Mohon tunggu...
Nawang Fatma Putri
Nawang Fatma Putri Mohon Tunggu... Novelis - Buatlah sejarahmu sendiri melalui tulisan....

a Wife, a Mom, Public Relations Officer , and a Learner

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menjadi Jurnalis Beneran karena LPM Nuansa

14 Maret 2022   14:15 Diperbarui: 14 Maret 2022   14:16 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki hobi menulis membuat saya melirik Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Nuansa. Salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini dapat menjadi pilihan para sobat muda mendunia untuk menyalurkan hobi  dalam bidang jurnalistik. Dan siapa sangka, aktif di UKM yang dulunya sempat memiliki nama Lembaga Penerbitan dan Pers Mahasiswa (LPPM) Nuansa ini ternyata akhirnya mengantarkan saya menjadi jurnalis beneran, bukan sekedar jurnalis pers kampus.

  • PKL di Biro Humas

Berada di semester lima, saya memilih untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kantor Biro Humas UMY.  Awalnya, di sela-sela rutinitas tim Humas UMY, saya hanya mendapat tugas membuat klipping dari berita-berita terkait kampus yang dimuat di media. Lama kelamaan, setelah mengikuti para senior yang telah lebih dahulu magang atau bergabung menjadi tim Humas UMY, saya pun mulai mendapatkan tugas untuk meliput kegiatan kampus, untuk kemudian dijadikan press release dan dikirim ke berbagai media massa.

Apalagi jika di hari itu ada banyak kegiatan, setiap orang yang berada di Biro Humas biasanya berbagi tugas untuk meliput di masing-masing tempat yang berbeda. Maka, saya rasa, di hari itulah keberuntungan pertama saya di bidang jurnalistik dimulai. Pagi itu saya mendapatkan tugas untuk meliput kegiatan seminar dengan pembicara Bapak Jimly Ashiddiqi, yang pada masa itu menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Seperti biasa, para reporter tim Humas biasanya hanya membuat berita sesuai dengan tema yang diusung pada kegiatan yang digelar. Karena menulis sebagai Humas (Public Relations), maka berita-berita yang ditulis pun lebih menjurus kepada 'berita ala PR' yang mengedepankan publikasi UMY, sehingga tidak terlalu diwajibkan wawancara langsung kepada pembicara. Namun keberuntungan saya di hari itu ternyata tidak hanya sebatas meliput sendiri berita saya, untuk pertama kalinya.

Ketika ingin turun ke lantai satu dari ruang seminar gedung kembar A. R. Fachruddin, ternyata saya berada satu lift dengan pak Jimly. Waw! Rasanya jantung seakan ingin mencelos. Dag dig dug. Setelah berpikir keras, dan menimbang, saya pun akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada beliau apakah boleh wawancara sedikit. Jawaban ya dari beliau pun tak saya sia-siakan! Saya langsung mengajukan beberapa pertanyaan singkat, yang mampu dijawab dalam waktu di bawah lima menit.

Hasil wawancara itupun akhirnya saya rangkum menjadi sebuah berita, dan setelah diperiksa oleh penanggung jawab di kantor Biro Humas UMY, dikirim sebagai release. Saat berita tersebut berhasil naik cetak di berbagai media, tak terkira rasa bahagia yang saya rasa. Saya bahkan tidak peduli jika nama reporter yang tertera di tulisan tersebut sebagai penulis, bukanlah nama saya. Satu yang pasti. Saya mengenal tulisan itu, dan itu adalah tulisan saya.

  • Magang di Harian Jogja

Usai PKL di Biro Humas, saya memberanikan diri untuk melamar magang di Harian Jogja (Harjo), yang kebetulan saat itu membuka kesempatan magang kepada mahasiswa. Setelah melalui berbagai tes, seperti tes wawancara, tes pengetahuan umum, saya pun berhasil diterima untuk magang di Harjo. Bahagia, pasti. Bangga, apalagi. Saat itu, saya, yang notabene merupakan mahasiswa, memiliki 'akses khusus' ke berbagai tempat karena magang di Harian Jogja.

Apalagi bidang yang menjadi tugas pertama untuk liputan saya adalah olahraga. Seolah memiliki 'mainan baru', saya pun dengan senang hati belajar banyak hal melalui kesempatan yang diberikan Harian Jogja, mulai dari meliput kompetisi olahraga berkuda, kejuaran balap motor, hingga pertandingan bola. Saya sebelumnya tak terlalu menyukai olahraga, sehingga kurang menguasai bidang tersebut. Namun hal itu tidak membuat saya menyerah. Justru dari situ saya banyak belajar berbagai istilah-istilah yang sebelumnya sama sekali tak saya ketahui, karena tak mungkin bukan, kamu menulis hal yang kamu sendiri tidak ketahui pasti kebenarannya?

  • Bekerja di Republika

Usai magang di Harian Jogja dan menyelesaikan status saya sebagai mahasiswa, saya pun melamar pekerjaan di Harian Republika biro Jogja. Pengalaman pernah magang di biro humas kampus dan Harian Jogja membuat saya memiliki kesempatan untuk bisa menjadi jurnalis. Kali ini, benar-benar menjadi jurnalis. Liputan, membuat berita, hingga akhirnya berita bisa naik cetak dan memampang nama saya sebagai penulis. Belum lagi ketika kamu menjadi jurnalis, bertemu dengan orang-orang yang biasanya hanya bisa kamu lihat di tv, merupakan hal yang biasa. Mulai dari artis, desainer top, pengusaha, politikus, pengamat politik, bahkan Gubernur. Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan, sekaligus menyenangkan!

Maka dari itu, jika saat ini kamu sudah menjadi salah satu anggota UKM yang kamu sukai, percayalah, apa yang kamu geluti sekarang, itu pula yang nanti akan kamu tuai. Tidak ada hal yang sia-sia. Pengalaman apapun yang kamu miliki, setidaknya dapat dijadikan pelajaran berharga yang mudah-mudahan dapat bermanfaat kelak, karena sesungguhnya, apa yang kamu lakukan di hari ini, akan membentukmu di kemudian hari. (Nawang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun