Mohon tunggu...
Naura Hasna
Naura Hasna Mohon Tunggu... Mahasiswa - MATEMATIKA 2020 UIN WALISONGO SEMARANG

FIGHTING :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Matematika Sedekah

20 Juni 2022   06:57 Diperbarui: 20 Juni 2022   07:11 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedekah adalah pemberian seorang muslim yang didasari atas keikhlasan dan sukarela yang tidak berhubungan dengan waktu dan jumlah tertentu. Oleh karena itu, sedekah lebih luas maknanya dari infaq, sehingga sedekah tidak harus dalam bentuk harta.  Namun bisa dalam bentuk lain seperti, senyuman kepada saudara sesama muslim. 

Setiap muslim sangat dianjurkan untuk memberikan sedekah karena dengan kita bersedekah selain akan menumbuhkan rasa bahagia dalam diri orang tersebut, itu juga dapat memberikan manfaat yang menghindarkan diri kita dari kemudaratan.  

Yang pasti dengan bersedekah Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda. Allah berfirman dalam qur'an surat Al-Baqarah ayat 245 yang artinya "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."

Suatu ketika nabi Muhammad SAW mengingatkan jangan membiarkan satu hari berlalu tanpa sedekah. "Tiap-tiap jiwa keturunan Adam tanpa kecuali harus bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya." Salah seorang sahabat yang merasa tidak memiliki kelebihan harta untuk disedekahkan bertanya; bagi orang seperti kami bagaimana kita bersedekah wahai Rasulullah? Nabi menjelaskan; "Sesungguhnya pintu kebajikan itu banyak. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dengan hikmat dan khusyuk itu merupakan sedekah." Mengajak orang kepada yang baik dan melarang dari yang mungkar merupakan sedekah. Menyingkirkan batu dari jalan untuk memudahkan orang lewat merupakan sedekah. Menuntun orang buta menyeberang jalan merupakan sedekah. memberi petunjuk kepada orang yang bertanya kepadamu merupakan sedekah. membantu orang-orang yang lemah dengan kekuatan dua betismu dan dua lenganmu adalah sedekah. Bahkan senyumanmu ketika berhadapan dengan saudaramu juga merupakan sedekah." (HR. Bukhori dan Muslim)

Hadis di atas memberikan pemahaman bahwa sedekah itu memiliki makna yang luas. Setiap orang dapat melakukannya di manapun kapanpun mereka berada. Sedekah juga tidak dibatasi dalam bentuk materi yang hanya orang-orang mampu dan kaya yang bisa melakukannya. Tetapi ucapan yang menunjukkan hati atau senyum simpati kepada orang lain juga merupakan sedekah. 

Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berupa materi atau bukan, tapi yang penting ialah hasrat dan niat suci kita untuk mengukir jasa baik sepanjang hidup. Dalam kaitannya dengan materi ini, penulis akan membahas tentang sedekah yang berkaitan dengan harta. 

Mungkin tidak semua orang mau untuk bersedekah. Dengan alasan-alasan tertentu ada yang mengatakan bahwa sedekah akan mengurangi harta yang dimiliki. Dengan alasan jika mereka memiliki uang Rpl.000.000,00  lalu diberikan kepada orang yang membutuhkan Rp100.000,00, maka dipastikan sisa uangnya adalah Rp1.000.000,00- Rp100.000,00 = Rp900.000,00. 

Berarti uangnya akan berkurang menjadi Rp900.000,00, ada juga yang mengatakan bahwa sedekah itu dilakukan jika kita memiliki kelapangan sehingga dalam kondisi kekurangan tidak perlu untuk bersedekah.

Padahal konsep sedekah itu sangat jelas dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi si pelaku. Oleh karena itu,  jika kita mengetahui besar sekali manfaatnya tentu akan berlomba-lomba untuk bersedekah. Bahkan orang-orang yang berdosa ketika di akhirat mereka ingin sekali untuk kembali ke dunia lalu mengerjakan amal sholeh. Allah berfirman dalam Qur'an surat As-Sajdah ayat 12 yang berbunyi, "Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya,  (mereka berkata): "Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."  Dalil yang menjelaskan tentang pahala orang yang melaksanakan sedekah yaitu dari qur'an surat Al-An'am ayat 160 yang artinya "Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala 10 kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya atau dirugikan."

Berdasarkan ayat di atas bahwa pahala dari sedekah itu akan diganti dengan 10 kali lipat kebaikan. Sehingga setiap sedekah yang kita lakukan terhadap orang lain akan diberikan imbalan senilai 10 kali lipat. Artinya bahwa uang yang kita sedang sedekahkan itu tidak sebesar dari nilai mata uang tersebut, akan tetapi ia akan berubah diri menjadi jumlah yang cukup besar, walaupun kenyataannya kita hanya mampu bersedekah dari jumlah uang yang sangat kecil. Seperi Rp1.000,00, Rp2.000,00 hingga Rp100.000,00. Jadi, dalam perhitungan matematis kita tahu bahwa 14 - 1 = 13. Tentu nilai tersebut merupakan kesepakatan dalam matematika. Namun tidak selamanya bahwa 14-1 itu bernilai 13, bahkan bisa saja selain 13. Jika dibawa ke dalam konsep agama, khususnya dalam sedekah kalau 14-1 itu hasilnya bukan 13. Bahkan infaq yang dilakukan oleh seorang muslim akan berlipat ganda dari 7 lalu dikali dengan 100, sehingga sebuah infaq yang dilakukan akan dikali sebesar 700 kali lipat.

Misalkan seseorang memiliki uang Rp200.000,00. Jika uang tadi disedekahkan sebesar Rp20.000,00 kepada seorang fakir miskin, tetntu uang tersebut menjadi berkurang yaitu sebesar Rp180.000,00, dan jika dilakukan berulang-ulang sebanyak 10 kali dengan besaran yang sama, akhirnya uang tersebut akan habis. Hal ini karena kita liat dari perspektif (sudut pandang) duniawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun