Mohon tunggu...
Naura Rasendrya Rega
Naura Rasendrya Rega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa aktif (S-1) di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resiliensi Pancasila Di Era Disrupsi : Peran Pendidikan Dalam Mengatasi Ketidaksetaraan Sosial

24 Desember 2024   13:01 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:58 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ditulis Oleh : Naura Rasendrya Rega

Dosen Pengampu : Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd. M.H

Dalam menghadapi sebuah tantangan global yang semakin kompleks, seperti perubahan tekhnologi yang pesat, disrupsi ekonomi, dan ketidaksetaraan sosial, nilai-nilai Pancasila tetap menjadi sebuah landasan yang kokoh untuk membangun Masyarakat yang adil dan Sejahtera. Di era disrupsi, dimana perkembangan tekhnologi dan informasi mengubah pola kehidupan secara drastic, reseliansi Pancasila menjadi penting untuk menjaga persatuan dan keadilan sosial Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan ketidaksetaraan sosial atau tratifikasi sosial, seperti keturunan, kekayaan, pendapatan, pendidikan, profesi, kekuasaan politik, budaya, identitas, lokasi, dan lingkungan. Faktor-faktor ini berdampak pada posisi seseorang dalam struktur masyarakat, membentuk hierarki yang menentukan status, peluang, dan akses ke sumber daya. Misalnya, seseorang mungkin lahir dari keluarga kaya, yang memungkinkan mereka memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan dan pekerjaan yang prestisius. Di sisi lain, orang lain mungkin menghadapi tantangan sosial dan ekonomi yang menghalangi mereka untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat (Fitri et al., 2023). Jika seseorang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki kepemilikan apa pun terhadap hal-hal yang dianggap berharga, mereka akan berada di lapisan yang lebih tinggi (Limbong & Guntur, 2023).

Mengurangi stratifikasi sosial sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Pendidikan membantu kemajuan dan stabilitas serta perkembangan seluruh masyarakat. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan; itu juga membantu orang, mengembangkan masyarakat, dan meningkatkan keadaan sosial-ekonomi. Kualitas hidup seseorang ditingkatkan oleh pendidikan. Pendidikan tinggi biasanya mengarah pada akses yang lebih baik ke pekerjaan, layanan kesehatan, dan kesempatan untuk memperkuat jaringan sosial (Harsono et al., 2024; Mardizal et al., 2023; Sukarma et al., 2023). Dengan mendapatkan pendidikan, seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dunia sekitarnya, memperoleh kemampuan yang diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan, dan membuat keputusan yang lebih baik.

Pendidikan yang baik memungkinkan semua orang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan peluang yang sama tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, atau budaya mereka. dengan pendidikan yang berkualitas individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehingga mengurangi disparitas dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pekerjaan, dan kesehatan (Hasan et al., 2022). Pendidikan memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang sama ke pengetahuan dan informasi untuk meningkatkan kemampuan mereka, memperluas wawasan mereka, dan meningkatkan kesadaran akan masalah sosial. Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada seluruh masyarakat, ketidaksetaraan dalam akses ke pengetahuan dan informasi dapat dikurangi.

Pendidikan juga membantu mengurangi kesenjangan ekonomi karena membantu orang memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan membuka lebih banyak peluang ekonomi (Sitepu et al., 2023). Dengan pendidikan yang baik, orang lebih mungkin memasuki pasar kerja dengan keterampilan yang mereka butuhkan dan mengurangi kemungkinan terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Pendidikan juga membantu meningkatkan kesadaran tentang masalah sosial seperti ketidaksetaraan dan diskriminasi. Dengan memberi orang platform untuk berbicara dan memahami perbedaan sosial, pendidikan dapat mendorong inklusi sosial dan mengurangi stigma yang terkait dengan ketidaksetaraan.

Namun dalam konteks ini, pendidikan juga bukan hanya menjadi alat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sarana untuk membentuk sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa kebersamaan. Melalui pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila, generasi muda diharapkan dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih bijaksana dan mampu berkontribusi pada upaya mengurangi ketidaksetaraan sosial di berbagai sektor.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketidakmerataan akses pendidikan di berbagai daerah, terutama di daerah terpencil dan kurang berkembang. Untuk itu, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat perlu bekerja sama dalam memperbaiki kualitas dan aksesibilitas pendidikan agar lebih merata, sesuai dengan semangat Pancasila untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, serta didukung oleh teknologi yang dapat menjangkau daerah-daerah yang lebih luas, diharapkan ketidaksetaraan sosial dapat dikurangi, dan cita-cita Pancasila untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dapat terwujud. Dengan demikian, resiliensi Pancasila akan tetap teguh, meskipun dihadapkan pada tantangan zaman yang terus berkembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun