Mohon tunggu...
Anisah Alfikrah
Anisah Alfikrah Mohon Tunggu... Lainnya - Owner Alfikrah Shop

Anisah Alfikrah adalah nama pena dari Siti Nur Anisah. Gadis berdarah Jawa ini lahir di Purworejo, 28 tahun silam. Penulis memulai pendidikannya di TK Mardisiwi Purworejo kemudian melanjutkan pendidikan di SD Netral D Yogyakarta, MTs Siti Mariam Banjarmasin, MA Al Falah Banjarbaru, kemudian melanjutkan studi pada Prodi PAI di IAIN Kudus hingga tahun 2019 silam. Berawal dari hobi membaca sejak masih SD, membuatnya tertarik pada dunia kepenulisan. Disela-sela waktu senggangnya Anisah sering menorehkan karyanya berupa puisi, cerpen serta novel di buku diary maupun di buku tulis dan telah dibaca oleh teman-temannya. Salah satu penulis favorit Anisah adalah H. Habiburrahman el Shirazy, Lc.Pg.D. Sejak membaca buku yang berjudul "Bumi Cinta" ditambah pengalamannya saat menjadi anggota Sukarelawan Palang Merah Indonesia di Kabupaten Demak, Anisah terinspirasi untuk membagikan hal-hal menarik yang ia alami sebagai pembelajaran bagi masyarakat luas. Salah satu impiannya adalah menerbitkan sebuah solo karya. Bagi gadis pecinta pedas ini, menulis merupakan salah satu cara menyalurkan ide dan isi hati serta jembatan untuk menginspirasi orang lain. Mottonya yakni, "Tidak ada usaha yang sia-sia karenaAllah tidak pernah tidur".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

BBM (Beban Bagi Masyarakat)

7 September 2022   11:20 Diperbarui: 7 September 2022   18:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BBM naik tanpa permisi
Untuk negeri, kata kaum berdasi
Pura-pura tuli, menganggap polusi
Saat rakyat menyuarakan aspirasi

Terik matahari membakar kulit
Demi sesuap nasi rela menahan sakit
Meski tertatih rakyat berjuang bangkit
Bertahan hidup di tengah kaum elit

BBM melejit
Rakyat menjerit
Bukan karena pelit
Hanya nasib yang sulit

Lembaran arta sebagai pemanis
Bagai sihir dari rezim bengis
Agar tak dianggap egois
Oleh rakyat yang menangis

BBM melonjak
Rakyat terjebak
Tak guna menolak
Apalagi berontak

Dipaksa menerima tanpa negosiasi
Rakyat dilarang emosi
Mungkin saat pucat pasi
Baru diberi solusi

Anisah.Alfikrah
 Yogyakarta, 7 September 2022

Picture by: jabarekspres.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun