Mohon tunggu...
Wonk Edhyann
Wonk Edhyann Mohon Tunggu... -

bocah ingusan kemarin sore..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kalau Don Tedjo Corleoncuk Jadi Radikal..

19 Juni 2011   05:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://image.detik.com

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="sumber: http://image.detik.com"][/caption]

Juancuk betul itu yahudi Mereka kasih makan kita babi Mau usaha, ah, rothschild pasang riba di mana-mana Asu deh.. Juancuk betul itu yahudi Sampai ulil amri mingkem berwala’ pada yahudi Mahasiswa lihai dekonstruksi tatanan qath’iy qur’ani Allahuakbar, diam saja Kau, di masjid-masjid, Hai Tuhan.. Juancuk betul itu yahudi Mereka bilang kumpul kebo lebih mulia ketimbang poligami Di tipi-tipi gadis bau kencur mereka telanjangi Homoseksual keji mari ditepuktangani Juancuk betul itu yahudi Gegap gempita mereka bunuh saudara-saudara kita Cuci tangan mereka, liberalisasi katanya Juancukmu, kataku Juancuk betul itu yahudi Melodrama Holocaust nazi, migrasi penjajah keluar dari rumah Liberal komunis main gelitikan, kiblat sudah ditetapkan Sinetron teroris, intel jadi sutradara, ah itu berita lama Juancuk betul itu yahudi Atas nama hikmat permusyawaratan hukum Tuhan mari disingkirkan Lalu atas nama hikmat permusyawaratan hukum perut bisa dipesan Buah zaqqum itu muantab cuk! Juancuk betul itu yahudi Serigala nyaru jadi domba Tiga setengah abad domba bertaring tunggangi negara kita Ajari orang takhayul, korupsi, dan menjilat pangkat Juancuk betul itu yahudi Dia bilang semua orang mesti banjir harta, cinta negara Tapi waktu orang kecolongan iman, Itu hak azasi, katanya Hidup ini mampir ngombe, pak cuk Memang juancuk betul itu yahudi Tapi kulihat mukaku di kaca Eh, coba kau lihat juga, sumonggo, kalian juga Diam-diam aku jadi yahudi Kau juga yahudi Kita semua pasang muka yahudi Ah. Rabbana ‘aatina fid dunyaa hasanah Wa fil ‘aakhirati hasanah Wa qinaa azaba an naar Astaghfirullah, juancuk lah semuanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun