Siapa sih yang gak tau kentang, makanan pokok yang sering digunakan untuk membuat berbagai masakan di Indonesia. Tapi apa kalian tau kentang itu bisa jadi beracun?
Kentang, sebagai salah satu jenis umbi yang sering dikonsumsi dalam masyarakat, juga dikenal sebagai umbi sayur. Di dalamnya terdapat solanin, sebuah zat racun yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau foodborne disease. Tingginya kadar solanin dapat mengakibatkan gejala serius seperti muntah, diare, kelemahan, depresi, kebingungan, kegelisahan, hingga apatis, bahkan dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, pemahaman akan risiko solanin dalam kentang menjadi penting untuk menjaga kesehatan konsumen.
Solanin banyak ditemukan pada kentang yang masih muda, namun tak jarang juga ditemukan pada kentang yang sudah tua. Pada umumnya solanin pada kentang berwarna hijau tua. Cara efektif untuk mengetahui apakah kentang masih mengandung solanin adalah dengan membukanya. Jika setelah beberapa menit kentang mengeluarkan warna hijau, hal ini dapat menjadi indikasi adanya solanin. Oleh karena itu, memeriksa perubahan warna pada kentang setelah dibuka bisa menjadi langkah penting untuk memastikan keselamatan konsumsi kentang tersebut.
Racun solanin pada kentang umumnya akan berkurang atau hilang setelah kentang tersebut tua atau setelah kentang mencapai tahap kematangan. Pematangan ini menyebabkan perubahan komposisi kimia, termasuk penurunan kadar solanin. Oleh karena itu, kentang yang sudah tua dan matang tidak hanya lebih lezat, tetapi juga lebih aman untuk dikonsumsi.
Solanin tidak dapat dihilangkan walaupun sudah terpapar sinar matahari. Meskipun begitu, memasak kentang dengan benar dapat membantu mengurangi risiko keracunan. Proses memasak, terutama merebus atau mengukus, dapat mengurangi kandungan solanin dalam kentang. Selain itu, menghindari mengonsumsi bagian kentang yang berwarna hijau tua juga dapat membantu mengurangi risiko paparan solanin. Oleh karena itu, selalu amati kentang sebelum memasak dan masaklah kentang dengan benar.
Sumber:
Putro, Andry Tyas Asmoro Marhery. (2010). BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum. L) DI LUAR MUSIM TANAMÂ
Sukertini, Kadek. (2019). Isolasi Solanina dari KentangÂ
Raisya. (2023). Zat Anti Gizi dan Bahan Tambahan Pangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H