Mohon tunggu...
Navida Ibthihaz
Navida Ibthihaz Mohon Tunggu... Administrasi - advertising

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro dan Kontra Citayam Fashion Week

5 Agustus 2022   09:00 Diperbarui: 5 Agustus 2022   09:06 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Citayam Fashion Week, atau singkatannya disebut dengan CFW merupakan aksi peragaan busana di zebra cross yang diadakan di daerah Dukuh Atas, Jakarta Pusat Kawasan perkatoran dan pusat perbelanjaan elit SCBD Sudirman berubah cukup drastic sejak 16 Juli lalu menjadi ajang catwalk bagi sejumlah anak mudah yang tentu saja mereka bukan orang-orang yang bekerja di daerah sana tetapi beberapa remaja tanggung yang sering nongkrong dictation Dukuh Atas, Sudirman yang menamakan diri mereka sebagai anak SCBD (Sudirman,Citayam, Bojong Gede, Depok) dan beberapa pelopor remaja yang memviralkan ajang busana yaitu Bonge, Kurma, Jeje, Slebew, Chibe.  

Yang ramai dari beberapa kalangan beberapa daerah seperti Citayam, Bojong Gede, Depok, maupun Jaksel , Jaktim, bahkan artis – artis , model, Gubernur bahkan Bule dan setiap hari ramai pengunjung. Layaknya Paris Fashion Week yang terkenal di seluruh dunia para ‘model’ berjalan menyebrangi jalan zebra cross dengan menggunakan busana yang khas dan unik yang bukan endorse maupun fashion dari designer ternama. CFW ternyata mencetak viral selama berhari-hari seolah mereka memperebutkan untuk tampil dan mengepresikan diri mereka lewat peragaan busana fashion di outdoor.

CFW ini terkenal karena adanya pelopor yang ikut meramaikan trend ini seperti influencer/selebgram yang mewawancarai mereka dan disebar luaskan di media social seperti Tik Tok, Instagram sehingga bisa viral. Selain itu adanya trend yang menamakan berbagai jenis pakaian yang ada sebutan khasnya seperti perempuan yang menggunakan baju warna serba hitam disebut dengan “Cewe Mamba”, apabila mengenakan baju warna warna disebut “Cewe Kue” kalau mengenakan baju yang bewarna Earth Tone disebut dengan “Cewe Bumi” sebutan – sebutan ini tergantung dengan tone baju yang dikenakan.

CFW sedang viral dan ramai diperbicangkan diberbagai media social yang membahas bagaimana Gerakan kreativitas anak muda Citayam ini yang ternyata bisa dinilai positif oleh beberapa kalangan seperti Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Indonesia, presiden Jokowi memberikan dukungan kepada anak-anak  muda yang tampil di CFW, selain itu juga ada sisi positif dari adanya CFW yang dapat menghidupkan banyak ekonomi salah satunya mendukung UMKM atau street food, karna banyak anak – anak remaja yang jajan dan membeli makanan dan minuman  bahkan pedagang sana juga berpendapat bahwa pendapatan naik dari penjualan sebelum adanya CFW.

Jokowi menambahkan, selama kreativitas anak-anak muda tersebut tidak melanggar aturan, maka tak perlu dilarang. “Asal tidak menabrak aturan, itu kan kreatif, karya-karya kreativitas seperti itu kenapa harus dilarang, asal sekali lagi tidak menabrak aturan dan tidak melanggar aturan, prinsipnya di situ,” jelas dia.

 Namun, di sisi lain CFW juga menimbulkan dampak negative yaitu membuat berbagai macam komentar seperti adanya pemandangan dikawasan Sudirman menjadi kurang enak dilihat karena adanya sampah yang menumpuk karena banyaknya dari mereka yang membuang sampah sembarangan bahkan jumlah sampah disana bertambah dari gelas pelastik dan sebagainya. Dan  adanya aksi berbusana yang diadakan di jalanan yang dapat mengganggu bagi pengguna jalan seperti kendaraan umum, motor, maupun mobil. Serta adanya beberapa kalangan yang menyorot sisi gelap bagaimana CFW dalam keterkaitan dengan komunitas LGBT.  

Seperti yang kita ketahui bahwa LGBT di Indonesia masih terdengar hal yang tidak lumrah dan tidak didukung oleh UU negara hingga kemuka agama, hal ini lantaran dianggap sebagai penyimpangan bagi warga Indonesia, sampai munculnya pelanggaran-pelanggaran moral dan adab yang  terjadi pada CFW sehingga menyebabkan kegiatan CFW ini dibubarkan.

Terlepas dari pro dan kontra CFW ada beberapa hal yang perlu diambil sebagai pembelajaran dari fenomena ini dari sisi positifnya, bahwa tentu saja bisa di fenomena ini anak muda membangkitkan kreatifitasnya tanpa mengrangi nilai-nilai moral yang sejatinya ada pada anak bangsa  Indonesia. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bahkan menawarkan beasiswa bagi anak – anak remaja yang berhenti sekolah namun salah satu dari mereka yaitu Roy menolak akan beasiswa tersebut dengan alasannya perjalanan kariernya saat ini sebagai konten creator sudah lebih cukup, karena menurut pribadinya lebih membutuhkan uang dan lebih menikmati karier yang sedang ia jalankan ini dan membantu orangtuanya, karena ibu nya saat ini sedang sakit memerlukan biaya untuk perawatan sang ibu.

Salah satu tokoh yang terkenal saat ini yaitu Bonge, remaja pria asal Cilebut yang merupakan sosok viral dibalik CFW, yang awalnya hanya iseng ikut wawancara Bonge ini mulai menerima tawaran endorse dan syuting. Karena mulai sibuk dengan kegiatan barunya itu, bonge kini menjadi remaja yang mencapai pendapatan yang cukup lumayan banyak yaitu bisa mendapatkan 7 juta rupiah perhari. Angka tersebut cukup fantastis mengingat Bonge hanya sempat menjalani Pendidikan hanya sampai kelas 3 SD yang disebabkan kekurangan biaya, yang pada akhirnya putus sekolah dan memulai pekerjaan menjadi pengamen didaerah Sudirman.

Pada tanggal 27 Juli 2022 CFW terpaksa ditutup secara resmi dikarenakan menimbulkan kemacetan dan membuat pengguna jalan terganggu karena adanya aktivitas ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun