Mohon tunggu...
Naura Qathrunnada Bi Arafah
Naura Qathrunnada Bi Arafah Mohon Tunggu... Teknisi - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Statistika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

BBK 4 UNAIR Melaksanakan Sosialisasi Eco Enzyme: Inovasi Pengelolaan Sampah Organik untuk Rumah Tangga Berkelanjutan

26 Juli 2024   17:16 Diperbarui: 26 Juli 2024   17:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Sabtu, 13 Juli 2024 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Airlangga. Melaksanakan kegiatan sosialisasi mengenai Ecoenzym di Desa Setro, Kabupaten Gresik. Dengan sasaran perkumpulan ibu rumah tangga, yaitu paguyuban Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Ecoenzym merupakan sebuah cairan serbaguna yang berasal dari fermentasi limbah organik seperti sisa buah dan sayuran, gula, dan air. Sosialisasi ini dipimpin oleh Muhammad Harun Ar-Rasyid, Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Airlangga, salah satu anggota kelompok BBK 4 UNAIR Setro. Bagaimana dimulai dengan penjelasan Ecoenzym, manfaat dari Ecoenzym, serta tata cara pembuatan Ecoenzym yang baik dan benar.

Tidak lupa juga, kelompok KKN BBK 4 Unair Setro menyiapkan alat dan bahan, yang digunakan untuk demonstrasi dan praktek secara langsung oleh peserta dalam pembuatan Ecoenzym. Dimulai dari Sampah organik sisa kulit buah dan sayuran, molase atau air gula merah, dan air. Seluruh bahan dipersiapkan secara matang agar nantinya peserta dapat memahami secara langsung pembuatan Ecoenzym yang benar.

Para peserta diberikan demonstrasi langsung tentang pembuatan ecoenzym. Proses ini dimulai dengan mencampurkan sisa buah dan sayuran dengan gula merah dan air dalam wadah tertutup. Dengan angka perbandingan pencampuran yakni Sisa kulit buah : Molase : Air (3 : 1 : 10). Campuran ini kemudian difermentasi selama tiga bulan. Setelah fermentasi, ecoenzym siap digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Dapat digunakan sebagai pembersih alami, pupuk cair, dan pestisida.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari peserta. “Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Ecoenzym, ibu-ibu dapat memanfaatkan sampah organik dengan baik sehingga dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ini sangat berguna untuk mengurangi sampah di rumah” kata Ibu Kut, salah satu peserta sosialisasi.

               Antusiasme peserta dirasakan saat memulai praktek membuat Ecoenzym. Dengan alat dan bahan yang telah dipersiapkan. Para peserta dengan semangat membuat Ecoenzym sesuai dengan cara dan anjuran yang telah dijelaskan. Hasil dari praktek tersebut dapat dibawa oleh para peserta sehingga setelah proses fermentasi berhasil, dapat langsung digunakan.

Dengan memanfaatkan sampah organik secara baik, yang dapat di olah menjadi Ecoenzym. Harapannya dapat mendorong masyarakat Desa Setro untuk mengolah sampah organik dengan baik yang merupakan sebuah langkah nyata dalam praktik ramah lingkungan di kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun