Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala kelebihan aspek yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Individu yang percaya diri akan merasa yakin terhadap dirinya sendiri (Hakim, 2005).
Proses terbentuk kepercayaan diri yang pertama adalah terbentuknya kepribadian sesuai dengan tahap perkembangannya, yang kedua pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya, yang ketiga yaitu melalui pengalamanpengalaman yang telah dilaluinya dan yang terakhir adalah keyakinan dan tekad untuk melakukan suatu usaha agar tujuan hidupnya tercapai (Angelis, 2003). faktor penyebab kurangnya rasa percaya diri ada dua macam yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Supriyo, 2008). Aspek kepercayaan diri ada tiga macam, yakni kepercayaan diri tingkah laku, kepercayaan diri emosional dan kepercayaan diri spiritual.
Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, faktor pola asuh dan interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak dicintai dan dihargai bukan bergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksistensinya. Di kemudian hari, anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistis terhadap diri (Fatimah, 2006).
Strategi Membantu Siswa Melalui Psikologi Positif
Strategi yang dapat dilakukan pendidik dalam membangun karakter positif pada siswa, antara lain:
Membangun  hubungan  yang  baik  dengan siswa. Pendekatan yang   humanis dan empatik  dari  pendidik  dapat  membantu membangun  hubungan  yang  baik  dengan siswa. Hal ini dapat menciptakan lingkungan  yang  aman  dan nyaman bagi siswa dalam proses belajar-mengajar. Menggunakan pendekatan yang berbeda-beda.  Setiap  siswa  memiliki  gaya belajar  yang  berbeda-beda.  Oleh  karena  itu, pendidik  perlu  menggunakan  pendekatan yang  variatif  dan  sesuai  dengan  kebutuhan siswa  agar  mereka  dapat  memahami  materi dengan  lebih  baik.  Beberapa  pendekatan yang dapat dilakukan antara lain penggunaan  multimedia,  diskusi,  diskusi kelompok,  dan  lain-lain. Mengembangkan kurikulum  yang  berfokus  pada  karakter positif.  Kurikulum  yang  berfokus  pada karakter positif dapat membantu siswa untuk memahami  nilai-nilai  yang  penting dalamkehidupan sehari-hari. Hal ini dapat membantu siswa mengembangkan sikap dan perilaku  yang  positif.  Selain  itu,  kurikulum tersebut juga dapat mengajarkan keterampilan  sosial  dan  emosi  yang  penting bagi perkembangan karakter positif siswa.
Menggunakan media  sosial  secara bijak. Pendekatan   yang   tepat   dalam penggunaan  media  sosial  dapat  membantu siswa  memahami  cara  yang  benar  dalam menggunakan  media  sosial.  Hal  ini  dapat membantu  siswa  menghindari  konten  yang tidak sesuai dan dapat merusak perkembangan   karakter   positif   mereka.
Orang  tua memiliki  peran  penting  dalam  membentuk karakter  positif  siswa.  Oleh  karena  itu, pendidik  perlu  bekerja  sama  dengan  orang tua untuk mendukung perkembangan karakter positif siswa hal ini dapat dilakukan dengan  cara  mengadakan  pertemuan  rutin dengan  orang  tua,  memberikan  informasi tentangperkembangan  siswa,  dan  mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan yang positif bersama siswa.
Contoh Kegiatan Praktis dalam membangun Kepercayaan Diri
Berikut adalah contoh paragraf yang menjelaskan kegiatan praktis untuk membangun kepercayaan diri siswa secara detail: