Aku adalah ibu rumah tangga dengan dua anak, yang sehari-hari mengurus anak-anak di rumah. Inilah pilihan yang kuambil sementara ini dan aku tidak menyesali pilihanku itu. I’m proud of being a full time mom! Di sisi lain, aku salut pada ibu-ibu yang bisa terus bekerja (baca : mengaktualisasikan diri dalam karir) sembari menjalani perannya sebagai ibu. Pastinya butuh energi lebih untuk menjadi ibu bekerja atau working mom. Bangun lebih pagi untuk menyiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat ke kantor, tidur lebih malam untuk membereskan segala sesuatu yang terpakai selama hari itu. Dan tentunya, dibutuhkan tekad kuat serta fokus yang baik untuk dapat bekerja sebaik mungkin tanpa terganggu oleh pikiran-pikiran mengenai anak dan rumah! Hal yang terakhir ini, kuakui merupakan hal yang sama sekali tidak (atau belum) aku kuasai. Daripada menghancurkan kredibilitas diri sendiri di dunia luar, sebaiknya aku menerima kenyataan, bahwa untuk sementara aku perlu fokus di satu tempat, dimana tempat itu pasti membutuhkan aku lebih daripada tempat lain, yaitu : anak.
Masih ingat dalam benakku, cita-citaku untuk menjadi seorang wanita karir. Dulu istilah “wanita karir” terdengar keren sekali di telingaku. Bayangan menjadi seorang wanita dewasa, mandiri, dengan penampilan rapih berkemeja, rok dan blazer untuk ke kantor sembari menenteng tas kerja dan laptop adalah gambaran tentang sosok perempuan yang ideal dan sempurna, dan aku ingin menjadi seperti itu. Sementara, melihat ibuku, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya mengurus rumah dan anak-anak.. betapa nggak cool sama sekali,.. pikirku waktu itu. Jarang bisa berdandan cantik dan rapi, setiap hari harus berkutat dengan asap dapur dan debu rumahan. Oh, maafkan aku mama, maafkan karena aku telah melecehkan peranmu, yang sesungguhnya mulia itu!
Tapi apa yang sebetulnya kuinginkan? Kalau semata hanya penampilan seperti di atas yang kudambakan, rupanya tidak membuat aku menjadi manusia. Aku ingin menjadi manusia yang dibutuhkan! Dan barulah aku sadari, pengembangan potensi diri tak hanya terletak di jalur karir atau pekerjaan yangterlihat dari kaca mata sosial. Menjadi ibu yang baik, yang dibutuhkan oleh anak-anaknya tentunya adalah peran yang sangat mulia. Kepuasan batin saat dapat melihat anak-anak yang dibesarkan bertumbuh dan berkembang membuat seorang ibu merasa jadi manusia yang sesungguhnya. Jadi, menjalani kodrat sebagai ibu sesungguhnya baik adanya. Bilamana peran ibu dijalani dengan sungguh-sungguh, maka perempuan yang menjalaninya akan terpuaskan secara batin. Dan di sinilah aktualisasi diri itu tercapai.
Saat ini, setelah melalui proses jatuh bangun, terutama dengan anakku yang pertama, kuputuskan untuk memilih jadi full time mom. Keputusan adalah sebuah komitmen, yang harus dijalani dengan penuh kesungguhan. Dengan menyadari ini, aku menikmati setiap menit yang kujalani bersama kedua anakku. Dan bukankah dengan menikmati dengan sungguh hati, menjadi ibu yang baik bagi anak-anakku, aku telah mengaktualisasikan diriku sebagai ibu, setidaknya di mata kedua malaikat kecilku itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H