Mohon tunggu...
naurah zahran
naurah zahran Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Anak Muda Dalam Mencegah Bullying Sebagai Agen Perubahan

29 Desember 2024   22:20 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Bullying sebagai fenomena sosial, masih menjadi masalah serius hingga saat ini.
Bullying merupakan tindakan negatif berupa perilaku kekerasan fisik maupun psikis yang
dilakukan oleh pelaku terhadap korban walaupun bullying tindakan yang melanggar hak asasi
manusia, namun sayangnya kasus bullying masih sering terjadi, baik di lingkungan sosial,
maupun di media sosial (cyberbullying) berupa ujaran kebencian.
Perilaku bullying tentu membawa dampak buruk bagi korban apalagi jika pelaku sampai
melibatkan kekerasan fisik, tak hanya itu bullying juga menjadi salah satu faktor terciptanya
lingkungan yang tidak aman dan tidak nyaman. Di Indonesia sendiri, angka kasus bullying
masih tergolong tinggi. Namun dibalik tingginya angka yang mengkhawatirkan ini, kita masih
memiliki harapan besar untuk perubahan.
Anak muda memiliki potensi besar dalam mencegah bullying, terutama karena mereka
lebih mudah terhubung dengan sesama generasi mereka. Generasi muda yang sadar dan paham
tentang bahaya bullying bisa menjadi agen perubahan yang efektif untuk menciptakan
lingkungan yang lebih inklusif dan aman. Bukan hanya sebagai pengamat, anak muda harus
berperan aktif sebagai agen perubahan untuk menuju generasi Indonesia anti bullying. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying.
Berikut upaya yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan Kesadaran Sosial: Anak muda dapat menjadi agen edukasi di
lingkungan mereka.
2. Menjadi Teladan: Anak muda yang memperlihatkan sikap saling menghormati,
menghargai perbedaan.
3. Memanfaatkan Teknologi: Jika bullying bisa dilakukan di media sosial maka
pencegahannya juga dapat diatasi di sana, misalnya dengan kampanye melalui
aplikasi yang sering digunakan masyarakat. Setiap langkah kecil yang kita ambil
memiliki berdampak besar untuk memecah lingkar bullying.
4. Membangun Rasa Empati: Mengajarkan pentingnya empati, yaitu kemampuan untuk
memahami dan merasakan perasaan orang lain, dapat membantu anak muda untuk
lebih peduli terhadap korban bullying.
Pencegahan bullying bukanlah tugas yang bisa diserahkan pada satu pihak saja. Anak
muda memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan dan
diskriminasi. udah saatnya anak muda mengambil langkah nyata dan menunjukkan bahwa
mereka peduli terhadap masa depan yang lebih baik bagi semua.
Aro`fah, S., & Dwi, H. R. (2021). Penyuluhan Kesehatan Tentang Bulliying Pada Remaja Di
SMA N 2 Kabupaten Tebo. JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (PKM), 4(6), 1398–1402. https://doi.org/10.33024/jkpm.v4i6.4478
Bullying, D., Remaja, T. P., Kini, M., & Visty, S. A. (2021). The Impact of Bullying on Youth
Behavior Today. In Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP) (Vol. 2).
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/JISP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun