"Ibu. Maafkan Rahayu. Teh buatan ibu sangat enak sekali. Hanya saja Rahayu teringat, bagaimana bahagianya bapak dulu saat pertama kali membuka usaha kedai teh nya di pusat kota. Bahagianya masih terasa saat Rahayu meminum teh buatan ibu. Sama seperti waktu peresmian, ibu membuatkan teh ini untuk kita semua!" Jelasnya.
"Terima kasih ya Rahayu. Kesuksesan kedai teh bapakmu juga tidak lepas dari usahamu juga. Kita semua sama-sama bahagianya." Ucap sang ibu sambil merentangkan tangannya untuk memeluk anak gadisnya. Perasaan bahagia dan haru menyelimuti keduanya. Tak lama berselang, seorang pria tua yang diketahui selaku ayah dari Rahayu baru saja datang dan melihat acara berpelukan itu pun langsung menghampiri dan ikut berbaur menjadi satu.
"Bapak!" Ucap Rahayu tersadar saat sang ayah sudah pulang ke rumah.
"Sini pak duduk. Ibu membuatkan teh hangat kesukaan kita."Â
Lalu mereka bertiga menghabiskan sisa sore hari dengan secangkir teh hangat buatan ibu yang sangat nikmat dan menghangatkan suasana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H