Mohon tunggu...
PPG UNINDRA
PPG UNINDRA Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) adalah program pendidikan lanjutan yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan menjadi guru profesional yang kompeten, sesuai dengan standar pendidikan nasional. Program ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan pedagogik, keterampilan mengajar, dan pengalaman praktis yang relevan dengan bidang keahlian mereka. Melalui program ini, peserta akan mengikuti pembelajaran teoritis, praktik pengalaman lapangan, dan penilaian berbasis kinerja guna mendapatkan sertifikat pendidik yang diakui secara nasional. PPG Unindra berkomitmen mencetak tenaga pendidik yang inovatif, adaptif, dan berintegritas tinggi dalam mendukung kemajuan pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

30 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   11:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI DAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING


Anton Tamal - Guru Fisika SMA Athalia

Mahasiswa PPG Dalam Jabatan 2024 Universitas Indraprasta PGRI

=====================================================================================================

Proses pembelajaran fisika di SMA Athalia mengacu pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka. Mengacu pada teori Understanding by Design (Mctighe, 2012), terdapat beberapa situasi yang terjadi pada proses pembelajaran di dalam kelas yang perlu dilakukan penyesuaian ataupun perubahan. Adapun situasi yang terjadi adalah metode pembelajaran yang monoton. Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas hanya menggunakan metode klasikal. Situasi lain yang terjadi adalah proses pembelajaran yang belum memanfaatkan teknologi dengan optimal.

Proses pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan buku sumber dan buku latihan soal. Sarana yang dipakai hanya menggunakan papan tulis untuk menjelaskan teori dan proses pengerjaan soal. Situasi lain yang dirasakan adalah proses pembelajaran yang belum mengakomodasi profil siswa, baik gaya belajar, kecepatan dan kesiapan belajar. Situasi di atas menghasilkan tantangan yang perlu dicarikan solusi dan diberikan tindakan yang tepat. Tantangan yang dihadapi adalah rendahnya partisipasi siswa dalam belajar fisika di dalam kelas. Kurang dari 50% siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Rendahnya partisipasi ini berdampak langsung pada rendahnya hasil belajar siswa. Hanya 30% siswa yang mendapatkan nilai diatas 85 (skala 100). Situasi dan tantangan ini sesuai dengan hasil penelitian (Bilgin, 2009) yang menerangkan bahwa partisipasi siswa berkorelasi langsung dengan hasil belajar siswa. Untuk dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam belajar fisika, perlu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Tan, 2003) untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi, berpikir kritis, dan daya analisis siswa, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi (Eilish, 2022) untuk mengakomodasi gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran dan pemanfaatan teknologi (Rahmadi, 2019) dengan cara menyediakan media pembelajaran yang bervariasi seperti media audio video yang ditampilkan melalui komputer dan layar LCD, memberikan link data dan informasi baru yang terhubung dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta pemanfaatan Chat GPT maupun Google Bard untuk pembuatan studi kasus.


Hasil yang didapat adalah 88,5% siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif, kritis, dan kreatif dalam membahas dan menyelesaikan studi kasus dan lembar kerja yang diberikan. Hal ini berdampak langsung pada hasil belajar siswa. Hanya 11,5% siswa yang mendapatkan nilai dibawah 85 (skala 100). Sebanyak 95% siswa memahami konsep yang diajarkan dan keterampilan yang dilatihkan. Refleksi dari proses ini adalah inovasi pembelajaran yang dilakukan berdampak langsung pada peningkatan partisipasi siswa dalam belajar fisika. Peningkatan partisipasi ini berdampak langsung pada peningkatan kemampuan literasi numerasi dan berpikir kritis siswa. Kekurangan pada proses ini adalah waktu persiapan yang perlu ditambah
1-2 hari, satu dari empat studi kasus yang diberikan kurang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan daya analisis siswa serta butuh biaya tambahan sebesar Rp 25000 per siswa diluar budget yang sudah dibuat. Rekomendasi untuk proses ini adalah guru perlu mengalokasikan waktu persiapan sekitar 3-5 hari, berkolaborasi dengan rekan sejawat dan konselor untuk kelengkapan profil siswa, serta menambahkan alokasi biaya untuk pembelian alat dan bahan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Bilgin, I. (2009). The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach. Scientific Research and Essay.


Mctighe, J. (2012). Understanding by Design Framework Introduction: What is Ubd Framework? Ascd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun