Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Gifta
Muhammad Naufal Gifta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesan Moral dalam Film Parasite: Kajian Semiotika Roland Barthes

22 November 2023   17:30 Diperbarui: 22 November 2023   17:31 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Film "Parasite" yang disutradarai oleh Bong Joon-ho telah menjadi sebuah fenomena dalam perfilman dunia dengan narasinya yang kompleks dan kritik sosial yang dalam. Dalam esai ini, kita akan melakukan kajian semiotika menggunakan teori Roland Barthes untuk mengungkap pesan moral yang tersembunyi dalam film ini. Dengan menganalisis tanda-tanda, simbol, dan bahasa visual dalam "Parasite," kita dapat memahami makna moral yang disampaikan oleh pembuat film.
 
Film "Parasite," yang dirilis pada tahun 2019, mengguncang dunia perfilman internasional dengan jalan cerita yang kompleks dan pesan moral yang mendalam. Film ini disutradarai oleh Bong Joon-ho dan memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Palme d'Or di Festival Film Cannes. Dalam esai ini, kita akan melakukan analisis mendalam mengenai pesan moral yang tersirat dalam "Parasite" dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Teori ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana tanda-tanda, simbol, dan bahasa visual dalam film ini merangkum pesan moral yang kuat.
 
Dalam "Parasite," perbedaan antara Keluarga Kim dan Keluarga Park sangat jelas dan menciptakan tanda-tanda yang menggambarkan ketidaksetaraan sosial. Keluarga Kim tinggal di sebuah ruangan bawah tanah yang gelap dan sempit, yang kontras dengan rumah mewah Keluarga Park yang besar dan cerah. Ruangan bawah tanah Keluarga Kim tidak hanya menjadi tempat tinggal mereka, tetapi juga mewakili status sosial yang rendah. Tanda-tanda ini mengungkapkan bagaimana sistem kelas sosial yang kuat mempengaruhi kehidupan sehari-hari individu.
 
Selain itu, karakterisasi anggota keluarga Kim, seperti baju lusuh yang mereka kenakan, mengkomunikasikan status mereka secara visual. Ini adalah contoh bagaimana tanda-tanda dalam film digunakan untuk menyoroti ketidaksetaraan ekonomi yang ada dalam masyarakat. Dengan menggambarkan tanda-tanda ini dengan sangat jelas, film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang realitas ketidaksetaraan sosial yang ada di dunia nyata.
 
Simbolisme dalam "Parasite" memperdalam pemahaman kita tentang pesan moral film ini. Tangga, sebagai simbol pergerakan sosial, merupakan elemen yang terus-menerus muncul dalam cerita. Keluarga Kim mencoba untuk naik tangga menuju status sosial yang lebih tinggi dengan menyusup ke dalam kehidupan Keluarga Park. Namun, tangga juga berfungsi sebagai hambatan yang menghalangi mereka dalam perjalanan mereka. Simbolisme tangga menggambarkan bahwa meskipun seseorang mungkin berusaha untuk naik dalam strata sosial, masih ada hambatan kuat yang menghentikannya.
 
Hujan adalah simbol lain yang memiliki dampak penting dalam film ini. Hujan seringkali terjadi pada momen kunci dalam cerita, dan hal ini mengindikasikan perubahan dalam alur cerita. Hujan dapat diartikan sebagai pemurnian atau penciptaan kembali, tetapi juga sebagai peluang yang hilang. Simbolisme hujan memberikan makna lebih dalam pada cerita, mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali pentingnya perubahan sosial dalam masyarakat yang mengalami ketidaksetaraan.
 
Bahasa visual dalam "Parasite" memiliki peran kunci dalam menyampaikan pesan moral. Pemakaian warna dalam film ini sangat simbolis. Keluarga Kim seringkali mengenakan pakaian dengan warna yang lebih gelap dan kusam, menciptakan kontrast yang kuat dengan warna-warna cerah yang sering ditemui dalam rumah Keluarga Park. Ini menciptakan pemisahan visual yang jelas antara kedua keluarga, yang mencerminkan kesenjangan ekonomi yang ada.
 
Selain itu, tata letak kamera dan komposisi visual dalam film juga memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan moral. Misalnya, penempatan kamera yang rendah saat menunjukkan ruangan bawah tanah Keluarga Kim memperkuat perasaan penjara dan ketidaksetaraan yang mereka rasakan. Bahasa visual dalam film ini membantu penonton merasakan ketidaksetaraan sosial dan memahami pengaruhnya terhadap karakter.
 
Pesan moral yang paling kuat dalam "Parasite" adalah tentang ketidaksetaraan sosial. Film ini menggambarkan secara mendalam bagaimana ketidaksetaraan ekonomi menciptakan kesenjangan yang dalam antara kelas sosial. Tanda-tanda, simbolisme, dan bahasa visual semuanya digunakan untuk merinci ketidaksetaraan ini, mengundang penonton untuk merenungkan bagaimana realitas ini tercermin dalam masyarakat mereka sendiri.
 
Film ini mengajukan pertanyaan tentang sejauh mana seseorang bersedia pergi untuk mengatasi ketidaksetaraan ini. Keluarga Kim terlibat dalam serangkaian kebohongan dan manipulasi untuk mencapai tujuan mereka, yang menciptakan pertanyaan moral tentang apakah akhir yang mereka kejar sesuai dengan metodenya. Ini memicu refleksi tentang bagaimana masyarakat seringkali memaksa individu untuk mengambil tindakan ekstrim untuk bertahan dalam situasi ketidaksetaraan.
 
Keserakahan adalah tema lain yang mendalam dalam film ini. Keluarga Kim dan Keluarga Park sama-sama memiliki elemen keserakahan yang mendalam. Keluarga Kim ingin mengatasi situasi ekonomi mereka, sementara Keluarga Park ingin memuaskan kebutuhan mereka yang materi. Kedua keluarga ini menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat dengan tindakan-tindakan mereka yang mencerminkan keserakahan.
 
Selain itu, kebijakan yang dibuat oleh perusahaan dan pemerintah turut berperan dalam menciptakan ketidaksetaraan. Keluarga Kim terjebak dalam kondisi yang memaksa mereka untuk mengambil langkah-langkah ekstrem untuk bertahan. Film ini menyampaikan pesan tentang bagaimana sistem sosial dan ekonomi dapat mendorong individu untuk berperilaku dengan cara tertentu.
 
Kebohongan dan kepalsuan adalah tema yang tercermin dalam film ini. Keluarga Kim terlibat dalam serangkaian kebohongan untuk mendapatkan pekerjaan di rumah Keluarga Park. Mereka berpura-pura menjadi orang lain dan menciptakan jaringan kebohongan yang rumit. Ini menciptakan ketidakjujuran yang mendalam dalam hubungan antara kedua keluarga, dan film ini mengajukan pertanyaan tentang apakah kebohongan ini benar-benar memberi manfaat.
 
Kebohongan juga merujuk pada kepalsuan dalam masyarakat yang menciptakan ketidaksetaraan. Kebohongan masyarakat tentang status sosial dan ekonomi yang sebenarnya dapat mengaburkan realitas ketidaksetaraan yang ada.
 
Film "Parasite" adalah sebuah karya seni yang menggabungkan kompleksitas narasi dengan pesan moral yang dalam. Dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes, kita telah dapat mengungkapkan lapisan makna yang lebih dalam dalam film ini. Melalui analisis tanda-tanda, simbolisme, dan bahasa visual, kita telah memahami bagaimana film ini menggambarkan ketidaksetaraan sosial, keserakahan, dan kepalsuan dalam masyarakat. Pesan moral yang disampaikan oleh "Parasite" memiliki relevansi yang kuat dalam masyarakat kontemporer yang terus berjuang dengan masalah serupa. Karya seni seperti ini mendorong kita untuk merenungkan dan mempertimbangkan kembali nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang kita pegang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun