Mohon tunggu...
Naurah Salsabila
Naurah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Walking in the starlight

Dulunya akun buat nugas, sekarang belum tau bakal nulis lagi atau enggak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak Mudah, namun Bukan Berarti Mustahil

26 Juni 2021   18:38 Diperbarui: 26 Juni 2021   19:04 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa menu yang dijual di warung ini. Sumber: Dokpri

Sore hari itu suasananya tidak terlalu ramai, mungkin karena pandemi yang sedang terjadi membuat orang-orang membatasi aktivitas mereka di luar rumah. Namun bagi sebagian orang, mereka tetap harus beraktivitas di luar rumah dan bahkan bertemu dengan banyak orang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Seperti Endang (18) yang terlihat sedang melayani pembeli dan mengantarkan makanan dari satu meja ke meja yang lainnya. "Saya sih memang sering bantu-bantu di warung sama kakak saya, soalnya kalau kita enggak bantu, takutnya Ibu sama Bapak kewalahan," katanya. 

Warung makan tersebut merupakan usaha milik ayahnya, warung makan ini terletak di salah satu daerah di Jakarta Barat, mulai buka pada jam 4 sore dan tutup pada jam 12 malam. "Untuk yang masak di warung sih Ibu sama Bapak saya, kalau saya sama kakak cuman bantu-bantuin aja." lanjutnya.

Terdapat beberapa menu yang disajikan di warung makan ini, ada pecel lele, ayam bakar, soto, ayam goreng, dan beberapa makanan pelengkap lainnya. Menu-menu yang telah disebutkan tadi dijual dengan kisaran harga sekitar dua ribu rupiah hingga delapan ribu rupiah.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Endang mengatakan bahwa ayahnya telah menjalani usaha ini sekitar kurang lebih selama 25 tahun. Endang pun menceritakan lebih lanjut mengenai cerita pendirian usaha warung makannya tersebut, "Bapak saya dulu awalnya bekerja sebagai karyawan di warung soto gitu, lalu setelah mengumpulkan modal yang cukup, bapak saya pun mencoba untuk membuka usaha warung sendiri," jelasnya.

Memutuskan untuk membangun usaha warung makan sendiri tentunya tidak mudah, butuh banyak persiapan yang matang. Apalagi untuk mempertahankannya, dan usaha warung makan ini bahkan masih bertahan cukup lama hingga saat ini, hal tersebut tentunya membutuhkan rencana yang matang dan usaha yang keras. Endang juga mengatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena keuletan dan kegigihan ayahnya dalam menjalankan usaha yang mereka punya.

"Suka dukanya sih banyak yaa..." jawabnya. Ada naik ada turun, ada sedih maka ada bahagia juga, hal tersebut tentunya juga dirasakan oleh Endang dan keluarga dalam menjalani usahanya tersebut. "Sukanya itu, bersyukur banget sih, penghasilan yang didapat dari warung itu bisa menuhin kebutuhan sehari-hari, bahkan Bapak bisa sampai menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi," jelasnya.

"Kalau dukanya, waktu itu warung sempat kena penggusuran lapak," jawabnya. Endang pun mengatakan bahwa akhirnya mereka sempat menyewa kios UMKM yang disediakan oleh Gubernur, namun sayangnya penghasilan yang didapat menurun karena sepinya pelanggan pada saat itu.

Pandemi yang sedang terjadi di Indonesia ini tentunya banyak membawa pengaruh dan memberikan dampak yang cukup besar ke berbagai sektor, apalagi pada saat pandemi seperti ini banyak kebijakan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Hal tersebut tentunya juga berdampak kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Entah untuk mengembangkan usaha baru ataupun untuk mempertahankan usaha lama.

Endang mengatakan bahwa hal tersebut tentunya juga berpengaruh pada usaha warung makan milik ayahnya tersebut. "Kalau dulu sebelum pandemi itu, kita punya dua karyawan, namun sejak pandemi terjadi akhirnya kita cuman ada satu karyawan aja," jelasnya. Selain itu pembatasan jam operasional UMKM juga sangat memengaruhi, Endang berkata bahwa warung makannya terpaksa untuk tutup lebih awal, dan bahkan kadang mereka terpaksa untuk tidak berjualan.

Warung yang lebih sepi, dan jumlah pembeli yang menurun membuat omzet yang diperoleh pun tentunya menurun dibandingkan dengan omzet saat pandemi belum terjadi. Banyaknya pengeluaran yang keluar dibandingkan penghasilan yang masuk merupakan salah satu hal yang dialami oleh warung makan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun