardus dan diwarnai dengan crayon, sungguh menarik.
Dan yang tak kalah menarik perhatian adalah deretan kertas warna warni berbentuk "gunungan" yang mereka tata selayaknya wayang di atas batang pohon pisang. Kalau kita amati secara seksama, terdapat tulisan-tulisan yang menjelaskan berbagai permainan tradisional tempo dulu, seperti: dakonan, nekeran, gangsing bambu, bekel, lompat tali, bakiak, hingga dolanan jaranan. Kreatif sekali.
Dengan mengenal serta memahami aneka permainan tradisional ini diharapkan anak-anak bisa belajar lebih banyak tentang sportivitas, keseimbangan serta ketahanan hidup, konsentrasi, seni keindahan serta kemampuan untuk bekerjasama sekaligus bersenang-senang dengan teman sepermainan.
Nawa Sri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H