Rekayasa genetika adalah proses memanipulasi genetik pada organisme dengan tujuan untuk mengubah sifat-sifat pewarisan. Proses ini melibatkan penyisipan atau pengambilan materi genetik dari satu organisme ke organisme yang lain untuk menghasilkan perubahan sifat yang diinginkan dalam organisme target. Teknologi rekayasa genetika kini sudah meluas dan banyak digunakan oleh manusia dalam berbagai sektor kehidupan. Manfaat rekayasa genetika memang sangat banyak, bahkan tanpa kita sadari mungkin kita telah menikmati manfaat rekayasa genetika tersebut. Teknologi rekayasa genetika ini telah banyak dilakukan, baik di bidang kesehatan, bioteknologi industri, ataupun pertanian.
Rekayasa Genetika Menghasilkan Bibit Varietas Unggul
Sebagai contoh, saat ini sudah banyak petani sayur dan buah yang telah menggunakan bibit hasil dari rekayasa genetika untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik dengan masa simpan yang lebih lama dan nilai jual yang tinggi. Tomat umumnya mudah busuk dan sangat rentan terhadap kelembaban udara, sehingga terkadang akan membuat para petani mengalami kerugian akibat banyaknya tomat yang busuk sebelum dipanen. Tetapi setelah adanya teknologi rekayasa genetika, peneliti telah menciptakan bibit varietas unggul agar tomat tidak mudah busuk dan dapat membantu petani mengurangi nilai kerugian akibat pembusukan. Rekayasa genetika terhadap pangan dianggap sangat dibutuhkan karena dapat menghasilkan produk yang sangat baik kualitasnya dan memiliki sifat kebal terhadap hama maupun virus.
Rekayasa Genetika Menimbulkan Berbagai Kemungkinan PenyakitÂ
Namun, disamping kelebihan dan manfaatnya dalam mempermudah kehidupan manusia, rekayasa genetika tentu memiliki beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Dalam aspek pertanian, pernah dilakukan sebuah penelitian jagung transgenik oleh Gilles-Eric Seralini dan rekan-rekannya. Penelitian ini dilakukan pada seekor tikus. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan tumor mammae serta kerusakan hati dan ginjal yang berat pada tikus setelah mengkonsumsi jagung transgenik tersebut. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Food and Chemical Toxicology dan dipaparkan dalam konferensi pers di London, Inggris, pada tahun 2012 lalu. Jika saat ini kita mengonsumsi sayur dan buah yang mungkin adalah hasil dari rekayasa genetika, tidak tampak efek apapun dalam tubuh kita. Tetapi bayangkan jika mengkonsumsi makanan hasil rekayasa genetika ini terus berlanjut hingga jangka waktu yang panjang, tentu akan ada kemungkinan kita mengalami baik itu alergi, kerusakan organ tubuh, atau bahkan kematian.
Pemanfaatan teknologi rekayasa genetika di dalam bidang pertanian dapat memberikan manfaat seperti misalnya untuk mengembangkan tanaman-tanaman pertanian dengan sifat unggul. Namun, perhatikan pula dampak dari penggunaan bibit rekayasa genetika dalam jangka waktu yang lama. Masih perlu dilakukan banyak penelitian lagi untuk mendapatkan hasil rekayasa genetika yang aman digunakan untuk kemudahan kehidupan manusia. Diharapkan para praktisi, peneliti, dan industri bioteknologi terus menemukan inovasi-inovasi baru dalam perkembangan teknologi rekayasa genetika hingga menemukan bibit hasil rekayasa genetika yang sempurna dan aman untuk dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H