Mohon tunggu...
Nauvalia Reswara
Nauvalia Reswara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bukan Hanya Sekadar Musik: K-Pop dan Pengaruhnya terhadap Generasi Muda

5 Juni 2024   20:35 Diperbarui: 14 Juni 2024   00:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SEVENTEEN WORLD TOUR [BE THE SUN] IN JAKARTA https://x.com/pledis_17/status/1608165009510780930 

Korean Pop atau yang sering disebut dengan K-Pop merupakan sebuah genre musik juga budaya yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop sendiri sering diidentikkan dengan grup idola baik itu solois, boygroup, maupun girlgroup. Karena semakin maraknya K-Pop yang sudah global termasuk di Indonesia, tak jarang bahkan masyarakat awam yang tidak terlalu mengenal K-Pop pun turut mengetahui beberapa idola dari negeri gingseng tersebut, misalnya BTS, Blackpink, Seventeen, Twice, IU, Super Junior, dan masih banyak lagi idola lainnya. Terlebih ini merupakan era digital sehingga cepatnya perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat akan memberi pengaruh kepada masyarakat, baik dari segi sikap maupun cara berfikirnya (Irmania et al., 2021).

Melihat dari sudut pandang lain, tak banyak menyadari bahwa K-Pop sedikit banyak turut menyumbang pengaruh positif yang signifikan terhadap generasi muda Indonesia terutama para penggemar K-Pop melalui bakat dan kreativitas, keterampilan sosial, serta pembentukan identitas. Banyak orang mengira bahwa seorang penggemar menyukai idolanya hanya berdasarkan visual mereka karena Korea identik dengan standar kecantikan dan visual yang tinggi. Namun, sebenarnya banyak alasan di balik itu. Banyak dari mereka yang percaya bahwa idola akan selalu mengingat penggemarnya, seperti menyiratkan hubungan timbal balik atau dua arah (Sakinah et al., 2022). Faktor lain misalnya dari karya mereka, effort mereka kepada fans, kepribadian mereka, konten-konten mereka, dan masih banyak lagi.

Pada aspek bakat dan kreativitas, di sini penggemar selalu disajikan karya dan konten-konten dari idolanya terutama apabila idola favoritnya akan merilis lagu baru atau istilah lainnya comeback. Dalam dunia hiburan K-Pop, ada banyak grup maupun solois, dan dari sekian banyak idola tersebut pastinya setiap idola memiliki ciri khas tertentu terutama dilihat dari konsep comeback, misalnya memiliki konsep tertentu dan tema tertentu menghadirkan teaser dan photo concept yang mengandung nilai estetika yang dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama sehingga bisa menjadi referensi mengenai kreativitas. Misalnya saja idola grup NewJeans yang mengusung konsep tahun 90-an sejak mereka debut sampai sekarang. Desain-desain yang mereka gunakan pada photo concept dan merchandise mereka dinilai sangat iconic. Sehingga seringkali memunculkan tren baru yang menggunakan konsep tahun 90-an, Y2K, dan sejenisnya. Cocok sebagai referensi bagi desainer grafis untuk menambah referensi kreativitasnya. Selain itu, music video dari idola K-Pop yang kerap mengandung teori-teori tersembunyi, membuat penggemar tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai makna teori tersebut. Misalnya music video dan concept trailer dari grup idola ENHYPEN yang mengusung konsep vampir. Teori-teori pada music video juga concept trailer mereka kerap mengundang penggemar mereka untuk membedah makna lebih dalam. Hal tersebut tentu dapat mengasah daya berpikir penggemar untuk menghubungkan teori dari music video sebelumnya. Teori-teori tersebut tentunya tidak sedikit mengandung pengetahuan baru bagi penggemar juga.

Selain itu, penggemar K-Pop juga bisa melatih bakat dan mengekspresikan diri mereka, misalnya keterampilan dance cover dari lagu-lagu idola mereka dan membuat parodi music video. Ada juga yang disebut dengan fmv atau fans music video yang berisi sekadar editan-editan kompilasi video dari idola mereka yang biasanya diupload mendekati hari anniversary idola mereka. Terlihat sepele namun hal tersebut bisa membantu penggemar untuk mengembangkan minat dan bakat mereka misalnya di bidang fashion, editing, dan bidang-bidang lainnya.

Dari dunia K-Pop, keterampilan sosial penggemar juga diasah. Misalnya di media sosial dan platform komunitas K-Pop untuk meningkatkan keterampilan komunikasi juga belajar bekerja dalam tim untuk mengelola proyek digital. Misalnya saja komunitas penggemar BTS atau dikenal dengan Army. Kekompakan Army dalam mengelola proyek digital seperti proyek mass streaming, voting, maupun donasi online untuk mendukung idola mereka tentu menggunakan keterampilan dalam hal komunikasi dan kinerja tim. Karena keterampilan tersebut, BTS dapat membawa banyak penghargaan. Selain itu sering juga ditemukan bahwa banyak penggemar (misalnya teman baru, bertemu di konser maupun event K-Pop) meskipun dari fandom yang berbeda bisa saling mengenal satu sama lain bahkan cepat akrab karena topik pembicaraan yang mereka bawakan seputar hobi mereka di dunia K-Pop. Keterampilan sosial tersebut tentu saja tidak bisa diabaikan baik di dunia digital maupun melalui interaksi sosial di lapangan.

Pembentukan identitas positif juga bisa terjadi pada penggemar yang mencontoh idola mereka. Misalnya nilai-nilai kerja keras dan dedikasi yang dicontohkan oleh kebanyakan idola K-Pop untuk memotivasi generasi muda untuk berusaha lebih baik dalam kehidupan mereka. Contohnya saja dari grup idola Seventeen. Seventeen melakukan debut pada tahun 2015 di bawah naungan agensi kecil dan kurang dikenal yaitu Pledis Entertainment. Tentu saja saat itu mereka tidak banyak memiliki modal dan debut dengan budget seadanya. Namun kini Seventeen membuktikan kesuksesan mereka dengan berhasil membawa pulang daesang (penghargaan utama) pertama mereka di Mnet Asian Music Awards sekaligus mengakhiri serangkaian world tour mereka tahun ini di Nissan Stadium, Kanagawa, Jepang dengan kapasitas 70 ribu penonton. Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari kerja keras mereka yang konsisten sejak masa sebelum debut mengingat mereka tidak memiliki privilege apapun sebelumnya. Seventeen membuktikan kerja keras, kinerja tim, dan kekeluargaan mereka yang sangat tinggi mengingat mereka merupakan salah satu idola grup dengan member terbanyak tanpa pengurangan anggota yang dapat mengalahkan kutukan kontrak 7 tahun dan tetap langgeng dan berjalan aktif sampai sekarang yang sudah memasuki era generasi 5 pada industri K-Pop. Konsistensi, kerja keras, kinerja tim, kekeluargaan, kepribadian mereka tersebut tentu saja menjadi contoh teladan bagi para penggemar mereka untuk melakukan hal yang sama.

Meskipun banyak kritik terhadap industri K-Pop, namun dampak positifnya pada generasi muda terutama pada penggemarnya tidak dapat diabaikan. Pengaruh korean wave terutama K-Pop mencerminkan perubahan budaya global dan pertukaran budaya yang semakin intensif. Penggemar K-Pop utamanya yang termasuk golongan generasi muda dapat membuktikan dan meningkat kontribusi mereka bagi negara melalui hobi mereka sebagai fangirl maupun fanboy mulai dari bakat dan kreativitas, keterampilan sosial, serta pembentukan identitas mereka. Dengan mengasah serta mengambil hal positif tersebut, tentu akan membuat penggemar K-Pop tidak dipandang sebelah mata oleh orang awam.

DAFTAR PUSTAKA

Irmania, E., Trisiana, A., & Salsabila, C. (2021). Upaya mengatasi pengaruh negatif budaya asing terhadap generasi muda di Indonesia. Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 148--160. http://journals.usm.ac.id/index.php/jdsb

Sakinah, R. N., Hasna, S., & Wayuningsih, Y. (2022). Pengaruh Positif Fenomena K-Pop Terhadap Karakter Generasi Muda di Indonesia. Journal on Education, 05(01), 735--745.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun