*Sebetulnya kamu bisa untuk bangkit dari keterpurukan dan menjumpai bahagia di masa depan, hanya, mungkin saja kamu lebih suka (berlama-lama) terkubang dalam kesakitan. --Wang Shabara Zhafira.
*Mengapa matamu sembab? Menangisi dia lagi? Sudah hentikan, kasihani hatimu. Tak usah menghiraukan dia yang tak menghiraukanmu. Tak usah pertahankan dia yang bersikeras meninggalkanmu. Karena dia punya satu alasan untuk tak lagi membersamaimu. Tapi percayalah, Allah pasti punya beribu alasan mengapa ia tak layak menjadi bagian dari masa depanmu!!!--Wang Shabara Zhafira.
*Untuk apa kamu memikirkan si dia secara berlebihan? Membelikan sesuatu untuknya dengan memotong uang jajan, atau merubah dirimu menjadi seperti yang dia harapkan, sampai-sampai menjadikan perhatianmu kepada Ayah Ibu berkurang. Demi cinta? Aiiih, yakin dia juga mencintaimu? Seandainya iyapun, adaka jaminan jika si dia mau melakukan hal serupa untukmu? Sudah, balaslah cinta yang pasti-pasti saja, seperti cinta Allah misalnya. Atau cintanya orang tua kita, manusia berhati malaikat yang kasihnya selalu terukir, yang cinta terus membanjir meski langit jatuh pada hari terakhir--Wang Shabara Zhafira.
*Tak perlu kau poles bungkusmu untuk tampil seperti dia. Jadilah dirimu sendiri, apa adanya kamu. Karena sekeras apapun usahamu untuk menirunya, tak akan pernah sekalipun kau menjadi dia, dan kaupun tak akan menjadi dirimu sendiri. --Wang Shabara Zhafira.
Lampung, 28 Oktober 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H