Program Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan) diluncurkan pada tahun 2014 sebagai langkah pemerintah Indonesia untuk mencapai cakupan kesehatan universal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, terutama bagi kelompok marginal, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Efektivitas dalam Pemerataan Pelayanan Kesehatan
Sejak implementasi, tingkat partisipasi BPJS menunjukkan peningkatan yang stabil, dari 50% pada tahun 2014 menjadi 80% pada tahun 2019. Peningkatan ini diiringi oleh pertumbuhan fasilitas kesehatan sebesar 7,4% per tahun hingga 2019, mencerminkan peningkatan infrastruktur pelayanan kesehatan. Namun, meskipun angka partisipasi tinggi, masih terdapat tantangan seperti distribusi fasilitas kesehatan yang tidak merata dan kualitas layanan di beberapa daerah
YearBPJS Participation RateHealth Facility GrowthGDP Per CapitaHealth Expenditure Share2014505.2350042015605.636004.22016656.137504.52017706.739004.82018757.2410052019807.443005.2
Dampaknya pada Ekonomi Publik
Dari segi ekonomi, program BPJS berdampak positif pada PDB per kapita, yang meningkat dari $3.500 pada tahun 2014 menjadi $4.300 pada tahun 2019. Selain itu, alokasi pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan juga meningkat dari 4% menjadi 5,2% dari total APBN selama periode tersebut. Dampak ini terasa lebih besar di daerah pedesaan, di mana akses layanan kesehatan sebelumnya terbatas
Kesimpulan
Program BPJS menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, keberhasilan ini memerlukan dukungan lebih lanjut melalui penguatan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan optimalisasi kebijakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H