Mohon tunggu...
Nabilatul Alya
Nabilatul Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulus dari MA Syarikat Islam Parakansalak

Saya gemar membaca namun saya tidak hanya ingin menjadi pembaca saja, saya ingin menghasilkan karya dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Minimnya Etika di Media Sosial, inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya.

4 Juli 2023   08:36 Diperbarui: 4 Juli 2023   08:43 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Etika Komunikasi di Media Sosial

      Pada dasarnya manusia tidak dapat menjalankan kehidupannya sendiri. Bahkan dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memerlukan manusia lain untuk membantunya. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk sosial, artinya di dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.

      Sebagai makhluk sosial, tentunya manusia tidak dapat lepas dari yang namanya komunikasi. Komunikasi diperlukan dalam bentuk apapun dan dalam kondisi apapun. Menurut Stewart L.Tubs dan Sylvia Moss; Komunikasi adalah proses makna diantara dua orang atau lebih. Dengan adanya komunikasi, manusia dapat menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan lebih mudah.

      Komunikasi dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara langsung atau tatap muka, seperti ketika berbicara di depan umum tanpa adanya perantara atau media komunikasi yang berfungsi sebagai penghantar pesan atau informasi. Sedangkan komunikasi secara tidak langsung merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung yakni memerlukan perantara atau media komunikasi yang memiliki fungsi sebagai penghantar pesan atau informasi, misalnya komunikasi yang dilakukan melalui perantara media sosial.

      Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah bepartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi, meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Dengan adanya media sosial maka dapat memudahkan seseorang dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, serta dapat memudahkan seseorang dalam mendapatkan informasi dengan lebih cepat. Pengguna media sosial dapat menerima informasi yang ada di media sosial dengan cepat dan mudah. Informasi yang bisa didapatkan sangat beragam seperti informasi ramalan cuaca, bencana, berita terkini maupun informasi-informasi lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan media sosial ini sering disalahgunakan oleh sebagian orang seperti menyebarkan informasi palsu, ujaran kebencian, pornografi atau berkomentar yang tidak pantas terhadap postingan orang lain yang menyebabkan korban dari penyalahgunaan etika komunikasi di media sosial ini merasa cemas dan takut bahkan yang paling parah lagi korban akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti melakukan percobaan bunuh diri. Oleh sebab itu dalam berkomunikasi di media sosial tentunya sangat diperlukan adanya penerapan etika.

     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas/nilai mengenai yang benar dan yang salah yang dianut masyarakat. Dalam berkomunikasi di media sosial setiap pengguna diharapkan dapat menerapkan etikanya. Hal ini dilakukan agar dalam berkomunikasi di media sosial setiap pengguna dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk sehingga hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyebaran berita palsu, penyebaran fitnah dan kebencian atau mengolok-olok pengguna media sosial lainnya dapat dicegah.

Pelanggaran Etika Komunikasi di Media Sosial

      Pelanggaran etika komunikasi di media sosial yang saat ini sering terjadi yaitu:

  • Siber bullying

      Siber bullying adalah perundungan yang terjadi dengan menggunakan teknologi digital. Biasanya, kejadian itu terjadi melalui media sosial, media pesan singkat, game, dan ponsel. Saat ini siber bullying sudah menjadi masalah kesehatan publik. Beberapa contoh dari siber bullying yaitu sebagai berikut: Memanggil seseorang dengan nama atau julukan yang menyakitkan, menyebarkan kabar bohong tentang seseorang melalui internet, menyebarkan gambar atau pesan tanpa persetujuan korban serta perilaku mnguntit dan mengancam melalui internet.

      Siber bullying dapat berdampak pada psikologi dan sosial korban yang menerimanya. Dampak psikologi yang didapatkan yaitu mudah depresi, marah, timbul perasaan gelisah, cemas, menyakiti diri sendiri dan bahkan hingga melakukan percobaan bunuh diri. Sedangkan dampak sosial yang bisa saja terjadi pada korban yaitu menarik diri, kehilangan kepercayaan diri, lebih agresif kepada teman, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya.       

  • Ujaran Kebencian

    Menurut pendapat para ahli pengertian ujaran kebencian adalah ujaran yang mengandung kebencian, menyerang dan berkobar-kobar yang dimaksudkan untuk menimbulkan dampak tertentu, baik secara langsung (aktual) maupun tidak langsung (berhenti pada niat) yaitu menginspirasi orang lain untuk melakukan kekerasan atau menyakiti orang atau kelompok lain.

     

Faktor Penyebab Pelanggaran Etika Komunikasi di Media Sosial

          Terjadinya pelanggaran etika berkomunikasi di media sosial tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang menyebabkan pelanggaran tersebut terjadi, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran etika komunikasi di media sosial adalah:

  • Kurangnya pendidikan moral masyarakat yang membuat masyarakat semena-mena dalam berperilaku di media sosial tanpa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
  • Kurangnya simpati dari orang-orang di sekitar korban perundungan di media sosial yang mengakibatkan korban merasa depresi dan benci pada orang-orang di sekitar sehingga mengakibatkan korban menjadi pelaku perundungan karena trauma di masa lalu.
  • Kurangnya dukungan kasih sayang dari orang-orang terdekat pelaku perundungan di media sosial yang menyebabkan pelaku terus-menerus melakukan perbuatannya karena merasa tidak ada yang peduli padanya.
  • Kurang tegasnya penegakan hukum mengenai pelanggaran etika komunikasi di media sosial yang dilakukan oleh pemerintah yang menyebabkan masyarakat bertindak seenaknya di media sosial.
  • Adanya rasa iri dan dengki dalam individu pengguna media media sosial yang menimbulkan hasrat untuk menjatuhkan orang lain.
  • Adanya hasrat ingin menjadi yang terbaik diantara pengguna media sosial yang menyebabkan para pengguna berlomba-lomba memamerkan harta dan kekuasaannya di media sosial yang menimbulkan persaingan diantara para pengguna media sosial.

Upaya Pencegahan Pelanggaran Etika Komunikasi di Media Sosial

      Pelanggaran etika komunikasi di mdia sosial ini apabila terus dibiarkan maka akan berakibat semakin fatal di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya peran berbagai pihak untuk mewujudkan upaya pencegahan pelanggaran etika komunikasi di media sosial ini. Beberapa peran yang diperlukan yaitu peran dari pemerintah, masyarakat, keluarga dan lembaga pendidikan sebagai berikut:

  • Peran Pemerintah

      Peran pemerintah dalam mencegah pelanggaran etika komunikasi di media sosial adalah mengintruksikan kepada seluruh masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan juga menindak dengan keras dan tegas para pelaku pelanggaran etika berkomunikasi di media sosial tanpa memandang status maupun kedudukan para pelanggar.

  • Peran Pengguna Media Sosial

      Salah satu peran yang paling diperlukan dalam mencegah adanya pelanggaran etika berkomunikasi di media sosial adalah peran para pengguna media sosial itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan pengguna media sosial untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika komunikasi di media sosial adalah:

1. Meneliti atau menyelidiki suatu berita atau informasi yang diterima secara mendalam;

2. Tidak mengolok-olok pengguna media sosial lain;

3. Tidak menyebarkan kebencian dan berita palsu;

4. Menghargai pendapat orang lain;

5. Menghindari prasangka buruk;

6. Menghindari perilaku mencari-cari kesalahan orang lain;

7. Bijak dalam bermedia sosial;

  • Peran Keluarga

      Seperti yang sudah diketahui oleh kebanyakan orang, keluarga khususnya ibu merupakan madrasah pertama bagi anaknya. Oleh karena itu, peran keluarga dalam hal ini orang tua sangatlah diperlukan dalam upaya mencegah pelanggaran etika komunikasi di media sosial. Orang tua diharapkan bisa menanamkan etika yang baik kepada anaknya dengan memberikan suri tauladan yang baik dalam bermedia sosial. Etika komunikasi di media sosial yang dapat ditanamkan adalah menggunakan kata-kata yang sopan dan santun dalam berkomunikasi serta bisa mengargai orang lain terutama orang yang lebih tua. Selain itu, orang tua sebagai orang yang terdekat dari anak diharapkan bisa merangkul anaknya terutama apabila anaknya menjadi korban perundungan di media sosial karena apabila korban perundungan ini tidak dirangkul oleh orang-orang yang terdekat maka akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjadi pelaku perundungan dan yang lebih fatal adalah melakukan percobaan bunuh diri.

  • Peran Lembaga Pendidikan

      Peran lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah yaitu mengajarkan pendidikan moral kepada para siswa. Pendidikan moral adalah pendidikan yang mengajarkan nilai kebaikan meliputi perilaku baik, sesuai dengan aturan normatif dan juga tentang sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pendidikan moral, siswa diharapkan bisa menerapkan etika yang baik di masyarakat khususnya dalam berkomunikasi di media sosial.

 

Sekian 

Terima kasih banyak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun