Mohon tunggu...
Navisha Haniy
Navisha Haniy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Unair yang aktif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menghadapi Fast Fashion dan Menuju Konsumsi yang Bertanggungjawab Berdasarkan Implementasi SDG-s 12

4 September 2024   21:52 Diperbarui: 4 September 2024   21:54 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS



Seperti yang kita ketahui di dunia setiap tahunnya terjadi peningkatan populasi, dimana yang pastinya hal tersebut akan meningkatkan kebutuhan energi dan juga industralisasi yang menyebabkan terjadi dampak negatif di lingkungan kehidupan kita. Salah satu tujuan yang bisa menyelesaikan masalah ini adalah SDGs 12,  dimana tujuannya adalah untuk memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. 

Dimana SDGs 12 nanti akan mempromosikan pola konsumsi dan perilaku yang lebih berkelanjutan dan efisien melalui perubahan perilaku individu, perusahaan, dan pemerintah.  Untuk mewujudkan SDGS ini diperlukan perubahan transformatif dalam semua dimensi pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Salah satu tantangan terbesar dalam mencapai goals dari SDG-s 12 adalah dampak industri fast fashion, yang telah menjadi fenomena global namun memebrikan dampak yang signifikan di lingkungan dan sosial.


Dahulu, fashion merupakan sebuah produk yang susah untuk di dapat karena harganya yang sangat mahal dan pastinya dalam proses pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Setelah terjadi revolusi industri pada tahun 1980, terdapat teknologi baru yaitu mesin jahit yang menjadi tonggak produksi. 

Setelah mesin jahit ini muncul banyak sekali dampak positif yang tercipta bagi dunia industri fashion, yaitu proses pembuatan yang lebih cepat. Fast Fashion mempertimbangkan kebutuhan konsumen dari rantai pasokan yang digerakkan oleh produsen/perancang untuk menuntut rantai yang dikendalikan oleh konsumen. Akibat dari hal ini, berbagai negara dan perusahaan memiliki jiwa kompetisi yang makin besar dan kuat untuk permintaan pasar, khusunya negara-negara berkembang.


Fast fashion merupakan salah satu trend fashion yang digunakan untuk mengganti koleksi stok di toko pakaian menjadi lebih cepat, sehingga produksi bisa 2 kali lebih cepat bahkan 4 kali lebih cepat. Dengan semakin meningkatnya produksi fast fashion, hal ini dapat berdampak buruk bagi lingkungan kehidupan. Dalam sifat seseorang dapat menimbulkan sisi konsumerisme yang artinya tindakan atau pola pikir seseorang yang konsumtif untuk membeli dan menggunakan jasa secara berlebihan dan mengabaikan prinsip berhemat untuk alasan kesenangan semata.


Selain memunculkan sifat buruk pada seseorang, fast fashion juga berdampak pada lingkungan yang menyebabkan penumpukan sampah konsumsi. Sekarang ini, konsumen lebih sering menyimpan pakaiannya dalam waktu yang singkat ketimbang jaman dahulu. Dengan adanya fast fashion ini, konsumen semakin mudah untuk membuang pakaian yang sudah tidak dipakai. Hal ini disebabkan oleh trend fashion yang terus berkembang. Tidak hanya itu, produksi pakaian fast fashion memerlukan sumber daya yang sangat besar, termasuk air, energi, dan bahan baku.

Fast fashion juga memberikan dampak sosial seperti, kondisi kerja buruh yang mendapatkan upah rendah, jam kerja panjang, dan lingkungan kerja yang tidak aman. Eksploitasi juga bisa saja terjadi pada pelanggaran hak asasi manusia dan pekerja.

Implementasi SDG-s 12 melalui program CSR (Corporate Social Responsbility) yang merupakan suatu konsep penjelasan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari sebuah perusahaan atas kegiatan opersionalnya, dengan pengembangan komunitas. Pengembangan komunitas sendiri bertujuan untuk meingkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu wilayah  tertentu melalui partisipasi dan kasadaran masyarakat untuk menghadapi masalah yang dihadapi.


Fungsi dari pengembangan komunitas meliputi beberapa hal, yaitu:

1.Masyarakat dapat mengatasi masalah mereka sendiri dan meningkatkan kualitas hidup mereka

2.Mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk ikut aktif dalam pengambilan program dan pelaksanaan program

3.Meningkatkan kualitas hidup dan kesetaraan ekonomi masyarakat

4.Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap masalah sosial dan motivasi bagi mereka untuk berpartisipasi dalam upaya penyelesaian berbagai hal.


Untuk mencapai SDG-s 12 dan memitigasi dampak dari  fast fashion, berbagai langkah perlu diambil, yaitu:

1.Inovasi produksi yang lebih ramah lingkungan, termasuk penggunaan bahan yang dapat di daur ulang.

2.Memberi kesadaran kepada para konsumen mengenai dampak dari fast fashion yang dapat membantu mendorong perubahan perilaku.

3.Mendorong model bisnis alternatif seperti fashion sewa, daur ulang pakaian yang dapat mengurangi dampak negatif.



Fast fashion sangat memberikan keuntungan dalam harga dan juga tren yang sangat cepat. Implementasi SDG-s 12 sangat penting untuk mengatasi masalah fast fashion yang sedang marak terjadi di berbagai negara, terutama   di negara berkembang.  SDG-s 12 perlu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, perlu adanya perubahan yang signifikan. Baik konsumen, produsen ,maupun pemerintah harus bisa bersama-sama mewujudkan goals dari SDGs-12, terutama dalam mengatasi fast fashion.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun