FoMO yang merupakan singkatan dari Fear of Missing Out ini makin sering terjadi pada masa sekarang dimana media sosial telah merajalela. Apapun yang kita miliki atau lakukan bisa kita bagikan di media sosial. Dengan semakin majunya teknologi, kemungkinan mengalami FoMO ini akan semakin tinggi.Â
Melansir hellosehat.com, FoMO merupakan suatu kondisi dimana seseorang kerap khawatir dan cemas apabila mengalami ketinggalan trend atau kabar yang sedang meluas.Â
Kebanyakan orang yang mengalami FoMO ini takut akan dicap sebagai seseorang yang tidak gaul alias gaptek (gagap teknologi). Selain itu, orang yang merasakan FoMO akan sering merasa bahwa hidup orang lain sangat menyenangkan dan penuh kebahagiaan.Â
Jauh berbeda dengan kehidupan yang dia alami sekarang. FoMO juga berkaitan dengan perasaan untuk selalu terlibat dalam setiap kegiatan atau hal lainnya supaya mendapat pengakuan dari orang lain terutama di media sosial. Sehingga tidak jarang orang tidak menunjukan jati diri aslinya di media sosial supaya diakui sesuai keinginannya.Â
Dampak dari FoMO ini pun kurang baik karena perasaan-perasaan negatif yang muncul akibat "tidak ingin tertinggal" dapat menyebabkan gangguan kecemasan hingga stres berlebihan.Â
Menurut sebuah penelitian, kecemasan dapat mengganggu produksi hormon penting dalam tubuh seperti hormon serotonin dan adrenalin. Apabila hormon penting terganggu produksinya, dapat menyebabkan susah tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala dan mood yang kacau.Â
Cara yang dapat digunakan untuk menghindari FoMO adalah dengan membatasi waktu di sosial media, meyakinkan diri sendiri bahwa media sosial bukanlah dunia nyata, selalu bersyukur dan menyaring konten yang anda lihat atau konsumsi. Dengan menyaring konten yang anda lihat, perasaan anda akan jauh lebih baik karena tidak ada hal yang dapat membuat anda merasa FoMO.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H