Pendidikan adalah tolak ukur suatu negara bahwa berkembang atau tidaknya. Wakil Presiden Indonesia, M. Jusuf Kalla mengatakan betapa pentingnya peran para guru dalam meningkatkan perekonomian bangsa karena bangsa bisa menjadi makmur, tolak ukurnya adalah mutu pendidikannya. Kualitas Pendidikan di Indonesia sekarang ini masih tergolong rendah. Dibuktikan dari hasil PISA 2018 menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca mendapat skor rata-rata 371 dan untuk matematika meraih skor rata-rata 389.
Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) merupakan daerah terluar di wilayah Indonesia yang mana terdapat 112 wilayah di Indonesia. Tertinggal dalam artian mengalami kesenjangan apabila dibandingkan dengan kota-kota maju seperti kurangnya tenaga pendidik berkualitas, kurangnya fasilitas pendidikan, pembangunan yang kurang merata, kondisi geografis, dsb.
Penyebaran guru honorer ke daerah 3T menjadi solusi yang sedang diterapkan saat ini. Guru honorer yang ada di wilayah 3T menjadi penerang jalan bagi anak-anak sana yang ingin mewujudkan impiannya. Rasa Ikhlas yang ditanamkan oleh guru honorer 3T membuat anak-anak di daerah 3T menjadi yakin bahwa mereka tidak sama kalahnya dengan anak-anak yang ada di kota maju.
Saat ini banyak bantuan dari pemerintah dan non-pemerintah untuk guru honorer. Dari pemerintah seperti program BSU (Bantuan Subsidi Upah) yang mulai dilakukan pada tahun 2020. Bantuan dari non-pemerintah seperti dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) untuk para guru honorer di daerah 3T sebanyak 3.638 guru.
Meskipun begitu, terdapat tantangan yang harus guru honorer hadapi di daerah 3T. Hampir semua guru honorer yang berada di daerah 3T jauh akan dari kata sejahtera. Kesejahteraan mereka belum seimbang dengan apa yang mereka korbankan. Banyak daerah 3T yang menggaji mereka rendah karena kekurangan dana dari pemerintah pusat, bahkan ada yang tidak digaji sama sekali. Pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan lainnya yang telah dikeluarkan oleh guru honorer seharusnya menjadi lirikkan pemerintah setempat ataupun pusat. Selain itu juga resiko besar yang guru honorer alami ketika medan yang harus dilalui rusak parah atau sulit. Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer, caranya bisa dengan:
1. Sekolah memberikan kontribusinya kepada guru honorer dalam proses belajar dan mengajar.
2. Masyarakat dapat memberikan dukungan moral kepada  guru honorer atas kontrribusinya dalam mencerdaskan generasi mendatang.Â
3. Pemerintah dapat meningkatkan anggaran pendidikan yang dikhususkan untuk membayar gaji dan tunjangan guru honorer secara adil dan tepat sasaran.Â
4. Guru honorer dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan cara meningkatkan kualitas diri melalui apapun.
5. Guru honorer dapat mencari pendapatan tambahan lainnya yang sesuai dengan minat dan bakat tanpa mengganggu tugas utamanya.Â
Dapat kita simpulkan bahwa guru honorer di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar memegang peran penting sebagai pondasi pendidikan di Indonesia yang tidak mengenal tanda jasa. Pendidikan bersifat kompleks dan berjangka panjang, yaitu sebagai aspek yang terhubung antara satu dengan yang lain. Eksistensi guru honorer di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar memiliki peran yang sangat besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia.Â