Kelompok mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University tahun 2023 di wilayah Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan cara pembudidayaan maggot BSF yang dilaksanakan pada Minggu (09/07). Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari beberapa kelompok, yaitu kelompok ternak Desa Tanggulangin, Ibu-ibu PKK Desa Tanggulangin, Karang Taruna Gelora Desa Tanggulangin, Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) Desa Tanggulangin, serta warga di sekitar Desa Tanggulangin.
Komposisi sampah di Indonesia saat ini didominasi oleh sampah organik. Sampah organik sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga, seperti sayur, buah, daging, sisa makanan, dan sampah dapur lainnya. Semakin meningkatnya sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, masih menjadi persoalan yang cukup serius karena jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan aroma tidak sedap.
Oleh karen itu, diperlukan upaya tindak lanjut terkait penguraian sampah dan diperlukan suatu strategi agar sampah organik tidak menjadi ancaman terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Budidaya maggot dinilai dapat menjadi ide usaha bagi warga desa karena belum banyak dibudidayakan, terutama di Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen. Selain mampu mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan dengan cara mengurai sampai organik agar tidak menimbulkan aroma tidak sedap, budidaya maggot juga bisa menjadi alternatif pakan hewan ternak. Â
BSF (Black Soldier Fly) atau lalat tentara hitam merupakan strategi inovatif dan salah satu metode berkelanjutan untuk pengelolaan sampai organik dan dapat menjadi sumber nutrisi untuk hewan ternak karena kandungan asam amino dan proteinnya yang cukup tinggi. Manggot dapat dijadikan pakan ternak, seperti unggas, ikan, dan juga hewan peliharaan lainnya seperti burung dan tokek.
Kegiatan ini diawali dengan adanya penyampaian materi terkait budidaya maggot yang disampaikan oleh Trian Dhiulhaq (FAPERTA) selaku ketua pelaksana dalam kegiatan ini. Materi yang disampaikan terdiri dari siklus hidup maggot, cara pembuudidayaan yang baik, dan manfaat budidayaa maggot. Kegiatan selanjutnya yaitu simulasi pembuatan media pertumbuhan maggot. Tujuan kegiatan ini dilakukan agar dapat memenfaatkan larva dari lalat BSF sebagai pakan ternaik alternatif dan pengelola sampai organik di Desa Tanggulangin.
Ketua kelompok ternak Desa Tanggulangin, Bapak Masro menyampaikan "Harapannya dengan adanya program ini dapat memberi dampak positif bagi warga Desa Tanggulangin khususnya RW Tuaburu ini dan tidak ada halangan sehingga programnya dapat berjalan dengan lancar". Sementara itu, Trian Dhiaulhaq (FAPERTA) selaku ketua pelaksana kegiatan meenyebutkan "Semoga program ini dapat berjalan dan mampu diteruskan oleh warga sekitar sehingga berkelanjutan dan menciptakan penghasilan tambahan bagi warga sekitar".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H