Revolusi Amerika #1: Latar Belakang dan Penyebab Revolusi, dari Pajak Tinggi Hingga Seruan Kemerdekaan

Revolusi Amerika, salah satu peristiwa paling bersejarah di dunia, bukan sekadar pemberontakan biasa. Ini adalah perjuangan epik oleh koloni-koloni Amerika untuk mendapatkan kebebasan dari pemerintahan Inggris yang menindas. 

Peristiwa ini berlangsung pada akhir abad ke-18 dan menandai kelahiran Amerika Serikat sebagai negara merdeka. Latar belakang dan penyebab terjadinya Revolusi Amerika begitu kompleks dan melibatkan banyak faktor politik, ekonomi, dan sosial.

London Company dan Awal Mula Koloni

Segala sesuatunya bermula ketika London Company mendirikan pos dagang pertama di Jamestown pada tahun 1607. Pos dagang ini, bersama dengan pos-pos lain seperti Plymouth Company di New England, beroperasi dengan izin penuh dari Raja Inggris.

Pemerintahan lokal ini diberi hak untuk mengontrol gubernur koloni dan menetapkan pajak melalui wakil-wakil koloni dalam dewan legislatif. Penduduk koloni sudah terbiasa dengan kontrol lokal ini, sehingga mereka mulai merasa memiliki tradisi sebagai orang merdeka.

Setelah Perang Tujuh Tahun (1756-1763), Inggris mengalami kesulitan keuangan yang besar. Utang Inggris mencapai 130 juta pound sterling, dengan bunga tahunan sebesar 4 juta pound sterling. Untuk menutupi utang ini, pemerintah Inggris memberlakukan berbagai undang-undang perdagangan dan pajak yang memberatkan koloni di Amerika. Baca Perang Tujuh Tahun, Konflik Global yang Mengubah Alur Sejarah

Penyebab Terjadinya Revolusi Amerika

1. Pajak Tanpa Representasi
Salah satu penyebab utama Revolusi Amerika adalah kebijakan pajak tanpa representasi. Inggris memberlakukan pajak pada koloni-koloni Amerika tanpa memberikan mereka perwakilan di parlemen Inggris. Kebijakan ini dianggap sangat tidak adil oleh penduduk koloni, yang merasa bahwa mereka tidak seharusnya membayar pajak kepada pemerintah yang tidak memberikan mereka suara .

2. Peraturan Perdagangan dan Undang-Undang Stempel
Inggris juga memberlakukan berbagai peraturan perdagangan yang sangat membatasi kebebasan ekonomi koloni-koloni Amerika. Salah satu yang paling kontroversial adalah Undang-Undang Stempel (Stamp Act) pada tahun 1765, yang mengenakan pajak pada berbagai dokumen resmi dan publikasi. 

Kebijakan ini memicu protes besar-besaran dari para pemimpin koloni, yang merasa bahwa Inggris tidak berhak memerintah mereka tanpa persetujuan mereka sendiri .

3. Kekuasaan Gubernur Inggris dan Larangan Berkumpul
Selain pajak yang memberatkan, pemerintah Inggris juga memberlakukan kekuasaan yang lebih besar kepada gubernur-gubernur Inggris di koloni Amerika dan melarang penduduk koloni untuk berkumpul dan berdiskusi tentang pemerintahan. Tindakan ini semakin memperburuk ketegangan antara koloni dan pemerintah Inggris.

4. Pengaruh Buku "Common Sense" oleh Thomas Paine
Buku "Common Sense" karya Thomas Paine mempunyai peran penting dalam membangkitkan semangat kemerdekaan di kalangan koloni. Buku ini mengkritik keras monarki Inggris dan mendukung kemerdekaan Amerika.