Mohon tunggu...
Wafa Munawar
Wafa Munawar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka berolahraga renang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terbentuknya Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Gaya Hidup Hedonisme

29 September 2024   23:55 Diperbarui: 30 September 2024   00:34 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hedonisme merupakan pandangan hidup yang menekankan bahwa kesenangan dan kenikmatan adalah tujuan utama dalam hidup manusia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani "Hedone," yang berarti kesenangan. Dalam konteks ini, hedonisme mengacu pada perilaku yang berfokus pada pencarian kesenangan sebanyak-banyaknya dan menghindari rasa sakit atau ketidaknyamanan. 

Makna hedonisme telah mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman. Di zaman modern ini, paham hedonisme sudah jauh berbeda dari paham etika. Hedonisme saat ini disandingkan dengan makna kemewahan, gaya hidup berlebihan, dan cenderung kepada perilaku konsumtif.

Ciri-ciri hedonisme mencerminkan perilaku dan sikap individu yang mengutamakan kesenangan dan kepuasan pribadi. Individu hedonis menjadikan kesenangan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidup mereka. Mereka cenderung memilih aktivitas yang memberikan kesenangan. Pelaku hedonisme sering kali merasa kurang meskipun telah memperoleh banyak kesenangan, sehingga mereka terus mencari lebih banyak. Gaya hidup hedonis sering kali melibatkan pengeluaran yang tidak terencana dan pemborosan. 

Penyebab hedonisme dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah sifat dasar manusia yang selalu menginginkan kesenangan dan kebahagiaan, serta rasa tidak pernah puas yang mendorong individu untuk terus mencari kesenangan. Sedangkan sifat eksternal adalah pengaruh dari lingkungan sosial, media, dan globalisasi yang memperlihatkan gaya hidup hedonis, sehingga individu merasa terdorong untuk mengikuti. 

Dampak dari hedonisme cenderung negatif dan dapat mempengaruhi individu serta masyarakat secara luas. Penganut hedonisme cenderung lebih mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Pengeluaran yang tidak terkontrol demi kesenangan pribadi, sering kali tanpa mempertimbangkan manfaat. Serta Fokus pada kepuasan pribadi tanpa memperhatikan dampak terhadap orang lain .

Secara realita maupun logika, untuk menghilangkan sama sekali pengaruh budaya hedonisme tidak dapat dilakukan dengan pengendalian diri saja. Namun, adanya peran aktif dari semua komponen mulai dari diri sendiri, keluarga, kontrol masyarakat, dan negara merupakan solusi yang harus dicoba untuk dilakukan dengan terus-menerus dan kerjasama yang baik. 

Meski terdapat solusi jangka pendek berupa pengenalan kembali budaya Indonesia kepada generasi penerus, tapi hal tersebut tidak memberikan pengaruh besar pada besarnya arus perkembangan gaya hidup hedon tersebut. Selanjutnya, kita perlu mengingat kembali sebuah pernyataan bahwa jika kita ingin melihat masa depan maka lihatlah generasi mudanya. 

Jika disesuaikan dengan kondisi sekarang, generasi muda sebagai penerus bangsa belum dapat dikatakan menjadi harapan karena pengaruh budaya hedonisme ini. Oleh karena itu, perlu untuk membangun sebuah masa depan yang cerah dengan cara kita membangun generasi muda terlebih dahulu yang mampu diharapkan untuk menciptakan masa depan yang cerah tersebut. 

Untuk menciptakan sebuah generasi muda yang mampu diharapkan untuk masa depan,diperlukan kerja keras dan kerja sama dari berbagai komponen seperti ulasan sebelumnya. Komponen tersebut mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.Jika yang digerakkan hanya satu komponen, maka generasi muda yang sesuai harapan akanlama terwujud karena arus budaya hedonisme kuat ke segala bidang kehidupan manusia.Semua komponen harus bekerja sama meski dapat dikatakan sulit untuk dilakukan, tapi masih ada jalan untuk mewujudkannya.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun