Mohon tunggu...
Naufal Tri Hutama
Naufal Tri Hutama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student in the History of Islamic Civilization program

Naufal Tri Hutama is a dedicated student in the History of Islamic Civilization program, currently in his seventh semester. He is passionate about exploring Islamic history and understanding the cultural and social structures that shaped it. His interests also include media and journalism (medpers), providing a unique perspective on historical events. Naufal is particularly focused on Sundanese culture for his portfolio in the Faculty of Adab and Humanities.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Tujuh Tahun, Konflik Global yang Mengubah Alur Sejarah

26 Juli 2024   11:00 Diperbarui: 26 Juli 2024   11:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Louisburg di Prancis pada 27 Juli 1758 (sumber: https://pin.it/9zuiKxrcu)

Perang Tujuh Tahun (1756-1763) adalah salah satu konflik terbesar dan paling signifikan dalam sejarah modern, melibatkan hampir semua kekuatan besar Eropa pada masa itu. Perang ini berlangsung di lima benua, termasuk Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Asia, menjadikannya salah satu perang pertama yang benar-benar global.

Latar belakang Perang Tujuh Tahun dimulai karena persaingan kolonial dan komersial antara kekuatan besar Eropa, terutama antara Inggris dan Prancis. Konflik ini memiliki akar dalam pertikaian sebelumnya seperti Perang Suksesi Austria (1740-1748), di mana keseimbangan kekuasaan di Eropa sudah sangat tegang. 

Di Amerika Utara, persaingan antara koloni Inggris dan Prancis semakin memanas. Inggris berusaha untuk memperluas wilayah kolonial mereka ke arah barat, yang berbenturan dengan kepentingan Prancis yang telah menguasai wilayah besar di Kanada dan sepanjang Sungai Mississippi.

Perang ini melihat pembentukan dua aliansi besar. Di satu sisi, ada Prancis, Austria, Rusia, Spanyol, dan beberapa negara Jerman lainnya. Di sisi lain, Inggris bergabung dengan Prusia, Portugal, dan beberapa negara kecil lainnya. Inggris fokus pada memperluas dan melindungi kekaisaran kolonialnya, terutama di Amerika Utara dan India. 

Prancis berusaha mempertahankan kekaisaran kolonialnya dan mengurangi dominasi Inggris di Eropa dan dunia. Prusia, di bawah Frederick the Great, ingin memperluas kekuasaannya di Eropa Tengah, khususnya di wilayah Silesia yang diperebutkan dengan Austria. Austria bertujuan untuk merebut kembali Silesia dari Prusia.

Di Amerika Utara, Perang Tujuh Tahun dikenal sebagai Perang Prancis dan Indian (1754-1763). Konflik ini dimulai lebih awal daripada perang di Eropa dan terutama melibatkan Inggris dan koloni Prancis, serta sekutu penduduk asli Amerika mereka. 

Inggris akhirnya menang setelah serangkaian kemenangan penting, seperti Pertempuran Quebec pada tahun 1759, yang mengakibatkan jatuhnya kota Quebec ke tangan Inggris.

Di Eropa, perang ini ditandai dengan beberapa kampanye militer besar. Prusia, meskipun dikelilingi oleh musuh, mampu bertahan dan bahkan meraih beberapa kemenangan penting. Frederick the Great dari Prusia menunjukkan keterampilan militer yang luar biasa dalam pertempuran seperti di Rossbach dan Leuthen. Namun, Prusia juga menghadapi kesulitan besar dan hampir kalah beberapa kali.

Di India, Perang Tujuh Tahun melibatkan Inggris dan Prancis yang berjuang untuk menguasai subkontinen tersebut. Pertempuran penting seperti Pertempuran Plassey pada tahun 1757 membantu Inggris mengukuhkan kekuasaan mereka di Bengal, yang menjadi titik awal bagi dominasi Inggris di India.

Perang Tujuh Tahun berakhir dengan penandatanganan beberapa perjanjian damai, yang paling penting adalah Perjanjian Paris pada tahun 1763. Perjanjian ini memiliki dampak yang signifikan. Inggris menerima Kanada dari Prancis, Florida dari Spanyol, dan berbagai wilayah lain di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun