Pesta rakyat terbesar tiap lima tahun sekali yakni pemilu baru saja kita lewati beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Rabu 14 Febuary 2024.
Banyak sekali hal dan kejadian yang perlu diungkap sebagai bahan evaluasi secara bersama demi menilai apakah pemilu yang dilakukan kemarin, telah dijalankan sesuai norma dan peraturan yang sah atau masih perlu perbaikan dimasa mendatang. Ini menjadi pembelajaran yang Panjang dari rentetan Sejarah politik di Indonesia.
Dimasa modern saat ini, kampanye banyak dilakukan secara digital dengan menggaet beberapa influencer maupun tokoh public dan memasarkan tokoh calon disosial media. Secara spesifik kami akan menganalisa fakta terkait fenomena kampanye calon presiden dan wakilnya di media sosial tiktok, sebagai media yang kini sangat besar pengaruhnya sebagai sarana persebaran informasi bagi Masyarakat umum saat ini.
Dari data yang dihimpun, pengguna tiktok diindonesia sebanyak 106,52 juta pengguna dan menempati posisi negara kedua pengguna tiktok terbanyak didunia. Maka dari itu, potensi untuk menggunakan tiktok sebagai sarana kampanye merupakan pontensi besar dalam mengais suara Masyarakat melalui konten-konten positif yang disebar luaskan didalam platform. Namun hal itu perlu dibarengi dengan pemahaman literasi media digital bagi Masyarakat secara luas, apakah Masyarakat bisa melewati rintangan pemberitaan yang secara keseluruhan belum tentu bisa dibenarkan untuk dipahami secara baik, dan memilah pemberitaan yang bisa dikonsumsi.
Untuk itu mari kita kaji fenomena kampanye pemilu 2024 pada platform tiktok, dan menilai secara garis ilmu literasi media digital atas konten dan informasi yang telah disebar luaskan.
- Pasangan Calon 01
- Anies Baswedan sebagai calon presiden nomor urut 01 sempat viral dimedia sosial tiktok lantaran melakukan live dan menyapa penggemarnya disela-sela kesibukannya. Tak tanggung, pada live yang dilakukannya dibanjiri hingga 400 ribu penonton, dari ramainya pengunjung tersebut tingkah lucu anies saat menggunakan fitur live yang baru ia gunakan menjadi perbincangan hangat, dan disukai oleh banyak penggemarnya.
- Pasangan Calon 02
- Prabowo subianto sebagai calon presiden nomor urut 02, sempat viral dimedia sosial tiktok, dan menjadi trend yang ramai dibicarakan. Hal viral yang disebut bukan lantaran ia berpidato ataupun melakukan hal narsis ditiktok, tapi joget gemoy yang ia sering lakukan pada masa kampanye menjadi ramai dibicarakan hingga menjadi slogannya dalam berkampanye. Prabowo GEMOY adalah julukan nya saat kampanye, joget yang diremix dengan lagu DJ oleh pendukungnya dan disebarkan dimedia sosial tiktok terbukti menarik minat anak muda, dalam hal itu tentu saja akan menambah daya Tarik calon 02 dan potensi menarik suara lebih banyak.
- Pasangan Calon 03
- Dalam penelusuran, tidak banyak calon 03, Ganjar Pranowo melakukan gebrakan kampanye di media sosial Tiktok. Tetapi disisilain ganjar yang sebelumnya sebagai gubernur jawa Tengah sering melakukan vlog/merekam kehidupan sehari-hari nya dan membagikan dilaman youtube miliknya. Dengan ciri khasnya sendiri, ia melakukan vlog kesehariannya dengan berbagai kegiatan yang dilakukannya setiap hari.
Selain sebagai calon yang mereka lakukan berkampanye di tiktok, persebaran informasi terkait pemilu ikut disebarkan dalam permberitaan lain oleh banyak dari pendukung mereka ditiktok. Pemberitaan yang tersebar banyak mengandung berita yang positif dan juga banyak berita negative perlu literasi media digital bagi Masyarakat demi menerima pemberitaan yang layak konsumsi. Berikut beberapa pemberitaan yang viral ditiktok terkait pemilu 2024:
- Dari sumber konten tiktok, ada pemberitaan buruk terkait Anies Baswedan, yang dimana pemberitaan itu belum tentu benar atas faktanya. Dibagikan oleh akun @andibdm1010 dalam konten disebutkan jika Anies Baswedan melakukan politik identitas dan mendorong umat islam untuk mendukungnya agar diberkahi dunia akhirat. Tentu pemberitaan ini belum tentu benar dan bisa dibilang merupakan hasutan bila seseorang belum memahami literasi media digital dengan baik dan mengkonsumsi informasi tersebut secara pertimbangan lebih lanjut.
- Kembali dari sumber pemberitaan tiktok pada akun @akunketigaku38 menyebarkan konten yang menyatakan bahwa Prabowo melakukan korupsi di Kementerian pertahanan dengan jumlah fantastis yakni 1.760 Triliun. Tentu pemberitaan seperti ini diperlukan perhatian lebih dalam menerima inti dari informasi yang dibagikan. Karena informasi ini sangat sensitive pada kebenaran yang belum tentu dikaji keasliannya dan bisa menyesatkan bagi penerima informasi ini dibagikan.
- Kali ini giliran pemberitaan Ganjar yang diberitakan sebagai sosok yang sombong tetapi minim prestasi atas kelolanya sebagai gubernur Jawa Tengah selama 10 tahun. Konten tersebut dibagikan oleh akun @anies.pedia sebagai akun fans pasangan lain yang sepertinya membuat opini yang memperlihatkan keburukan pasangan calon lain sebagai kontennya. Tentu hal ini dibagikan oleh orang tanpa pertanggung jawaban dan mengatas namakan dirinya sebagai pendukung pasangan calon lain sebagai bahan berdebatan disosial media.
Kritik Terhadap Peran Media Sosial Pada Kampanye Pemilu 2024
Media sosial sangat berpotensi meningkatkan daya Tarik bagi calon peserta pemilu, namun perlu diingat pengawasan dan pemahaman literasi media digital perlu ditingkatkan. Pihak berwenang patut meningkatkan pengawasan terhadap konten-konten yang tersebar demi menjaga kebersihan dan kebenaran atas informasi yang diterima Masyarakat. Pemahaman literasi media digital perlu ditingkatkan pahamnya bagi Masyarakat, pembelajaran mulai dari anak usia dini hingga lingkup warga secara luas agar dimasa saat ini informasi yang tersebar bisa dipahami dan dipilah sesuai pemahaman yang sudah terdidik dengan paham literasi media digital.
Tantangan Etika dalam Kampanye Digital
Dibalik kampanye digital yang dapat dengan mudah dilakukan dan menoreh hasil pencapaian yang cukup baik dan cepat. Metode ini dinilai memiliki tantangan etika yang cukup besar untuk dihadapi, berikut diaantaranya sebagai berikut:
- Sebagai sarana penyebaran misinformasi dan disinformasi
- Wahana penargetan dan manipulasi pemilih
- Sarana kebencian dan kekerasan online
- Transparansi dan akuntabilitas diragukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H