Mohon tunggu...
Navira ZahraAgisni
Navira ZahraAgisni Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

pantang menyerah sebelum semua keinginan tergapai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sastra Film "Laskar Pelangi"

9 Maret 2021   23:41 Diperbarui: 9 Maret 2021   23:45 24801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laskar pelangi adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 26 September 2008.Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku Laskar pelangi yang dirilis oleh Andrea Hirata.

Skenarionya ditulis oleh salma Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-ayat Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mita Lesmana. hingga maret 2009,Laskar pelnagi telah ditonton oleh 4,6 juta orang,menjadikannya film terbanyak ditonton di Indonesia yang berada diurutan kempat.

     Alur cerita yang disajikan bagus dan juga natural menjadi salah satu kelebihan dari film ini.Film yang mengisahkan anak-anak yang harus bekerja keras untuk bersekolah,menceritakan 10 anak Laskar pelangi yang pantang pantang menyerah dalam menggapai cita-cita mereka,serta diisi oleh keindahan persahabatan yang kuat ini mampu menginspirasi para penonton,banyak pesan moral yang dapat kita petik dari film ini.Lokasi pengambilan film ini bertempat di Pulau Belitong yang merupakan pulau terindah di Indonesia.dengan adanya film ini juga,membantu dalam mempromosikan pulau tersebut,sebagai tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.juga menunjukan bahwa negeri kita ini mempunyai pulau yang sangat indah.

Pemindahan teks kedalam media film,yang berhasil dilakukam Riri juga menjadi nilai plus dari flm ini,ia membeberkan fakta/data  dalam novel dalam alur yang tidak runtut.Kronologis peristiwa diacak sedemikian rupa,namun tetap mengikuti alur seperti dalam novel.

     Hal lain yang perlu dipuji adalah ketelitiannya dalam memperhatikan hal-hal detail yang mendukung film ini,seperti pemain yang diharuskan memakai bahasa Melayu,property yang harus sesuai dengan waktu terjadinya kisah(contoh: mobil kuno,sepeda motor kuno,plang di PN Timah yang berejaan lama).Semuanya persis merepresentasi apa yang ada dalam novel.Dramatisasi yang ada di novel pun diseret tayang di dalam film dengan penyampaian yang lebih  realistis,mendekati kewajaran.Contoh nya seperti Kejeniusan Lintang yang terlalu mengawang-ngawang karena dapat menjawab semua pertanyan yang tidak masuk akal bagi anak SD.di dalm fil,hal tersebut diubah dengan disalahkannya beberapa jawaban Lintang.selain itu juga Peran dari music sangat  baik.pengaturan musiknya pas sehingga tidak membuat konsentrasi penonton terkecoh.

     Menurut saya  kekurangan dalam film ini,yaitu pengurangannya beberapa adegan yang bila kita membaca dalam novel seharusnya adegan tersebut ada.sedangkan ,dalam novel dihilangkan.namun hal tersebut masih bisa di toleransi karena adegan penting tetap ditayangkan.

     Bagaimanapun,terlepas dari kualitas novel yang bagus dan menarik,film pun banyak memotivasi danmampu mengkomunikasikan bebrapa hal dengan amat baik.Tema yang    diusung pun tepat disamping dukungan visual dan auditif yang baik pula.Laskar Pelangi menjadi sebuah memori yang merekam keprihatinan pendidikan di Indonesia.Hikmah yang dapat kita ambil pun salah satunya yaitu jangan pernah takut bermimpi,kita hanya perlu usaha dan berdoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun