Mohon tunggu...
Navito Yudhiansyah
Navito Yudhiansyah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi ASEAN bagi penutur Asing

24 Desember 2023   12:08 Diperbarui: 24 Desember 2023   12:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menguraikan cara pembelajar BIPA asal Filipina berkomunikasi di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret selama pembelajaran BIPA. Penjelasan tentang strategi komunikasi yang diterapkan melibatkan aspek komunikasi verbal dan nonverbal oleh pembelajar BIPA asal Filipina.
 Temuan dari penelitian ini juga mencakup strategi internasionalisasi bahasa Indonesia melalui program BIPA, yang antara lain mencakup: (1) pengembangan lembaga BIPA di setiap negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia; (2) integrasi materi budaya Indonesia ke dalam kurikulum BIPA; (3) inklusi materi musik Indonesia dalam kurikulum BIPA; dan (4) penegasan kewajiban UKBI bagi Warga Negara Asing yang akan bekerja atau belajar di Indonesia.  

Strategi Komunikasi Verbal dan Nonverbal Pemelajar BIPA
Pemelajar BIPA asal Filipina di UPT Bahasa UNS menggunakan strategi komunikasi verbal melalui komunikasi lisan dan tertulis, sementara strategi komunikasi nonverbal melibatkan gerakan tubuh. Terdapat empat jenis strategi komunikasi yang digunakan oleh penutur asing, sebagaimana dijelaskan oleh Douglas (2000:79), yaitu penilaian, penetapan tujuan, perencanaan, dan pengendalian pelaksanaan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh gambaran strategi komunikasi yang diterapkan oleh pemelajar BIPA asal Filipina di UPT Bahasa UNS. Proses komunikasi diartikan sebagai perpindahan sinyal dari sumber melalui transmiter atau saluran menuju suatu tujuan (Eco, 2011:9). Pemindahan sinyal komunikasi oleh pemelajar BIPA merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
1. Strategi Komunikasi Verbal
 
Komunikasi verbal merupakan bentuk interaksi individu dalam berkomunikasi, menggunakan bahasa sebagai medium ekspresi. Bahasa yang digunakan dapat berupa ungkapan lisan maupun tertulis. Pemelajar BIPA asal Filipina menerapkan beragam strategi komunikasi verbal yang disesuaikan dengan konteks pembelajaran di dalam kelas.

Imbuhan
Imbuhan atau afikasi merupakan salah satu tahap dalam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Penggabungan afikas dengan kata dasar memiliki potensi untuk mengubah makna kata tersebut. Kata-kata yang mengandung afiaksi ini umumnya digunakan dalam berbagai bentuk, baik secara lisan maupun tertulis, dan seringkali muncul dalam situasi sehari-hari, termasuk dalam konteks sosial dan akademik.
Frasa
Frasa merupakan hasil penggabungan dua kata atau lebih, dan terdapat perbedaan dalam penggabungan frasa antara bahasa Indonesia dan bahasa asing. Perbedaan ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam konteks pembelajaran BIPA.
Preposisi
Preposisi atau kata depan dalam bahasa Indonesia memiliki posisi dan peran yang disesuaikan dengan konteks kalimatnya. Ketidaktepatan dalam penempatan dan pemilihan preposisi dapat menyebabkan kekeliruan makna atau membuat kalimat menjadi kurang jelas, terutama bagi penutur asli.                                                                         2. Strategi Komunikasi Nonverbal
Strategi komunikasi nonverbal adalah pendekatan yang diterapkan oleh pemelajar asing dalam pembelajaran BIPA, di mana gerakan tubuh digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan informasi kepada mitra bicaranya.

Peragaan
Pemelajar BIPA asal Filipina menggunakan peragaan sebagai strategi komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan elemen yang saling mendukung dalam strategi komunikasi yang diterapkan oleh pemelajar asing. Komunikasi nonverbal mencakup berbagai aspek, termasuk penggunaan gerakan tubuh, sikap, kontak mata, ekspresi wajah, jarak interpersonal, dan sentuhan, yang bersifat penciptaan dan pertukaran pesan tanpa menggunakan kata-kata seperti dalam komunikasi verbal (Hudjana, 2003:26).
Strategi Internasionalisasi Bahasa Indonesia
Salah satu langkah yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menggalakkan internasionalisasi bahasa Indonesia adalah melalui pelaksanaan program BIPA, seperti disebutkan oleh (Utami & Rahmawati, 2020). Wiratsih (2019) lebih lanjut menyampaikan bahwa BIPA berfungsi sebagai alat diplomasi yang membantu pemerintah Indonesia memperkuat posisinya di dunia internasional. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa program BIPA merupakan inisiatif pemerintah Indonesia yang masih terus berlangsung dalam upaya menginternasionalisasi bahasa Indonesia. Adapun hasil dan pembahasan setiap strategi internasionalisasi bahasa Indonesia tersebut dijabarkan sebagai berikut.

Mengembangkan Lembaga BIPA
Salah satu cara yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia untuk memperluas internasionalisasi bahasa Indonesia adalah dengan mengembangkan lembaga penyelenggara BIPA di setiap negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia. Pemikiran sederhananya adalah semakin banyak negara yang memiliki lembaga penyelenggara BIPA, maka semakin banyak pula WNA yang akan mengenal bahasa Indonesia. Sebaliknya, jika lembaga penyelenggara BIPA terbatas, maka pengetahuan WNA terhadap bahasa Indonesia juga akan terbatas. Saat ini, jumlah lembaga penyelenggara BIPA sudah mencapai ratusan di lebih dari 50 negara, seperti yang dilaporkan oleh Wahyuni (2022) dalam suarakarya.co.id.
Internalisasi Materi Budaya Indonesia
Internalisasi materi budaya Indonesia dalam kurikulum BIPA merupakan salah satu langkah strategis untuk mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Dengan menyatukan unsur budaya dalam materi pembelajaran, diharapkan para WNA yang mengikuti program BIPA dapat memahami dan mengenal dengan baik budaya Indonesia. Tujuan akhirnya adalah agar mereka memiliki bekal pengetahuan budaya yang memadai saat mengunjungi Indonesia.
Internalisasi Materi Musik Indonesia
Penyisipan materi musik Indonesia ke dalam kurikulum BIPA merupakan salah satu upaya strategis untuk mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Keuniversalan musik, yang dibangun atas sistem abstrak dan ide manusia yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, membuatnya menjadi sarana efektif untuk mengenalkan keberagaman musik Indonesia kepada WNA yang mengikuti program BIPA (Syakhrani & Kamil, 2022). Dengan menyertakan materi musik dalam pembelajaran, diharapkan para pelajar asing dapat mengenal beragam jenis musik khas yang ada di Indonesia. Pernyataan Riyuh Gumilang, seorang pelatih musik, yang dikutip oleh Putri (2018) dalam laman wartakota.com, dapat menjadi bukti tambahan atas efektivitas strategi ini.
Mewajibkan UKBI
Menjadikan UKBI wajib bagi WNA yang akan bekerja atau belajar di Indonesia merupakan salah satu strategi yang dapat secara efektif mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Langkah ini sejalan dengan tujuan dari pelaksanaan UKBI, yaitu untuk mengukur dan menormalisasi kemampuan bahasa Indonesia sehingga dapat bersaing dengan bahasa-bahasa utama di dunia (Badan Bahasa, 2023). Lebih lanjut, Badan Bahasa (2023) menjelaskan bahwa UKBI berfungsi sebagai tes standar yang digunakan untuk menilai kemampuan berbahasa Indonesia dari para penutur bahasa tersebut. Namun, disayangkan bahwa hingga saat ini, UKBI tidak diwajibkan bagi WNA yang akan bekerja atau belajar di Indonesia. Dalam situasi saat ini, partisipasi WNA dalam UKBI sebatas untuk menilai tingkat penguasaan atau kemahiran mereka dalam bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Prasetyo (202Mewajibkan UKBI
Menjadikan UKBI wajib bagi WNA yang akan bekerja atau belajar di Indonesia merupakan salah satu strategi yang dapat secara efektif mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Langkah ini sejalan dengan tujuan dari pelaksanaan UKBI, yaitu untuk mengukur dan menormalisasi kemampuan bahasa Indonesia sehingga dapat bersaing dengan bahasa-bahasa utama di dunia (Badan Bahasa, 2023). Lebih lanjut, Badan Bahasa (2023) menjelaskan bahwa UKBI berfungsi sebagai tes standar yang digunakan untuk menilai kemampuan berbahasa Indonesia dari para penutur bahasa tersebut. Namun, disayangkan bahwa hingga saat ini, UKBI tidak diwajibkan bagi WNA yang akan bekerja atau belajar di Indonesia. Dalam situasi saat ini, partisipasi WNA dalam UKBI sebatas untuk menilai tingkat penguasaan atau kemahiran mereka dalam bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Prasetyo (2022) dalam laman kumparan.com.

Mahayana, M. S. (2022). Dunia Melayu: Tantangan dan Prospeknya di Masa Depan. Jurnal Nusantara Raya, 1(1), 11-27.

Anam, S., & Arsanti, M. (2022, July). Pengukuhan Bahasa Indonesia dan Eksistensinya dalam Dunia Internasional. In Prosiding Seminar Nasional Daring: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Vol. 2, No. 1, pp. 538-547).

Soepomo Poedjosoedarmo. (1999). "Bahasa Indonesia dan Posisinya Sebagai Bahasa Internasional." Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryadinata, Leo. (2001). "Bahasa Indonesia: The Role and Status of Indonesian Language in ASEAN." ASEAN Economic Bulletin, 18(3), 311-324.

Setiono Sugiharto. (2015). "Peran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi ASEAN dalam Pembangunan Karakter Bangsa." Makalah Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun