Mohon tunggu...
Navisha Ayuningtyas
Navisha Ayuningtyas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

"Gratitude is where every positive attitude starts"-Michael Hyatt

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kondisi Masyarakat Hari Ini dan Masa Depan, Bertumpu pada Pemuda yang "Bebas"

2 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Navisha Ayuningtyas

(Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ)

Waktu akan terus berjalan, mendekatkan kita kepada berbagai tantangan fase kehidupan, tanpa bertanya kepada kita, apakah kita siap atau tidak. Ketika mendalami kalimat tersebut, mungkin dapat sekaligus mengingatkan kita kepada kondisi pemuda yang telah dituntut untuk mulai menyelami berbagai macam sisi dari kehidupan. Kenneth Kenniston pun menyandingkan definisi  pemuda dengan masa muda (youth), yaitu sebagai  perjuangan membangun pribadi yang mandiri dan menjadi terlibat secara sosial di masa transisinya menuju dewasa.

Jika kita memaknai peran pemuda Indonesia secara historis, pasti kita akan mengingat bagaimana mereka berjuang dari mulai merebut kemerdekaan, mewujudkan gerakan reformasi, hingga sampai pada perjuangannya membangun tatanan berdemokrasi di  Indonesia, yang terus dipertahankan sampai saat ini. Semua itu dapat dikaitkan dengan sifat pemuda, yang dengan keberaniannya, gagasan kritisnya, dan semangatnya dalam memperjuangkan masyarakat dan negara, dengan keringatnya yang bercampur darah.

Dengan adanya perubahan zaman, apa yang diperjuangkan pemuda  masa kini tentu terdapat perbedaan. Dahulu, pemuda dikungkung oleh berbagai macam belenggu yang memisahkan mereka dari kebebasan, seperti menempuh pendidikan, mengekspresikan dan aktualisasi diri, serta berpendapat. Meskipun begitu, dengan sama-sama memaknai diri kita sebagai pemuda, rasa yang seharusnya timbul adalah dimulai dari rasa bersyukur terhadap kebebasan tersebut yang telah kita miliki, dan tetap terus memperjuangkan semangat pemuda terdahulu, yaitu untuk menciptakan kondisi sosial masyarakat yang baik di hari ini, dan masa depan.

Tentang Sosok Pemuda

Salah satu konsepsi mengenai pemuda yaitu dapat dilihat dari adanya kategorisasi umur. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, pemuda diartikan sebagai warga Negara Indonesia yang memasuki periode umur di rentang usia 16 sampai 30 tahun. Pendefinisian pemuda berdasarkan umur juga turut dilakukan oleh beberapa organisasi internasional, diantaranya ILO dan PBB yang mendefinisikan pemuda yaitu kelompok masyarakat yang berusia 15 sampai 24 tahun (Naafs dan White, 2008).

Disamping kita memaknai pemuda dari rentang usianya, kita juga bisa memahami pemuda dari sudut pandang sosial, dimana berdasarkan status dan perannya, mereka termasuk kelompok masyarakat yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Bagaimana tidak, selain pemuda harus mulai bertanggung jawab terhadap kondisi dirinya sendiri, dan dalam ruang lingkup yang lebih besar, mereka diberi amanah untuk menentukan kondisi kehidupan sosial masyarakat.

Kalangan pemuda yang partisipatif dalam melakukan inovasi di dalam berbagai pembangunan masyarakat, membuat sosok pemuda disebut sebagai agent of change, atau aktor pembawa perubahan.  Pemuda dalam logika Neo-Liberal juga  disebut sebagai modal manusia yang berpotensi menjadi "sesuatu" di masyarakat. Selain itu, melihat hasil karya Diatyka Widya (2010) tentang dekonstruksi UU Kepemudaan dan Pendidikan Keterampilan Hidup, yaitu bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat khusus untuk mengatur pemuda agar mencegah mereka dari perilaku kriminal dan tindakan beresiko lainnya, membuat pemuda direpresentasikan sebagai orang yang dapat menjadi "harapan" dan "resiko" bagi bangsa dan masyarakat. 

Pemuda dalam Kebebasan

Berbicara tentang pemuda, mungkin tidak asing lagi bahwa mereka sering disebut sebagai seseorang yang mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk menikmati masa-masa "kebebasan" mereka.  Sampai saat ini, pemuda dan kebebasan cukup erat kaitannya karena pemuda sedang berada pada fase bebas mengungkapkan ekspresi, dan mengaktualisasikan dirinya di dunia sosialnya.

Kebebasan pemuda juga dapat dimaknai dengan luas, di dalam hal ini, sosok pemuda dengan kondisi mental dan fisik yang menunjang, bisa secara bebas untuk melakukan sesuatu yang ia sukai, aktif di dalam kegiatan yang ia minati,  dan bebas untuk menentukan setiap pilihannya, yang berkaitan dengan dirinya. Sekaligus disadari atau tidak, semua bentuk kebebasan yang tersedia dan akhirnya dipilih oleh berbagai kalangan pemuda, akan menentukan kondisi masyarakat hari ini dan masa depan.

Hal tersebut mengingat bahwa kalangan pemuda dapat berpotensi untuk menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang dengan aktif melakukan tindakan-tindakan pro-sosial secara kolektif di lingkungannya, sehingga menjadi harapan di  masyarakat. Sebaliknya, pemuda juga dapat berpotensi menjadi "resiko" masyarakat ketika  kalangan pemudanya memilih untuk melakukan kenakalan remaja, atau tindakan kriminalitas.

Pemuda yang "Bebas" di Antara Perubahan dan Tantangan Masyarakat

Perjuangan yang harus ditempuh pemuda di zaman sekarang bukan lagi berupa perjuangan dengan gambaran melawan imperialisme dan kolonialisme. Jika kebebasan yang dimiliki oleh berbagai kalangan pemuda saat ini adalah untuk kepentingan diri sendiri saja, masyarakat akan kehilangan harapannya dari sosok pemimpin perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai macam bentuk kebebasan yang telah dimiliki oleh pemuda saat ini, diharapkan membuka jalan dalam mengambil andil seluas-luasnya pada perbaikan dan pengontrolan, dari berbagai kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. 

Misalnya, ketika baru-baru ini terjadi penyebaran wabah virus Covid-19 yang melanda Indonesia, pemuda dapat menentukan pilihannya. Tetap melakukan hal yang ia senangi seperti tetap "nongkrong" dan berkumpul bersama teman-teman, tanpa mempertimbangkan himbauan dan akibat yang ditimbulkan bagi orang lain, atau memilih untuk tidak mengedepankan kepentingan partikular dengan tetap di rumah untuk mencegah penyebaran virus.

Di samping itu, seperti yang bisa kita lihat realitanya, sebagian pemuda lainnya memilih menjadi agen sosialisasi pengetahuan mengenai Virus Covid-19 di media sosial, melakukan berbagai aksi sosial berupa menggalang donasi, dan mengaktualisasikan dirinya sebagai relawan kesehatan pasien terjangkit virus tersebut. Dari setiap tindakan kolektif seperti itu, tentu saja sangat bermanfaat untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan di kondisi saat ini, maupun di berbagai kondisi yang serupa.

Dengan perubahan sosial berupa perkembangan teknologi yang pesat, dan didukung oleh kebebasan berpendapat, pemuda dapat memilih untuk memanfaatkan momentum tersebut. 

Pemuda yang mempunyai sifat dan potensi berpikir kritis, dapat menggunakannya untuk mengontrol dan concern pada proses maupun output politik pemerintahan. Misalnya dengan ikut menyuarakan hak-hak kelompok termarginal di dalam kebijakan pemerintah atau membela rasa kemanusiaan di media sosial, ataupun di berbagai media literatur. Karena, kebijakan politik yang dikeluarkan pemerintah dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sosial masyarakat saat ini dan menciptakan kondisi akan seperti apa masyarakat ke depannya. 

Di sinilah pemuda dapat bebas memilih, bersikap apatis, ataupun terus mempertahankan peran pemuda yang sedari dulu membudayakan sikap idealisnya dalam hal bernegara dan bermasyarakat.

Adanya sifat antusias pada pembaharuan dalam diri pemuda, juga dapat dimanfaatkan untuk aktif dalam kegiatan yang inovatif demi pembangunan. Misalnya, untuk melakukan pencerdasan kepada sesama atau orang lain, kalangan pemuda dapat dengan bebas memanfaatkan berbagai kemudahan yang ada, seiring dengan kemajuan IPTEK yang  menyediakan berbagai media untuk menunjang aktivitas tersebut. Tentu saja, pemuda yang menciptakan dan memanfaatkan inovasi-inovasi tersebut, dapat disebut sebagai pemuda "harapan" masyarakat.

Sebagai pemuda, siap atau tidak kita dituntut untuk menjadi pelopor masyarakat menuju ke arah yang lebih baik. Menjadi bagian dari perubahan tersebut, pemuda dapat melakukannya dari hal-hal yang sederhana namun bersifat kolektif, bukan partikular. 

Entah kebermanfaatannya dirasakan dimulai dari ruang lingkup yang kecil yaitu keluarga, kerabat, masyarakat, atau bahkan yang akan dirasakan masyarakat di masa depan, pemuda harus menetapkan dan mempersiapkan. Dimulai hari ini, dan dimulai dari diri kita sendiri.

Bersamaan dengan berbagai kondisi dan tantangan yang ada di masyarakat, serta adanya laju perubahan zaman, sosok pemuda akan selalu di dalam kebebasannya dalam memilih, untuk mengarahkan masyarakat kepada perubahan yang lebih baik, atau sebaliknya. Karena pemuda masih berada di dalam "kebebasan"-nya untuk menentukan, maka itulah mengapa sosok pemuda adalah berharga. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk masyarakat saat ini, dan masa depan.

#SemangatPemudaIndonesia!

#KalianBerharga

Referensi:

[1] Martono, N. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

[2] Sirot Fajar. 2014. Karena Pemuda tidak Lagi Remaja. 

[3] Suzanne Naafs & Ben White.2012. Generasi Antara: Refleksi tentang Studi Pemuda Indonesia. Jurnal Studi Pemuda. 1(2): 89-106 diakses dari 

[4] UU Republik Indonesia Nomor 40 Pasal 1 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun