Mohon tunggu...
Naura RifdaHerlambang
Naura RifdaHerlambang Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya traveling, kepribadian saya cepat berbaur dengan pertemanan lingkungan sekitar dan saya sangat suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Framing dalam Pemberitaan Pemilu 2024 di Media Online

26 November 2024   21:10 Diperbarui: 26 November 2024   21:10 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

c. Penyajian Data dan Statistik
Penggunaan statistik atau data pemilu yang dipilih dan ditampilkan oleh media juga bisa menjadi bagian dari framing. Misalnya, menunjukkan angka survei yang tinggi untuk kandidat tertentu atau membahas permasalahan dalam distribusi pemilih dapat mempengaruhi bagaimana publik memandang hasil dan proses pemilu.

d. Sumber Informasi
Pemilihan sumber informasi dalam pemberitaan juga berperan dalam framing. Media mungkin memilih untuk mengutip sumber yang mendukung atau mengkritik kebijakan tertentu atau pernyataan kandidat, yang pada gilirannya memengaruhi bagaimana pesan tersebut diterima oleh pembaca.

e. Platform Media Sosial
Selain pemberitaan di situs web atau portal berita, platform media sosial menjadi sarana utama bagi banyak media untuk menyebarkan berita dengan cepat. Penggunaan tagar (hashtag), caption, dan komentar dari netizen dapat memperkuat atau melemahkan framing yang sudah dibangun oleh media melalui artikel utama.

4. Dampak Framing terhadap Persepsi Masyarakat
Framing dalam pemberitaan Pemilu 2024 dapat mempengaruhi cara masyarakat melihat pemilu, para kandidat, dan partai politik. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
- Pembentukan Opini Publik : Media online memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik dengan cara menyajikan isu-isu tertentu lebih menonjol, yang akan mempengaruhi bagaimana masyarakat menilai pemilu.
- Polarisasi Politik : Framing yang tendensius atau terlalu mengarah pada satu pihak bisa memperburuk polarisasi politik di masyarakat, meningkatkan ketegangan antara pendukung kandidat yang berbeda.
- Partisipasi Pemilih : Framing yang menggambarkan pemilu sebagai sesuatu yang transparan dan adil bisa mendorong partisipasi yang lebih tinggi, sementara framing yang lebih negatif bisa menurunkan kepercayaan dan partisipasi pemilih.

Jadi Kesimpulannya Analisis framing dalam pemberitaan Pemilu 2024 di media online menunjukkan bahwa media tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga memilih untuk menekankan aspek-aspek tertentu yang dapat membentuk persepsi publik. Pemilihan tema, kata-kata, visual, dan sumber yang digunakan memiliki dampak besar dalam membentuk opini masyarakat terhadap kandidat, partai politik, dan proses pemilu itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi pembaca untuk kritis terhadap framing yang ada dan menyaring informasi dengan cermat agar bisa memperoleh pemahaman yang lebih objektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun