Bogor: Kegiatan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) pada Hari ke-4, Mahasiswa Program Studi Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Universitas Indonesia yang mengusung tema "Disaster Risk Reduction for Building Disaster Resilient and Sustainable Societies During and Post Covid-19 Pandemic" dilaksanakan secara Online pada Kamis (16/6/2022).
Kegiatan KKLN yang memasuki hari ke-4 ini menghadirkan pembicara seorang praktisi dan peneliti, yakni Mizan Bustanul Fuady Bisri, Ph.D, seorang asisten professor di Universitas Kobe.Â
Pada KKLN ini, Pak Bisri memaparkan topik 'Transfer of Knowledge, Technology and Expertise for Disaster Risk Reduction (Lesson Learned During and post Covid-19 Pandemic) in Japan', yang dihadiri oleh 35 peserta, terdiri atas: 28 Mahasiswa, 2 staf prodi, 3 dosen Prodi Manajemen Bencana, 1 peserta dari platform Cari!, dan pemateri. Kegiatan ini dibuka oleh Syafruddin Fathoni, mahasiswa Manajemen Bencana selaku MC, dilanjutkan dengan  sambutan dari Kolonel Laut (K) Dr. Dr. Anwar Kurniadi, S.Kp.,M.Kep selaku salah satu dosen dari Universitas Pertahanan Unhan RI.
Dalam pemaparannya, Pak Bisri secara umum menyinggung terkait kolaborasi Jepang-Indonesia dalam transfer pengetahuan, teknologi, dan kepakaran pada manajemen resiko bencana, mengingat secara profil kebencanaan, Jepang dan Indonesia memiliki karakteristik yang serupa terkait dengan jenis bencana yang terjadi pada dua negara ini. meskipun memiliki resiko bencana yang mirip, namun kedua negara ini sangat berbeda terkait perpektif bencananya.Â
Jepang sebagai salahs atu negara maju di Asia dan negara dengan teknologi yang maju, menganut kepercayaan bahwa setiap kesulitan terdapat kesempatan di dalamnya.Â
Di negara ini, bencana tidak sebatas masalah kemanusiaan, namun, di Jepang, bencana telah menjadi komoditi yang berdiri sendiri. Jepang memandang kebencanaan sebagai sebuah komoditi yang mampu memperkuat ketahanan masyarakat sekaligus memacu pertumbuhan ekonominya, tentunya dengan pelibatan unsur lokal, termasuk didalamnya produktivitas keilmuan terkait bencana yang cukup massif, adanya pelibatan faktor sosial dan politik dalam pengurangan resiko bencana, peran aktif dari sektor privat, dan perusahaan besar jepang yang menangani pengurangan resiko bencana dengan sangat serius.
Jepang sebagai sebuah negara yang maju saat ini memfokuskan pembangunan mereka padan society 5.0, dimana mereka percaya bahwa percepatan teknologi informasi saat ini bukanlah sebuah ancaman dimana robot akan mengambil alih peran manusia, namun perkembangan teknologi harus diikut dengan adanya masyarakat yang super cerdas.Â
Selain itu, ambisi jepang dalam implementasi dan implikasi dari sustainable's development goals menjadi salah satu yang menarik dalam pemaparan Mr. Bisri. Â Jepang aktif melakukan kolaborasi yang holistik dengan seluruh pihak terkait, mulai dari pemerintah, sektor privat, NGO, masyarakat, peneliti, dan seluruh unsur kemasyarakatan yang terkait.
Selain itu, perlu diketahui bahwa negara maju ini merupakan salah satu yang memimpin dalam publikasi ilmiah kebencanaan, serta negara yang sangat mendukung terkait pengurangan resiko bencana dengan tetap memperhatikan perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya internal di negara Jepang.
Secara umum, rangkaian KKLN hari ke-4 ini berlangsung sangat aktif dan atraktif, dipandu oleh Mr. Rangarirai Waini selaku mahasiswa internasional S2 Manajemen Bencana dari Zimbabwe, seorang tenaga polisi professional yang telah mengabdi selama belasan tahun di negaranya. Pemaparan materi belangsung selama 75 menit, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan durasi serupa.