Filsafat Epistemologi bagian filsafat yang mempelajari asal-usul, hakikat, batasan dan keabsahan ilmu pengetahuan. Tujuan filsafat epistemologi mengeksplorasi pertanyaan tentang apa yang diketahui, bagaimana kita memperoleh pengetahuan, metode apa yang kita gunakan dan menjadikan pengetahuan itu benar atau valid. Epistemologi membantu mengembangkan ketahanan terhadap penyimpangan informasi yang tidak ada kebenarannya. Epistemologi memainkan peran penting dalam banyak ilmu termasuk sains, matematika, filsafat dan kemanusiaan. Teurtama dalam filsafat, epistemologi memberi dasar tentang kebenaran, pembenaran dan metodologi. Para pemikir memiliki epistimologinya sendiri salah satunya David Hume seorang filsuf asal Skotlandia yang mengembangkan lebih lanjut pemikiran empiris Locke dengan menekankan batas induksi dan kausalitas sebab-akibat dalam pengetahuan manusia. Setiap peran serta membantu pemahaman tentang hakikat, asal-usul, batasan dan pengetahuan.
Â
Meskipun terkadang sering tidak diangkat secara langsung dan jelas, filsafat memegang peran penting dalam perkembangan Kriminologi. Dalam pengkajian metodologi para kriminologi dapat memahami cara terbaik memperoleh informasi tentang kejahatan dan perilaku kriminal, hal ini mencakup pertanyaan mengenai apakah metode yang digunakan valid dan sesuai berdasarkan kenyataan. Beberapa hal yang perlu diamati epistemologi dalam pengetahuan kriminologi adalah struktur sosial, ini melibatkan pertanyaan tentang ideologi dan nilai bentuk pengetahuan kriminologis dan membantu memahami konteks sosial dan politik.
Sumber pengetahuan epistemologi dalam kriminologi, filsafat memandang sumber pengetahuan kriminolog termasuk teori dan data. Hal ini melibatkan pertanyaan tentang bagaiman kita mengetahui kejahatan dan perilaku kriminal. Kriminolog harus mampu memberikan beberapa bukti atau pembenaran atas kebenaran keyakinan tersebut untuk menjadikan pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan memahami epistemologi kriminologi, dapat memahami keterbatasan data kejahatan mereka yang dapat membantu meningkatkan kebijakan, praktik dan intervensi terkait system peradilan pidana. Kaitan epistemologi dengan metode sangat melekat. Dalam epistemologi, pengetahuan dianggap benar melalui pengalaman empiris dan penggunaan daya pikir.
Â
Â
Dalam kriminologi ada suatu teori yang menjelaskan fenomena sosial dalam suatu lingkungan sosial tertentu, dalam waktu tertentu dapat dianggap benar, namun belum tentu benar jika diterapkan dalam waktu yang berbeda dalam ruang sosial tersebut. Menyelidiki pertanyaan- pertanyaan epistimologis ini dapat memahami dasar ilmu kejahatan dan memperkuat landasan ilmiah dan etika bagi yang menangani msalah kejahatan di Masyarakat. Menyelenggarakan persidangan dan mencegah kejahatan juga memerlukan penguasaan konsep, teori dan metode, serta strategi untuk pencegahan kejahatan. Jadi hubungan antara epistemology dengan kriminologi berkaitan dengan hakikat, sumber, metode, struktur dan kegunaan ilmu pengetahuan untuk menjelaskan dan mengatasi fenomena kriminal serta menciptakan ilmu pengetahuan yang dapat diandlkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H